Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 12 Januari 2012

Tiga PMA Hengkang

BATAM CENTRE- Badan Pengusahaan (BP) Batam mencatat selama 2011, tiga perusahaan penanam modal asing (PMA) hengkang dari Batam. Ketiga perusahaan itu yakni perusahan Jepang, PT FMC yang bergerak di bidang kabel, elektronik di Kabil. Selanjutnya perusahaan Singapura, PT Pro Duo Mandiri, yang bergerak dibidang pembuatan kulit di Batuampar dan PT Asia Tech Entity perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang Jasa Konstruksi. Direktur Humas dan Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSP) BP Batam, Dwi Joko Wiwoho mengatakan, izin penanaman modal dicabut karena selain tidak adanya orderan, juga ketatnya persaingan.

"Untuk perusahaan Jasa konstruksi kita tau sendirilah, kalau perusahaan dalam negeri lebih handal," katanya, Rabu (11/1).

Sementara PT Exas yang kabarnya akan berhenti beroperasi, kata Joko, itu tidak benar. "Memang benar ada pengurangan karyawan di perusahaan tersebut, namun bukan berarti dia akan berhenti beroperasi. Saat kita tanyakan ke perusahaan bersangkutan, informasi itu tidak benar. Informasi berkembang dari mulut karyawan yang telah diberhentikan, padahal pihak manajemen tidak pernah mengungkapkan keinginan tersebut,"katanya.

Pengurangan karyawan di PT Exas kata Joko karena adanya pengurangan produksi, yang disebabkan akan digantinya peralatan dan teknologi baru di perusahaan tersebut.  "Kan perlu waktu dalam pengoperasiannya, jika nanti normal kembali, maka penambahan karyawan pasti akan dilakukan,"terangnya.

91 Perusahaan
Meski tiga perusahaan yang hengkang, namun minat  minat perusahaan asing dalam menanamkan modalnya di Batam terus bertambah.

Joko mengatakan, jumlah investasi Penanaman Modal Asing (PMA) selama 2011 mencapai US$105 Juta atau Rp945 M dari 91 perusahaan. Sementara jumlah perusahaan yang mengajukan aplikasi selama tahun 2011 sebanyak 102 perusahaan dengan nilai US$141 juta atau Rp1.269 M.

Ia menyatakan, dari 91 perusahaan tersebut, perusahaan manufaktur masih mendominasi PMA yang masuk ke Batam. Jumlahnya 35 perusahaan dengan nilai investasi US$34 juta atau Rp306 M, perkapalan atau marine sebanyak 23 perusahaan dengan jumlah investasi US$17,5 juta (Rp157,5 M), developer seperti hotel dan konsultan sebanyak empat perusahaan dengan nilai investasi US$30 juta (Rp270 M) dan perdagangan dan jasa terdapat 29 perusahaan dengan nilai investasi US$22,7 juta (Rp204,3 M).

Dari 91 perusahaan tersebut sebenarnya sudah sudah ada yang mendapat Izin Usaha Tetap (IUT) dari aplikasi 2009 dan 2010, hanya baru terealisasi pada tahun 2011. Dengan resapan tenaga kerja mencapai 5.000 orang.

"Namun saat ini, baru terserap sekitar 50 persen. Selanjutnya, pada tahun ini juga terdapat 24 perusahaan yang mengadakan perluasan dengan total investasi USD81,9 juta (Rp737,1 M)," ujar Joko.

Ia mengatakan, Batam masih menjadi magnet bagi investor asing untuk menanamkan modalnya. Dengan melihat kondisi yang masih relatif aman, dengan gaji buruh yang kompetitif sehingga memilki daya tarik tersendiri. "Jika dibandingkan dengan negara lain, kita tetap diperhitungkan," katanya.

Selanjutnya di tahun yang sama juga terdapat 102 perusahaan yang baru teraplikasi dengan jumlah investasi USD141 juta (Rp1.269 M). Kata, Djoko, dalam dua tahun terakhir perusahaan manufaktur masih menjadi trend berinvestasi di Batam, Jika dilihat pada tahun 2010 dari 58 perusahaan PMA, perusahaan manufaktur sebanyak 29 perusahaan dengan jumlah investasi USD54 juta (Rp486 M).

"Pada 2011 ini, perusahaan Developer meski hanya empat perusahaan yang baru masuk, namun nilai investasi yang mereka miliki cukup tinggi, yang mencapai USD30 juta, meski nilai tersebut tidak diinvestasikan sekaligus. Hal yang berbeda ditahun 2010, perusahaan Developer, tidak ada yang masuk di Batam," katanya. (cw56)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar