Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 25 Juli 2013

Baru Beli, Genset Bandara Hang Nadim Sudah Rusak

Selasa, 23 Juli 2013 - (Sumber : Batam Pos)

Mesin generator set (genset) di Bandara Hang Nadim Batam rusak. Padahal genset ini baru dibeli pakai anggaran 2012 lalu.

“Itu cuma switching-nya yang rusak bukan genset-nya. Alat itu fungsinya untuk otomatis ke genset bila PLN mati,” kilah Suwarso, Kabag Umum Bandara Hang Nadim Batam, Senin (22/7) lalu.
Informasi yang diperoleh dari orang dalam di Bandara Hang Nadim, rusaknya genset yang memiliki kemampuan 750 KPA itu telah membuat bandara kalang kabut terlebih saat adanya pemadaman listrik dari PLN Batam.



Ia juga mengungkapkan kalau genset yang ada bukan produk baru melainkan seken Singapura. “Cuma tampilan luar saja yang baru, tapi dalemannya bekas,” ujar staf bandara yang minta namanya tak disebut.
Pria bertubuh tegap ini juga mengungkapkan, sekarang di bandara ada 4 genset, tiga genset kapasitasnya di bawah 200 KVA dan masih dirasa tidak cukup. Tentu kedatangan genset baru 750 KVA itu awalnya diharapkan bisa menyelesaikan masalah listrik di sana.

“Bukan memberi solusi malah genset rusak. Jadi tiap PLN mati, beberapa AC di terpaksa dimatikan karena dayanya gak cuku pakai genset yang lama,” katanya.

Masih kata dia, saat itu bandara mencari mesin genset tersebut ke Singapura. Namun anehnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memanggil konsultan untuk memeriksa genset yang dibeli ke sana tapi mesin itu sudah dipacking rapi dan siap untuk diangkat ke Batam.

“Jadi konsultannya waktu itu cuma tengok fisik dari luar saja. Berkasnya-pun ditandatangani di hotel di Singapura,” bebernya.

Ia juga menyoalkan masalah garansi pasca pembelian. “Logikanya kan kalau mesin itu baru tentu ada garansinya, ini kemarin rusak teknisi dari penjual tak ada untuk memperbaiki,” kecamnya.
Atas kejadian itu membuat staf dan karyawan bandara berang. Bahkan belum lama ini, sejumlah pegawai sempat memprotes ke kepala bandara saat dipimpin Hendro Harijono tentang pengadaan proyek yang selalu dipercayakan kepada pegawai yang dekat dengan pimpinan saja.

“Waktu itu suasana cukup panas, namun sejumlah pegawai enggan untuk buka suara tentang proyek yang mengunakan uang negara itu, jadi kebusukan harus dibongkar,” pungkas dia. (thr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar