Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Selasa, 10 Januari 2012

Kawasan Batamindo Mulai Kurang Diminati

MUKA KUNING -- Sempat menjadi primadona bagi para pengusaha dan pekerja, saat ini Kawasan Industri Batamindo mulai kurang diminati. Kawasan seluas 320 hektar ini, dulu bisa dikatakan sebagai incaran perusahaan-perusahaan besar berkelas dunia. Seperti Philips, Sony Chemicals Indonesia, Sanyo, Panasonic, Astra, Casio dan perusahaan PMA lainnya. Saat ini, satu per satu perusahaan besar tersebut mulai beralih, hengkang ke kawasan industri lain yang ada di Batam, baik diluar Batamindo ataupun ke kawasan industri negara tetangga. Sebagian juga menutup operasional perusahaan dengan alasan tidak ada lagi order produksi, kalah bersaing dengan perusahaan yang memproduksi produk sejenis, sahamnya dikuasai oleh perusahaan lain ataupun sebab lainnya.
PT Philips Industries Batam, perusahaan yang termasuk pertama kali beroperasi sejak KIB mulai dibuka di tahun 1990-an, kini beralih ke kawasan Panbil Batam Industrial Estate. Belum diketahui apa alasan perusahaan kelas dunia ini hengkang dari kawasan yang telah belasan tahun ditempatinya tersebut.

"Sudah sekitar 2 tahun lalu PT Philips pindah ke kawasan industri Panbil. Padahal PT Philips termasuk perusahaan pertama yang ada di kawasan Batamindo, nggak tahu apa penyebabnya," ujar Andra, salah seorang pengurus SPSI Muka Kuning, Batam.

Selain PT Philips Industries Batam, juga terdapat beberapa perusahaan lain yang hengkang dari Kawasan Batamindo ke kawasan Panbil Batam Industrial Estate. Diantaranya PT Beyonics Manufacturing, PT TEAC Electronic Indonesia dan PT Shimano Department pancing.

Selain ke kawasan Panbil Batam Industrial Estate, terdapat juga beberapa perusahaan di kawasan industri Batamindo yang hengkang ke kawasan industri lain. Diantaranya PT Sincom Panasonic dan MKPI Panasonic yang pindah ke kawasan industri di Batam Centre. Sedangkan PT Maruwa memilih pindah ke kawasan Bintang Industri Tanjung Uncang.

Sementara itu, juga terdapat beberapa perusahaan di Kawasan Industri Batamindo yang telah menutup operasional perusahaannya. Diantaranya PT Exas, PT BJ Industries, PT Kyocera, PT Panasonic Battery Batam, PT Toyocom, PT Casio Electronics Indonesia yang sebelumnya bernama PT Asahi, PT Kumagaya Precision Motor Batam dan beberapa perusahaan lainnya.

Disamping itu, juga terdapat beberapa perusahaan yang berganti nama ataupun perubahan kepemilikan saham. Seperti PT Sony Chemicals Indonesia yang berganti nama ke Venturindo Jaya Batam (VJB), PT Evok Rifa Indonesia yang berganti nama menjadi PT Kemet, Thomson dan NXP yang menjadi perusahaan joint venture menjadi PT Nutune dan lainnya. Sedangkan 3 perusahaan baru yang masuk kawasan industri Batamindo, diantaranya PT Rafala, PT TNC dan PT Intrikon.

Hengkang dan berhenti beroperasinya perusahaan yang ada di Kawasan Industri Batamindo ini juga diiringi dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawannya. Ribuan karyawan menjadi pengangguran baru dan berebut lapangan kerja dengan para pencari kerja yang terus datang setiap waktu.

Bagi yang memiliki gelar pendidikan tinggi dan usianya masih muda tentunya tak masalah. Masih ada harapan untuk dapat pekerjaan baru. Namun bagi yang hanya tamatan pendidikan sekolah menengah dengan usia yang sudah mendekati kurang produktif, tentunya akan menjadi persoalan tersendiri.

Kawasan hunian (dormitory) yang ada di dalam kawasan industri Batamindo pun semakin sepi. Beberapa blok seperti blok I, J, K, L dan M sudah tidak ada lagi bangunannya, tinggal rumput dan pepohonan saja.

Dormitory di blok A, B, C, D dan E, akan segera menyusul. Informasinya, seluruh penghuni akan segera dipindahkan ke dormitory tingkat, seperti di blok N, P, Q ataupun blok R.

"Ada sekitar 30 sampai 40 persen dormitory yang tidak terhuni. Bahkan yang di blok F sudah bisa disewa oleh orang di luar kawasan industri Batamindo," ungkap salah seorang pengurus dormitory. (wan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar