Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 25 Juli 2013

Teknik Bertani Hidroponik, 45 Hari Salada Siap Panen

Kamis, 25 July 2013  (sumber : Haluan Kepri)
 
PANEN PERDANA- Balai Pembudidayaan Agribisnis BP Kawasan Batam melakukan panen perdana sejumlah sayuran dari hasil bercocok tanam secara hidroponik, Rabu (24/7) di Balai Pembudidayaan Agribisnis Tanjungriau, Sekupang, Batam. Gabby, staf  Humas BP Batam memperlihatkan salah satu jenis tanaman yang siap panen. (Berita halaman 3)BATAM (HK) - Balai Pembudidayaan Agribisnis BP Kawasan Batam melakukan panen perdana sejumlah sayuran dari hasil bercocok tanam secara hidroponik, Rabu (24/7) di Balai Pembudidayaan Agribisnis Tanjungriau, Sekupang, Batam.


Berbagai tanaman yang bisa dikembangkan dengan teknik ini antara lain paprika, tomat, tomun Jepang, melon, terong jepang dan selada dengan masa panen 45 hari.

Jenis sayuran tersebut memiliki nilai ekonomis tinggi untuk dibudidayakan, karena harganya di pasaran, terutama jenis yang dikembangkan dari teknik hidroponik cukup mahal. Diharapkan, teknik ini bisa diterapkan petani di Batam, sehingga kebutuhan sayur di Batam terpenuhi.

Tim Teknis Hidroponik dari Jakarta, Kunto Herwibowo yang hadir saat panen perdana kemarin mengatakan, hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hydro (air) dan ponos (daya). Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Artinya, budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless).

Dikatakan Kunto, hidroponik bisa dilakukan dalam skala kecil, baik sebagai hobi maupun memenuhi kebutuhan sayur keluarga. Dan ini telah banyak diterapkan di tengah masyarakat Indonesia. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan, karena tidak semua hasil pertanian bernilai ekonomis. Jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi untuk dibudidayakan di hidroponik yaitu, paprika, tomat, timun Jepang, melon, terong Jepang dan selada.

"Kita melihat berdasarkan hasil dari panen perdana ini di Batam sangat mendukung dari segi iklim. Terbukti, tanaman ini bisa panen dalam waktu 40-45 hari. Kemudian kita akan mudah dalam memonitor dalam segi hamanya karena tanaman ini tidak bersentuhan dengan tanah," kata Kunto.

"Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi," paparnya.

Kasubdit Agribisnis BP Batam Ibrahim Koto mengungkapkan, hasil panen perdana tanaman hidroponik yang memiliki hasil bagus di Kota Batam, tentunya bisa menjadi peluang bagi petani konvensional untuk bisa mengembangkan teknik ini. Sehingga, tanaman hidroponik menjadi salah satu solusi mengatasi keterbatasan lahan pertanian di kota ini. Nilai Apalagi nilai jual tanaman ini terhitung tinggi, sehingga bisa meningkatkan ekonomi petani konvensional, sehingga lebih sejahtera.

Menurutnya, Kota Batam didesain sebagai kota industri dan teknologi. Di sisi lain, kebutuhan pangan dan sayuran juga harus dipenuhi. Teknik ini bisa bisa mengatasi ketergantungan kebutuhan sayur dari daerah lain maupun dari luar negeri.

"BP Kawasan Batam berkomitmen untuk mengembangkan sistem ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani. BP Batam sudah menyiapkan lahan seluas 130 hektar untuk mengembangkan pertanian sistem Hidroponik. Namun, kita berharap dari Pemko Batam untuk lebih konsen dalam pengembangan sistem pertanian hidroponik ini. Karena kornya berada di pemerintahan daerah agar bisa membantu masyarakat," kata Ibrahim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar