Jumat, 12 July 2013 (sumber : Haluan Kepri)
BATAM (HK) - Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang tak
kunjung diterbitkan Kementerian Pertanian disebut menjadi menyebabkan
mahalnya harga sayur impor di Batam. Karena itu Pemko Batam menggelar
operasi pasar untuk menekan kenaikan harga-harga komoditas.
Sebagaimana dikatakan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kota Batam Amsakar Achmad. Dikatakannya, daerah penghasil seperti Medan dan Brebes gagal panen, sehingga stok kebutuhan bahan pokok terbatas, seperti cabai, bawang, daging dan lainnya.
"Untuk menahan laju kenaikan harga jelang lebaran, kita gelar operasi pasar dan sudah berlangsung di 20 titik dari 48 titik yang menjadi sasaran," kata Amsakar, Kamis (11/7).
Memang bukan cabai dan bawang yang ditawarkan pemerintah, melainkan beras, gula, dan minyak gorng. Dengan harapan bisa membantu mengurangi beban masyarakat.
Dijelaskannya, kawasan menjadi operasi pasar, seperti Sagulung, Batuaji, Batu Ampar, Bengkong dan lainnya. Harga yang ditawarkan berdasarkan harga distributor, artinya lebih murah dibandingkan harga eceran.
Terkait dengan kenaikan harga, diakui Amsakar, terjadi untuk beberapa produk hortikultura. Di antaranya, bawang merah lokal masih bertahan di atas Rp70 ribu per kilogram (Kg). Masih tingginya harga karena pasokan masih minim.
Sebelumnya Kasubdit Humas dan Publikasi, Badan Pengusahaan (BP) Batam, Ilham Eka Hartawan, mengungkapkan, sebenarnya ada 11 importir hortikultura yang mengajukan perijinan. Hanya saja, impor masih menunggu Kementerian Pertanian untuk mengeluarkan kuota.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, RIPH berdasarkan Permentan nomor 60 tahun 2012 diterbitkan oleh Kementerian Pertanian, IT (Importir Terdaftar) dan Persetujuan Impor (PI) oleh Kementerian Perdagangan wajib dimiliki oleh importir. Namun sayang, RIPH belum kunjung keluar dari Kementan, sehingga importir sulit memasukkan produk ke Batam.
Bazar Tahap 1 Berakhir
Sementara itu Bazar Sembako Tahap I di 12 Kecamatan yang ada di Batam telah berakhir. Kecamatan terakhir tempat digelarnya bazar yakni Batuampar yang mendapatkan alokasi sebanyak 1.500 paket.
Kepala Bagian Perekonomian Setdako Batam, Nurminsyah mengatakan, selama Bazar Sembako Tahap 1 pihaknya telah mendistribusikan 36.000 paket, masing-masing paket dijual dengan harga Rp50 ribu dari harga normal Rp95 ribu.
"Selisih sebesar Rp45 ribu itu disubsidi pemerintah. Alhamdulillah bazar semuanya berjalan dengan baik. Setiap paket berisi 5 Kg beras, 2 Kg gula pasir dan 2 liter minyak goreng," katanya.
Adapun jumlah paket sembako yang sudah dibagikan, Kecamatan Bengkong mendapat 1.500, Belakang Padang sebanyak 1.500 paket, Nongsa sebanyak 1.000 paket, Bulang 1.500 paket, Sagulung 2.000 paket, Batuaji 1.500 paket, Sekupang 1.500 paket, Galang 1.500 paket, Sei Beduk 1.500 paket, Batam Kota 1.500 paket, Lubuk Baja 1.500 paket dan terakhir Batu Ampar sebanyak 1.500 paket.
Terdapat peningkatan jumlah paket yang disediakan pada tahun ini dibanding tahun sebelumnya yang besaran peningkatannya mencapai dua kali lipat. (mnb)
Sebagaimana dikatakan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kota Batam Amsakar Achmad. Dikatakannya, daerah penghasil seperti Medan dan Brebes gagal panen, sehingga stok kebutuhan bahan pokok terbatas, seperti cabai, bawang, daging dan lainnya.
"Untuk menahan laju kenaikan harga jelang lebaran, kita gelar operasi pasar dan sudah berlangsung di 20 titik dari 48 titik yang menjadi sasaran," kata Amsakar, Kamis (11/7).
Memang bukan cabai dan bawang yang ditawarkan pemerintah, melainkan beras, gula, dan minyak gorng. Dengan harapan bisa membantu mengurangi beban masyarakat.
Dijelaskannya, kawasan menjadi operasi pasar, seperti Sagulung, Batuaji, Batu Ampar, Bengkong dan lainnya. Harga yang ditawarkan berdasarkan harga distributor, artinya lebih murah dibandingkan harga eceran.
Terkait dengan kenaikan harga, diakui Amsakar, terjadi untuk beberapa produk hortikultura. Di antaranya, bawang merah lokal masih bertahan di atas Rp70 ribu per kilogram (Kg). Masih tingginya harga karena pasokan masih minim.
Sebelumnya Kasubdit Humas dan Publikasi, Badan Pengusahaan (BP) Batam, Ilham Eka Hartawan, mengungkapkan, sebenarnya ada 11 importir hortikultura yang mengajukan perijinan. Hanya saja, impor masih menunggu Kementerian Pertanian untuk mengeluarkan kuota.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, RIPH berdasarkan Permentan nomor 60 tahun 2012 diterbitkan oleh Kementerian Pertanian, IT (Importir Terdaftar) dan Persetujuan Impor (PI) oleh Kementerian Perdagangan wajib dimiliki oleh importir. Namun sayang, RIPH belum kunjung keluar dari Kementan, sehingga importir sulit memasukkan produk ke Batam.
Bazar Tahap 1 Berakhir
Sementara itu Bazar Sembako Tahap I di 12 Kecamatan yang ada di Batam telah berakhir. Kecamatan terakhir tempat digelarnya bazar yakni Batuampar yang mendapatkan alokasi sebanyak 1.500 paket.
Kepala Bagian Perekonomian Setdako Batam, Nurminsyah mengatakan, selama Bazar Sembako Tahap 1 pihaknya telah mendistribusikan 36.000 paket, masing-masing paket dijual dengan harga Rp50 ribu dari harga normal Rp95 ribu.
"Selisih sebesar Rp45 ribu itu disubsidi pemerintah. Alhamdulillah bazar semuanya berjalan dengan baik. Setiap paket berisi 5 Kg beras, 2 Kg gula pasir dan 2 liter minyak goreng," katanya.
Adapun jumlah paket sembako yang sudah dibagikan, Kecamatan Bengkong mendapat 1.500, Belakang Padang sebanyak 1.500 paket, Nongsa sebanyak 1.000 paket, Bulang 1.500 paket, Sagulung 2.000 paket, Batuaji 1.500 paket, Sekupang 1.500 paket, Galang 1.500 paket, Sei Beduk 1.500 paket, Batam Kota 1.500 paket, Lubuk Baja 1.500 paket dan terakhir Batu Ampar sebanyak 1.500 paket.
Terdapat peningkatan jumlah paket yang disediakan pada tahun ini dibanding tahun sebelumnya yang besaran peningkatannya mencapai dua kali lipat. (mnb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar