Batam
dan Kepri secara umum. Sektor maritim akan menjadi salah satu sumber
pendapatan daerah yang baru tahun 2012 ini jika dikelola dengan baik.
Dengan tingkat inflasi pada 2011 sebesar 3,76 persen dari target sebesar 5 plus minus 1 persen, maka memasuki 2012 Bank Indonesia wilayah Batam akan makin serius mendorong para pemangku kepentingan, baik pemerintah atau kalangan terkait, agar sektor maritim menjadi sarana peningkatan pendapatan masyarakat.
Pemimpin Bank Indonesia (BI) Batam, Elang Tri Praptomo, mengatakan sangat menyayangkan jika saat ini pengelolaan sektor maritim belum serius dilakukan pemerintah. Padahal, dengan wilayah Batam yang dominan lautan menjadikan sektor tersebut memiliki potensi sangat besar untuk menjadi salah satu sektor andalan selain industri.
“Sumbernya di Batam banyak, tinggal mau tidaknya pemerintah kota maupun provinsi memperhatikan hal tersebut,” ujarnya di kantornya, Selasa (3/1).
Ia juga mengingatkan pentingnya aturan yang dikeluarkan tidak tumpang tindih atau malah memberatkan pelaku usaha. Jika aturan yang dibuat tumpang tindih dengan aturan sebelumnya, tentu potensi tersebut semakin jauh dari pengelolaan maksimal.
“Sangat sayang jika tidak mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya laut yang dimilikinya sebagai andalan pendapatan daerah,” ungkapnya.
Selain itu, kata Elang, potensi kelautan yang dimiliki Batam maupun Kepri secara umum harus bisa menjadi sumber utama generator pertumbuhan ekonomi, dan sumber perolehan devisa. Ia juga menambahkan, pemerintah harus memberikan manfaat kepada seluruh warganya bukan sebaliknya.
“Sektor maritim bisa dijadikan sumber penyediaan bahan pangan yang sehat dan bergizi, serta pengembangan industri dan bisnis berbasis kelautan,” katanya.
Menurut Elang, dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan ini juga harus mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing. Pemerintah juga harus cepat mengambil peran dengan membuka serta memperluas akses pasar lokal maupun pasar internasional.
“Sekali lagi itu soal aturan, jika pemerintah serius BI siap ikut untuk mendorong sektor maritim ini menjadi sektor pendapatan utama,” katanya.
Target 100 PMA
Badan Pengusahaan (BP) Batam menargetkan 100 penanaman modal asing (PMA) masuk ke kawasan perdagangan bebas Batam, sepanjang tahun 2012 ini. Kawasan Asia masih menjadi target utama dari BP Batam.
“Tahun 2012 kami targetkan 100 PMA baru, terutama dari kawasan Asia,” kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Hubungan Masyarakat (PTSP dan Humas) BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, Selasa (3/1).
Djoko menjelaskan, saat ini prospek investasi dari kawasan Asia lebih bagus dibandingkan dengan kawasan Amerika dan negara-negara Eropa. Sebab wilayah Eropa dan Amerika saat ini sedang dilanda krisis keuangan.
Untuk itu, BP Batam juga lebih banyak berpromosi ke kawasan Asia ketimbang ke Eropa dan Amerika. Beberapa negara Asia yang yang telah didatangi BP Batam untuk promosi antara lain China, Korea, Jepang, Rusia, Taiwan, serta beberapa negara kawasan Asia lainnya.
“Pada 2011, negara Asia juga mendominasi penanaman modal di Batam,” kata Djoko.
Dia menambahkan, jumlah penanaman modal asing di Batam sepanjang Januari hingga November 2011 sebanyak 110 perusahaan dengan nilai investasi mencapai 199 miliar dollar Amerika Serikat. Jika dilihat sejak 1971 hingga Juni 2011, jumlah PMA di batam mencapai 1.488 perusahaan dengan nilai investasi 5.981.564.391 dollar AS.
Djoko merinci, Singapura masih mendominasi investasi di Batam. Disusul beberapa negara lain, seperti India, Malaysia, Inggris, Italia, Australia, Austria, British Virgin Island, Hongkong, Mauritius, Taiwan, China dan Swiss. (par/nal)
Industri galangan kapal (shipyard) dan industri pendukungnya masih akan menjadi primadona yang akan menggerakkan ekonomi Dengan tingkat inflasi pada 2011 sebesar 3,76 persen dari target sebesar 5 plus minus 1 persen, maka memasuki 2012 Bank Indonesia wilayah Batam akan makin serius mendorong para pemangku kepentingan, baik pemerintah atau kalangan terkait, agar sektor maritim menjadi sarana peningkatan pendapatan masyarakat.
Pemimpin Bank Indonesia (BI) Batam, Elang Tri Praptomo, mengatakan sangat menyayangkan jika saat ini pengelolaan sektor maritim belum serius dilakukan pemerintah. Padahal, dengan wilayah Batam yang dominan lautan menjadikan sektor tersebut memiliki potensi sangat besar untuk menjadi salah satu sektor andalan selain industri.
“Sumbernya di Batam banyak, tinggal mau tidaknya pemerintah kota maupun provinsi memperhatikan hal tersebut,” ujarnya di kantornya, Selasa (3/1).
Ia juga mengingatkan pentingnya aturan yang dikeluarkan tidak tumpang tindih atau malah memberatkan pelaku usaha. Jika aturan yang dibuat tumpang tindih dengan aturan sebelumnya, tentu potensi tersebut semakin jauh dari pengelolaan maksimal.
“Sangat sayang jika tidak mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya laut yang dimilikinya sebagai andalan pendapatan daerah,” ungkapnya.
Selain itu, kata Elang, potensi kelautan yang dimiliki Batam maupun Kepri secara umum harus bisa menjadi sumber utama generator pertumbuhan ekonomi, dan sumber perolehan devisa. Ia juga menambahkan, pemerintah harus memberikan manfaat kepada seluruh warganya bukan sebaliknya.
“Sektor maritim bisa dijadikan sumber penyediaan bahan pangan yang sehat dan bergizi, serta pengembangan industri dan bisnis berbasis kelautan,” katanya.
Menurut Elang, dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan ini juga harus mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing. Pemerintah juga harus cepat mengambil peran dengan membuka serta memperluas akses pasar lokal maupun pasar internasional.
“Sekali lagi itu soal aturan, jika pemerintah serius BI siap ikut untuk mendorong sektor maritim ini menjadi sektor pendapatan utama,” katanya.
Target 100 PMA
Badan Pengusahaan (BP) Batam menargetkan 100 penanaman modal asing (PMA) masuk ke kawasan perdagangan bebas Batam, sepanjang tahun 2012 ini. Kawasan Asia masih menjadi target utama dari BP Batam.
“Tahun 2012 kami targetkan 100 PMA baru, terutama dari kawasan Asia,” kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Hubungan Masyarakat (PTSP dan Humas) BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, Selasa (3/1).
Djoko menjelaskan, saat ini prospek investasi dari kawasan Asia lebih bagus dibandingkan dengan kawasan Amerika dan negara-negara Eropa. Sebab wilayah Eropa dan Amerika saat ini sedang dilanda krisis keuangan.
Untuk itu, BP Batam juga lebih banyak berpromosi ke kawasan Asia ketimbang ke Eropa dan Amerika. Beberapa negara Asia yang yang telah didatangi BP Batam untuk promosi antara lain China, Korea, Jepang, Rusia, Taiwan, serta beberapa negara kawasan Asia lainnya.
“Pada 2011, negara Asia juga mendominasi penanaman modal di Batam,” kata Djoko.
Dia menambahkan, jumlah penanaman modal asing di Batam sepanjang Januari hingga November 2011 sebanyak 110 perusahaan dengan nilai investasi mencapai 199 miliar dollar Amerika Serikat. Jika dilihat sejak 1971 hingga Juni 2011, jumlah PMA di batam mencapai 1.488 perusahaan dengan nilai investasi 5.981.564.391 dollar AS.
Djoko merinci, Singapura masih mendominasi investasi di Batam. Disusul beberapa negara lain, seperti India, Malaysia, Inggris, Italia, Australia, Austria, British Virgin Island, Hongkong, Mauritius, Taiwan, China dan Swiss. (par/nal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar