Oleh: Larno/Editor Rusdianto
Batam (ANTARA Kepri) - Badan Pengusahaan Batam memerlukan anggaran
sekitar Rp3 triliun untuk mengembangkan Pulau Tanjung Sauh menjadi
pelabuhan peti kemas penunjang status Batam sebagai daerah perdagangan
bebas.
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho di Batam, Senin mengatakan, Tanjung Sauh dijadikan alternatif pembangunan Pelabuhan Batuampar yang batal akibat pemenang tender membatalkan pembangunan.
"Saat ini kami tengah mencari investor yang bersedia mendanai pembangunan pelabuhan Tanjung Sauh. BP Batam tidak mungkin mampu membangun sendiri dengan nilai investasi sebesar itu," kata dia.
Djoko mengatakan, selain batal dibangun, lahan di Pelabuhan Batuampar juga sangat terbatas karena di sekitarnya sudah banyak dibangun perusahaan galangan kapal dan pemukiman sehingga sulit dikembangkan lebih luas.
Namun demikin, kata Djoko, BP Batam masih tetap menawarkan Batuampar pada investor yang berminat membangun.
"Di Tanjung Sauh sangat luas dan hanya ada beberapa keluarga yang bermukim. Jadi lebih mudah dikembangkan walaupun investasinya tinggi. Namun kalau ada investor yang masih berminat membangun Batuampar tetap kami tawarkan sesuai dengan rencana awal," katanya.
Dalam rencana awal, BP Batam akan membangun Batuampar menjadi pelabuhan modern yang mampu menampung 1,5 juta twenty feet equivalent units (TEUs/unit padanan dua puluh kaki) per tahun.
"Untuk Tanjung Sauh rencana pembangunannya beda dengan Batuampar," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Program Magister Management Universitas Internasional Batam, Ferdinand Nainggolan sebelumnya mengatakan penting bagi Batam untuk segera membangun pelabuhan peti kemas yang layak.
Menurut dia, 46 persen produk domestik regional bruto (PDRB) Kepulauan Riau berasal dari industri pengolahan yang merupakan sektor utama penggerak pelabuhan Batuampar.
Dia mengatakan, kondisi pelabuhan di Kepri sangat tertinggal di bawah negara tetangga seperti PSA Singapura atau Port Tanjung Pelepas Malaysia.
Pada 2010, Port Tanjung Pelepas melayani sekitar 6,5 juta TEUs sedangkan PSA Singapura mencapai 28,4 juta TEUs dari kapasitas menampung 32 juta TEUs.
(KR-LNO/S025)
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho di Batam, Senin mengatakan, Tanjung Sauh dijadikan alternatif pembangunan Pelabuhan Batuampar yang batal akibat pemenang tender membatalkan pembangunan.
"Saat ini kami tengah mencari investor yang bersedia mendanai pembangunan pelabuhan Tanjung Sauh. BP Batam tidak mungkin mampu membangun sendiri dengan nilai investasi sebesar itu," kata dia.
Djoko mengatakan, selain batal dibangun, lahan di Pelabuhan Batuampar juga sangat terbatas karena di sekitarnya sudah banyak dibangun perusahaan galangan kapal dan pemukiman sehingga sulit dikembangkan lebih luas.
Namun demikin, kata Djoko, BP Batam masih tetap menawarkan Batuampar pada investor yang berminat membangun.
"Di Tanjung Sauh sangat luas dan hanya ada beberapa keluarga yang bermukim. Jadi lebih mudah dikembangkan walaupun investasinya tinggi. Namun kalau ada investor yang masih berminat membangun Batuampar tetap kami tawarkan sesuai dengan rencana awal," katanya.
Dalam rencana awal, BP Batam akan membangun Batuampar menjadi pelabuhan modern yang mampu menampung 1,5 juta twenty feet equivalent units (TEUs/unit padanan dua puluh kaki) per tahun.
"Untuk Tanjung Sauh rencana pembangunannya beda dengan Batuampar," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Program Magister Management Universitas Internasional Batam, Ferdinand Nainggolan sebelumnya mengatakan penting bagi Batam untuk segera membangun pelabuhan peti kemas yang layak.
Menurut dia, 46 persen produk domestik regional bruto (PDRB) Kepulauan Riau berasal dari industri pengolahan yang merupakan sektor utama penggerak pelabuhan Batuampar.
Dia mengatakan, kondisi pelabuhan di Kepri sangat tertinggal di bawah negara tetangga seperti PSA Singapura atau Port Tanjung Pelepas Malaysia.
Pada 2010, Port Tanjung Pelepas melayani sekitar 6,5 juta TEUs sedangkan PSA Singapura mencapai 28,4 juta TEUs dari kapasitas menampung 32 juta TEUs.
(KR-LNO/S025)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar