Ratusan karyawan PT Unisem, Lot Beringin kawasan Industri Batamindo Mukakuning, mogok kerja, Selasa (24/1) pagi.
Mereka menuntut upah sundulan sesuai upah minimum kota (UMK) Batam 2012 yang sudah diputuskan Gubernur Kepri.
Ketua FSPMI PUK PT Unisem Zasri Mulyadi, mengatakan, sebelumnya karyawan sudah menempuh jalur perundangan sebanyak tiga kali, tapi belum ada keputusan pihak manajemen perusahaan. Karyawan meminta agar upah sundulan disesuaikan dengan jabatan masing-masing karyawan di sana.
Upah sundulan ini diusulkan sebesar Rp222 ribu dari selisih UMK 2011 sebesar Rp1.180.000 dan UMK 2012 sebesar Rp1.402.000. Usulan itu sesuai kesepakatan akhir tiga serikat pekerja di perusahaan itu.
”Intinya karyawan ingin upah sundulan ditetapkan secara merata sesuai jabatan. Tapi sudah tiga kali kami layangkan surat perundingan, manajemen belum menanggapi,” ujar Koordinator Garda Metal FPSMI Batam Suprapto.
Mogok kerja itu direspon Dinas Tenaga Kerja. Kadisnaker Batam Rudi Sakyakirti, mengajak perwakilan pekerja berunding dengan pihak manajemen. Namun, hingga pukul 14.00 WIB belum ada kesepakatan. ”Belum ada keputusan. Rp222 ribu itu harga mati,” ujar Suprapto.
Karyawan PT Unisem sendiri bersikeras meminta tuntutan itu direalisasikan. Jika tidak, aksi mogok kerja total akan dilanjutkan hingga 27 Januari.
Hingga kemarin siang, aksi mogok kerja PT Unisem kian memanas karena puluhan PUK PT Servo, Sanyo, Sanwa dan PT Varta juga hadir memberi dukungan. Mereka datang membawa spanduk mendukung aksi karyawan PT Unisem.
”Semua buruh bernasib sama. Apa yang diperjuangkan rekan-rekan di PT Unisem kami juga ikut berjuang. Ini demi kepentingan kaum buruh. Hidup buruh,” teriak pekerja.
Meski sedikit memanas, namun aksi tersebut berlangsung damai, karena dijaga ketat puluhan polisi. ***
Mereka menuntut upah sundulan sesuai upah minimum kota (UMK) Batam 2012 yang sudah diputuskan Gubernur Kepri.
Ketua FSPMI PUK PT Unisem Zasri Mulyadi, mengatakan, sebelumnya karyawan sudah menempuh jalur perundangan sebanyak tiga kali, tapi belum ada keputusan pihak manajemen perusahaan. Karyawan meminta agar upah sundulan disesuaikan dengan jabatan masing-masing karyawan di sana.
Upah sundulan ini diusulkan sebesar Rp222 ribu dari selisih UMK 2011 sebesar Rp1.180.000 dan UMK 2012 sebesar Rp1.402.000. Usulan itu sesuai kesepakatan akhir tiga serikat pekerja di perusahaan itu.
”Intinya karyawan ingin upah sundulan ditetapkan secara merata sesuai jabatan. Tapi sudah tiga kali kami layangkan surat perundingan, manajemen belum menanggapi,” ujar Koordinator Garda Metal FPSMI Batam Suprapto.
Mogok kerja itu direspon Dinas Tenaga Kerja. Kadisnaker Batam Rudi Sakyakirti, mengajak perwakilan pekerja berunding dengan pihak manajemen. Namun, hingga pukul 14.00 WIB belum ada kesepakatan. ”Belum ada keputusan. Rp222 ribu itu harga mati,” ujar Suprapto.
Karyawan PT Unisem sendiri bersikeras meminta tuntutan itu direalisasikan. Jika tidak, aksi mogok kerja total akan dilanjutkan hingga 27 Januari.
Hingga kemarin siang, aksi mogok kerja PT Unisem kian memanas karena puluhan PUK PT Servo, Sanyo, Sanwa dan PT Varta juga hadir memberi dukungan. Mereka datang membawa spanduk mendukung aksi karyawan PT Unisem.
”Semua buruh bernasib sama. Apa yang diperjuangkan rekan-rekan di PT Unisem kami juga ikut berjuang. Ini demi kepentingan kaum buruh. Hidup buruh,” teriak pekerja.
Meski sedikit memanas, namun aksi tersebut berlangsung damai, karena dijaga ketat puluhan polisi. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar