Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 15 Juli 2013

Pelayanan RSOB Dinilai Mengecewakan

Senin, 15 July 2013  (sumber : Haluan Kepri)
 
SEKUPANG (HK) - Pelayanan di Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) Sekupang atau sekarang Rumah Sakit Badan Pengusahaan Kawasan Batam (RSBP Batam) dinilai mengecewakan. Pihak RSOB dinilai tidak terbuka dengan biaya yang harus dibayarkan pasien, mulai dari biaya tindakan, rawat inap sampai pembelian obat-obatan.

Selain itu, pihak RSOB juga tidak menjelaskan perawatan pasien pasca operasi. Kemudian, dokter yang mengoperasi kadang tidak  merawat pasiennya akan tetapi diserahkan ke dokter jaga. Tapi ketika perincian biayanya keluar, biayanya yang harus dibayar sama seperti  harga dokter spesialis.

" Kami sangat kecewa dengan pelayanan RSOB. Apa saja biaya yang harus dibayarkan pasien tidak jelas. Bagaimana perawatan pasien pasca operasi juga tidak dijelaskan. Yang mengoperasi lain, sementara dokter merawat juga lain. Intinya rumah sakit ini tidak transparan dengan keluarga pasien," kata Handoko, keluarga pasien atas nama Heri Erwanto yang ditemui akhir pekan lalu.

Ia kemudian menceritakan awal mula kelurganya Heri Erwanto dirawat di RSOB. Tiga bulan lalu, Heri Erwanto mengalami kecelakaan lalulintas dan menderita luka cukup parah. Untuk mengobati luka-lukanya, ia harus dirawat di rumah sakit.

Setibanya di RSOB, pasien tidak langsung ditangani, melainkan dibiarkan begitu saja. Alasannya untuk observasi. Tindakan baru diambil setelah pasien tergeletak kurang lebih 2 jam. " Tindakan yang diambil saat itu hanya membersihkan luka di sekujur tubuh pasien," katanya.

Baru empat hari dirawat, lanjut dia,  pihak rumah sakit mempersilakan Heri Ewanto pulang, padahal kondisi pasien belum memungkinkan untuk meninggalkan rumah sakit. Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan, pihak keluarga merujuk Heri Erwanto ke salah satu rumah sakit di Jawa Tengah.

" Anehnya, mulai pasien masuk sampai dibolehkan pulang,  dokter yang menangani tidak pernah berkoordinasi dengan keluarga pasien. Seharusnya, sebelum ditangani, harusnya  ada konsultasi dulu biar tahu kita bagaimana penanganan selanjutnya. Saat itu, dokter yang menangani adalah dokter bedah syaraf Gumar Jaya Saleh, " ujarnya  kesal.

Sebelum dioperasi, kata Handoko, diminta membayar uang muka sebanyak Rp 2juta sebagai tanda jadi. Kemudian setelah selesai operasi membayar biaya perobatan sekitar Rp 6juta. Padahal lukanya yang dialami pasien hanya 5 centi meter.

" Saya heran, kok selama perawatan biayanya mencapai puluhan juta. Sementara yang merawat bukan dr Gumar melainkan dokter jaga malam. Kenapa biayanya bisa semahal itu," katanya.

Dr Gumar Jaya Saleh, SPb yang dikonfirmasi akhir pekan lalu mengatakan, operasi sudah dilakukan semaksimal mungkin dan sesuai dengan aturan RSOB. Ia mengatakan, keluhan yang disampaikan keluarga pasien merupakan masalah sepele yang tak perlu dibesar-besarkan.

" Memang bukan saya yang menangani pasien itu. Melainkan dokter jaga malam yakni dokter M. Rozi. Saat itu, saya tidak di rumah sakit, melainkan di luar rumah sakit karena ada urusan sebentar. Memang salah ketik dengan pembayarannya," kata Gumar menjelaskan.

Direktur Utama RSBP Batam, Zul Indra melalui Humas RSBP Batam Wawan mengaku belum tahu persis bagaimana kronologis penanganan pasien hingga pihak keluarga mengeluhkan hal tersebut.

“ Atas keluhan ini akan kita tindaklanjuti. Saya akan melihat data operasi dulu. Jika memang tidak sesuai prosedur, maka akan kita tindak dengan hukuman yang sesuai dengan peraturan. Akan kita laporkan ke komite perawatan mengenai pelanggaran etika dan pelanggaran displin. Tapi ini harus diselidiki dulu,” ujarnya singkat. (dedi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar