Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Jumat, 27 Januari 2012

Buruh Blokade Jalan Masuk PT Unisem

MUKAKUNING- Puluhan buruh PT Unisem memblokade akses masuk ke pabrik komponen elektronik yang berlokasi di Kawasan Industri Batamindo (KIB) itu, Kamis (26/1).  Aksi tersebut merupakan buah kekecewaan lantaran upah sundulan yang mereka tuntut tak kunjung dipenuhi oleh manajemen perusahaan.

Oleh: Zaki Setiawan, Liputan Batam Pantauan di lapangan, para pekerja PT Unisem itu membentangkan terpal di jalan masuk-keluar  perusahaan. Sementara sebagian dari mereka duduk-duduk di terpal tersebut, buruh lainnya secara bergantian menggelar orasi di depan pintu pabrik.

Praktis, dengan adanya aksi tersebut, tidak ada mobil barang yang bisa lalu-lalang ke lingkungan PT Unisem. Ada empat spanduk warna putih berisi tuntutan penyesuaian UMK 2012 sebesar Rp222 ribu dan tanda tangan dukungan aksi dari elemen pekerja lain.

"Perundingan belum mencapai kata sepakat, tuntutan penyesuaian upah masih belum disetujui," ungkap Ketua PUK FSPMI PT Unisem, Jasri Mulyadi ditemui di lokasi.

Menurut Jasri, selisih UMK seharusnya diberikan perusahaan secara otomatis dalam kenaikan UMK setiap tahunnya. Tidak harus menunggu adanya perundingan terlebih dahulu ataupun karyawan melakukan aksi mogok kerja.

"Perusahaan seharusnya tahu kondisi tersebut dan dapat segera menyesuaikan gaji karyawan lama," ujarnya.

Pekerja lainnya, Wawan menyebutkan bahwa para karyawan tetap masih menginginkan penyelesaian tuntutan penyesuaian dapat dilakukan secara perundingan atau dengan damai. Apalagi yang dituntut karyawan merupakan hak yang patut, bukan yang membuat beban perusahaan semakin besar.

"Kami inginkan penyelesaian dengan tangan berjabat, bukan tangan yang saling mengepal," ujarnya dalam orasi yang disampaikan.

Diakuinya, kesejahteraan yang diberikan PT Unisem kepada para karyawan saat ini, semakin merosot. Jauh dibandingkan dengan saat dulunya, perusahaan masih bernama PT Astra International Technology (AIT), memiliki kepedulian yang tinggi atas hak dan kesejahteraan karyawan.

"Bergantinya perusahaan dari PT Astra ke PT Unisem justru tidak membuat karyawan semakin sejahtera, tapi justru menurun," ujarnya.

Saat ini ada sekitar 2.700 karyawan yang bekerja di perusahaan yang memproduksi integrated circuit (IC) tersebut. Namun hanya karyawan yang masuk malam saja yang ikut berdemo, sedangkan yang masuk pagi tetap bekerja seperti biasa.

Ketidakikutan karyawan yang masuk pagi dalam demo ini, memang sengaja dilakukan demikian oleh serikat pekerja yang ada di PT Unisem. Agar produksi perusahaan tetap berjalan dan tidak terganggu dengan adanya aksi demo. Namun jika itikad baik yang dilakukan serikat pekerja ini juga tidak mendapat tanggapan perusahaan, tidak menutup kemungkinan serikat pekerja akan mengeluarkan imbauan untuk mogok kerja.

Dalam aksi demo yang dilakukan, beberapa karyawan di perusahaan kawasan BIP Mukakuning juga memberikan dukungan atas perjuangan menuntut penyesuaian UMK yang dilakukan karyawan PT Unisem. Dukungan ini diantaranya diberikan oleh karyawan PT Sanyo Precision Batam, PT Sanwa Engineering Batam dan PT Japan Servo yang tergabung dalam keanggotaan FSPMI Kota Batam.

Namun kehadiran para karyawan dari perusahaan lain ini mendapat hadangan pihak pengamanan. Yang meminta mereka untuk tidak bergabung dan menjaga jarak dengan para karyawan PT unisem yang tengah berdemo, sehingga tidak membaur. Para karyawan dari perusahaan lain yang memberikan solidaritas inipun, akhirnya mengambil posisi terpisah dengan para pendemo.

Mulai bergolaknya aksi-aksi demo di kawasan Batamindo Industrial Park (BIP) Mukakuning, Chief Security Batamindo, Andi Mapisangka menyatakan kalau pihaknya siap melakukan pengawalan agar aksi penyampaian aspirasi berjalan dengan tertib. Sehingga tidak ada aksi yang akhirnya menjurus ke tindakan anarkis yang dapat merugikan semua pihak.

"Kita sudah ada sistem, sehingga koordinasi tetap berjalan. Sampai saat ini masih kondusif dan kita berharap agar tidak melakukan hal-hal yang tidak baik," ujarnya.

Hingga sekitar pukul 10.00 WIB, pihak pekerja masih belum dapat menggelar perundingan dengan pihak perusahaan. Bahkan pihak perusahaan seolah menutup pintu perundingan dengan alasan tidak mau mendapat tekanan dengan adanya demo yang dilakukan karyawan.

"Pihak manajemen menunda perundingan dengan alasan karena rekan-rekan (pendemo) ada di sini," ujar salah seorang perwakilan karyawan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar