JAKARTA : Badan Koordinasi Penanaman Modal akan memburu sektor pangan,
energi, dan infrastruktur untuk merealisasikan target investasi yang
mencapai Rp283,5 triliun pada 2012.
Direktur Deregulasi BKPM Indra Darmawan menuturkan akan berupaya meraih
investasi dari tiga sektor inti, yakni industri pangan, energi dan
infrastruktur sebagai upaya untuk menggerakkan sektor lain.
“Kalau ketiga sektor bergerak, sektor yang lain akan bergerak juga.
Energi akan tersedia, infrastruktur juga akan ada. Fokus ini akan
membantu sektor lain aktif,” kata Indra di kantor BKPM, Jakarta, Rabu 4
Januari.
Dia optimistis target investasi 2012 akan terealisasi dengan besarnya
modal dan cemerlangnya pencapaian yang Indonesia miliki. Menurut dia,
tercapainya hampir seluruh asumsi makro 2011 menjadi cerminan optimisme
raihan investasi.
“Inflasi terendah kedua setelah 2009, pertumbuhan 6,5% tercapai, belum
lagi investment grade, ini semua menjadi modal untuk menarik investasi
terutama asing,” jelasnya.
Indra menyebutkan terdapat sejumlah calon investor dari lima sektor
yang sudah berkomitmen menanamkan modalnya di Indonesia. Kelima sektor
berasal dari industri manufaktur, infrastruktur, pertambangan,
telekomunikasi, dan pariwisata.
“Kabar baiknya, sektor pertambangan sekarang tidak melulu menjual
mentah, tetapi berniat melakukan pengolahan. Pariwisata kemungkinan juga
besar karena ada peningkatan target pariwisata,” katanya.
Sementara itu, badan koordinasi investasi ini juga akan tetap mengincar
sejumlah negara penyalur investasi yang selama ini telah menjadi
‘langganan’, antara lain Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Belanda,
Korea Selatan, India, dan Rusia.
“India masuknya di sektor infrastruktur yang terkait SDA di Sumatera
Selatan. Kalau Rusia sudah mengincar investasi kereta api di Kalimantan
dan Sulawesi, tapi belum komitmen, masih penjajakan,” sebutnya.
Sejumlah kebijakan yang telah efektif pada 2011, menurut Indra, juga menjadi pendorong masuknya investasi.
Kebijakan itu antara lain Undang-undang Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan, pemberian insentif pengurangan pajak penghasilan (tax
holiday), dan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2011 yang merupakan
revisi PP 62 Tahun 2008 tentang pemberian fasilitas pembebasan pajak
penghasilan (tax allowance).
“Ketiga kebijakan ini sangat besar berpengaruh untuk menggenjot investasi di bidang infrastruktur,” tuturnya.
Dengan besarnya peluang raihan investasi, dia berharap komposisi
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
masing-masing akan sebanyak 60%-40% terhadap target investasi 2012
Rp283,5 triliun.
“Selama 2 tahun terakhir komposisi PMDN sedikit bergerak lebih tinggi,
dari 30% menjadi 35%. Kami juga berharap akan semakin besar
persentasenya pada tahun ini,” ujarnya.
Untuk 2011, Indra meyakini total PMA dan PMDN akan melampaui target tahunan atau sekitar Rp240 triliun.
Menteri Perdagangan yang juga merangkap Kepala BPKM Gita Wiryawan
menuturkan realisasi investasi sampai akhir 2011 akan mencapai Rp250
triliun. Prediksi ini melebihi target investasi pada tahun yang sama
sebesar Rp240 triliun.
Gita berharap capaian investasi tahun lalu bisa menopang target investasi sampai 2014 yang sekitar Rp400 triliun. (ea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar