05 Jan 2012 (Sumber : Media Indonesia Nasional)
INDONESIA beruntung karena dipilih sebagai salah satu tujuan
investasi yang menarik dan aman di tengah perlambatan ekonomi, tetapi
masih banyak permasalahan yang dapat mengurangi daya tarik investasi
seperti masalah birokrasi, korupsi, dan kekurangan infrastruktur.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Prasetyono Widjojo mengemukakan itu di Jakarta, kemarin.
Ia khawatir investasi dapat menurun dengan kebijakanyang tidak kondusifbagi investor. Untuk meningkatkan daya saing investasi Indonesia, pemerintah antara lain dituntut menyederhanakan prosedur perizinan investasi dan menyediakan infrastruktur yang memadai.
"Kebijakan lainnya yang dirasakan akan mendorong peningkatan investasi adalah kebijakan tarif pajak seperti tax holiday (pembebasan pajak) yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing investasi di Indonesia," ujar Prasetyono.
Beberapa hal lain, menurutdia, juga masih menjadi pekerjaan rumah untuk mencegah sektor finansial terjerembab ke dalam krisis. Legitimasi hukum jaring pengaman sistem keuangan (JPSK), koordinasi protokol manajemen krisis, dan penguatan kerja sama regional diharapkan mampu menangkal dampak lanjutan krisis Eropa.
Bank Indonesia mencatat cadangan devisa per akhir tahun menyusut lagi sebesar US$1,18 miliar dari posisi sebelumnya, menjadi US$110,12 miliar dari US$111,3 miliar.
Meski demikian, cadangan-devisa tersebut diprediksi akan bertambah tahun ini seiring dengan surplus neraca pembayaran dari dana yang masuk pascapenaikan peringkat utang Indonesia ke kelompok investment grade oleh Fitch Ratings.
Cadangan devisa terus tergerus setiap bulan akibat gejolak nilai tukar rupiah yang terkena imbas kondisi perekonomian global. Penurunan terbesar tahun lalu terjadi pada Agustus ke September. Ketika itu, cadangan devisa tergerus hingga US$10 miliar. (ML/GA/E-1)
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Prasetyono Widjojo mengemukakan itu di Jakarta, kemarin.
Ia khawatir investasi dapat menurun dengan kebijakanyang tidak kondusifbagi investor. Untuk meningkatkan daya saing investasi Indonesia, pemerintah antara lain dituntut menyederhanakan prosedur perizinan investasi dan menyediakan infrastruktur yang memadai.
"Kebijakan lainnya yang dirasakan akan mendorong peningkatan investasi adalah kebijakan tarif pajak seperti tax holiday (pembebasan pajak) yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing investasi di Indonesia," ujar Prasetyono.
Beberapa hal lain, menurutdia, juga masih menjadi pekerjaan rumah untuk mencegah sektor finansial terjerembab ke dalam krisis. Legitimasi hukum jaring pengaman sistem keuangan (JPSK), koordinasi protokol manajemen krisis, dan penguatan kerja sama regional diharapkan mampu menangkal dampak lanjutan krisis Eropa.
Bank Indonesia mencatat cadangan devisa per akhir tahun menyusut lagi sebesar US$1,18 miliar dari posisi sebelumnya, menjadi US$110,12 miliar dari US$111,3 miliar.
Meski demikian, cadangan-devisa tersebut diprediksi akan bertambah tahun ini seiring dengan surplus neraca pembayaran dari dana yang masuk pascapenaikan peringkat utang Indonesia ke kelompok investment grade oleh Fitch Ratings.
Cadangan devisa terus tergerus setiap bulan akibat gejolak nilai tukar rupiah yang terkena imbas kondisi perekonomian global. Penurunan terbesar tahun lalu terjadi pada Agustus ke September. Ketika itu, cadangan devisa tergerus hingga US$10 miliar. (ML/GA/E-1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar