Batam masih tetap jadi tujuan investasi. Terbukti, investor asal China juga berminat menjajaki peluang investasi dan pemasaran
produk di Batam. Selasa, (17/1) Richer Asia Co Limited, investor asal
China berkunjung ke Batam guna melihat langsung peluang investasi itu.
”Richer Asia Co Limited adalah perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya, factory, manufacturing, raw material.
Kami ingin menjajaki kemungkinan investasi dan pemasaran produk di sini. Kami dibantu Pak Rahman Usman (Direktur Eksekutif Kadin Kepri Rahman Usman, red),” kata Coco Zhang dari Richer Asia Co Limited didampingi Direktur Eksekutif Kadin Kepri Rahman Usman, Selasa (17/1) sore.
Selain Coco, hadir juga Dr Charlie Chan CPA, DBA, AFCA dari Asia Pacific SME Council yang berkedudukan di Hongkong, dan Zhang Shu Yan dari Wa Kyo Kai dan Mr Tan Kee Boon dari A+1 Consultancy yang berkedudukan di Singapura.
Coco menambahkan, Richer Asia Co Limited merupakan perusahaan yang konsentrasi di China dan telah teregistrasi di Hongkong. ”Kita memiliki banyak produk dan sumber daya seperti logistic chain, peralatan listrik, solar power generator, mesin-mesin, lampu, dan produk marine.
”Perusahaan kami menyediakan layanan satu atap bagi pelanggan di China maupun Indonesia. Kami juga menawarkan produk, logistik dan konsultan,” paparnya.
Secara khusus, Coco yang mengaku baru pertama kali datang ke Batam berminat menjajaki peluang investasi dan pemasaran produk di Batam. Potensi penduduk Batam yang cukup besar dan letak strategis dengan Singapura faktor signifikan yang mempengaruhi rencana mereka. ”Kami lihat kawasan industri, Rempang Galang dan industri shipyard di Batam,” paparnya.
Selain Batam, investor China itu juga cukup tertarik dengan peluang investasi di Jambi. ”Kami akan melihat peluang di bidang perkebunan dan proyek investasi lain yang mungkin bisa digarap,” paparnya.
Selain peluang investasi, investor China itu juga serius menggarap Batam sebagai pasar bagi produk mereka. Bahkan, Coco mengaku siap menyuplai produk yang dihasilkan perusahaan tersebut ke Batam.
”Kami juga berdialog dengan Chamber of Commerce (Kadin), karena Indonesia merupakan pasar besar untuk produk kami. Perusahaan kami juga menawarkan produk ke pengusaha dan pemerintah Indonesia. Meski kami belum punya partner saat ini, tapi kami optimis akan menemukan partner yang tepat,” paparnya.
Rahman mengungkapkan bahwa small medium enterprises (SME) di China berkembang sangat pesat. ”Di sana SME itu punya cluster, tapi di Batam belum. Selama ini SME di Batam tidak berada di satu cluster, sebaliknya berpencar,” paparnya
Belum adanya cluster SME, tambah Rahman cukup menyulitkan pembinaan terhadap mereka. ”Kalau saja SME punya cluster maka pembinaan lebih mudah, dan pemerintah bisa mengembangkan SME menjadi kekuatan ekonomi menopang industri yang ada,” pungkasnya. ***
”Richer Asia Co Limited adalah perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya, factory, manufacturing, raw material.
Kami ingin menjajaki kemungkinan investasi dan pemasaran produk di sini. Kami dibantu Pak Rahman Usman (Direktur Eksekutif Kadin Kepri Rahman Usman, red),” kata Coco Zhang dari Richer Asia Co Limited didampingi Direktur Eksekutif Kadin Kepri Rahman Usman, Selasa (17/1) sore.
Selain Coco, hadir juga Dr Charlie Chan CPA, DBA, AFCA dari Asia Pacific SME Council yang berkedudukan di Hongkong, dan Zhang Shu Yan dari Wa Kyo Kai dan Mr Tan Kee Boon dari A+1 Consultancy yang berkedudukan di Singapura.
Coco menambahkan, Richer Asia Co Limited merupakan perusahaan yang konsentrasi di China dan telah teregistrasi di Hongkong. ”Kita memiliki banyak produk dan sumber daya seperti logistic chain, peralatan listrik, solar power generator, mesin-mesin, lampu, dan produk marine.
”Perusahaan kami menyediakan layanan satu atap bagi pelanggan di China maupun Indonesia. Kami juga menawarkan produk, logistik dan konsultan,” paparnya.
Secara khusus, Coco yang mengaku baru pertama kali datang ke Batam berminat menjajaki peluang investasi dan pemasaran produk di Batam. Potensi penduduk Batam yang cukup besar dan letak strategis dengan Singapura faktor signifikan yang mempengaruhi rencana mereka. ”Kami lihat kawasan industri, Rempang Galang dan industri shipyard di Batam,” paparnya.
Selain Batam, investor China itu juga cukup tertarik dengan peluang investasi di Jambi. ”Kami akan melihat peluang di bidang perkebunan dan proyek investasi lain yang mungkin bisa digarap,” paparnya.
Selain peluang investasi, investor China itu juga serius menggarap Batam sebagai pasar bagi produk mereka. Bahkan, Coco mengaku siap menyuplai produk yang dihasilkan perusahaan tersebut ke Batam.
”Kami juga berdialog dengan Chamber of Commerce (Kadin), karena Indonesia merupakan pasar besar untuk produk kami. Perusahaan kami juga menawarkan produk ke pengusaha dan pemerintah Indonesia. Meski kami belum punya partner saat ini, tapi kami optimis akan menemukan partner yang tepat,” paparnya.
Rahman mengungkapkan bahwa small medium enterprises (SME) di China berkembang sangat pesat. ”Di sana SME itu punya cluster, tapi di Batam belum. Selama ini SME di Batam tidak berada di satu cluster, sebaliknya berpencar,” paparnya
Belum adanya cluster SME, tambah Rahman cukup menyulitkan pembinaan terhadap mereka. ”Kalau saja SME punya cluster maka pembinaan lebih mudah, dan pemerintah bisa mengembangkan SME menjadi kekuatan ekonomi menopang industri yang ada,” pungkasnya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar