Rabu, 24 July 2013 (sumber : Haluan Kepri)
BATAM CENTRE (HK) - Badan Pengusahaan (BP) Batam memastikan genset
yang digunakan Bandara Hang Nadim untuk memenuhi kebutuhan listrik di
gedung ini dalam kondisi baru.
Genset berdaya 750 KVA itu dibeli tahun pada anggaran 2012 lalu. Adanya permasalahan tekhnis yang terjadi pada mesin tersebut dianggap wajar. Sebab, masih baru sehingga tenaga yang mengoperasikanya pun perlu penyesuaian.
" Genset itu (di Bandara) gak ada rusak. Semua dalam kondisi baik. Dan saya jamin, pembelian mesin tersebut dalam keadaan baru," kata Direktur PTSP dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam, Dwi Djoko Wiwoho, kemarin.
Djoko, bahkan menantang pihak-pihak yang menyebarkan isu genset tersebut barang bekas untuk membuktikan langsung. Dikatakan dia, sumber yang menyebutkan genset tersebut barang bekas adalah orang-orang yang tidak senang. Meski orang itu berasal dari internal BP Batam.
" Gini aja, kalau gak yakin, kita turun sama-sama lihat. Tapi itu baru semua kok. Saya yang jamin. Dan kalau ada orang dalam yang bilang barang itu seken, itu orang yang gak suka," katanya.
Kata Djoko, kesalahan teknis yang terjadi saat beroperasi, kalau pun itu ada, hal itu wajar. Penggunaannya juga butuh persiapan.
Sebelumnya diberitakan, mesin genset di Bandara Hang Nadim sudah rusak, padahal baru saja dibeli melalui proses lelang tahun anggaran 2012. Sekilas disebutkan bahwa gengset tersebut seperti baru, tapi kenyataannya semua onderdilnya bekas. Sehingga setiap terjadi pemadaman listrik, Bandara Internasional Hang Nadim Batam selalu kewalahan memenuhi kebutuhan listriknya dari 4 unit genset yang ada.
Penambahan genset baru berdaya 750 KVA diharapkan dapat menambah daya listrik bandara. Karena, tiga unit genset yang sudah lebih dulu dibeli, hanya memiliki daya sebesar 200 KVA. Alih-alih genset baru bisa membantu memenuhi kebutuhan listrik bandara, baru dibeli saja sudah sering rusak.
" Genset tersebut dibeli dari Singapura. Ketika itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang menangani pengadaan genset tersebut memanggil konsultan ke Singapura untuk melakukan pengecekan terhadap mesin yang akan dibeli. Namun waktu dicek oleh konsultan di Singapura, kondisi genset sudah dipacking rapi. Sehingga konsultan hanya bisa melihat dari luar saja," ujar sumber Haluan Kepri yang minta tidak ditulis namanya itu. (mnb)
Genset berdaya 750 KVA itu dibeli tahun pada anggaran 2012 lalu. Adanya permasalahan tekhnis yang terjadi pada mesin tersebut dianggap wajar. Sebab, masih baru sehingga tenaga yang mengoperasikanya pun perlu penyesuaian.
" Genset itu (di Bandara) gak ada rusak. Semua dalam kondisi baik. Dan saya jamin, pembelian mesin tersebut dalam keadaan baru," kata Direktur PTSP dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam, Dwi Djoko Wiwoho, kemarin.
Djoko, bahkan menantang pihak-pihak yang menyebarkan isu genset tersebut barang bekas untuk membuktikan langsung. Dikatakan dia, sumber yang menyebutkan genset tersebut barang bekas adalah orang-orang yang tidak senang. Meski orang itu berasal dari internal BP Batam.
" Gini aja, kalau gak yakin, kita turun sama-sama lihat. Tapi itu baru semua kok. Saya yang jamin. Dan kalau ada orang dalam yang bilang barang itu seken, itu orang yang gak suka," katanya.
Kata Djoko, kesalahan teknis yang terjadi saat beroperasi, kalau pun itu ada, hal itu wajar. Penggunaannya juga butuh persiapan.
Sebelumnya diberitakan, mesin genset di Bandara Hang Nadim sudah rusak, padahal baru saja dibeli melalui proses lelang tahun anggaran 2012. Sekilas disebutkan bahwa gengset tersebut seperti baru, tapi kenyataannya semua onderdilnya bekas. Sehingga setiap terjadi pemadaman listrik, Bandara Internasional Hang Nadim Batam selalu kewalahan memenuhi kebutuhan listriknya dari 4 unit genset yang ada.
Penambahan genset baru berdaya 750 KVA diharapkan dapat menambah daya listrik bandara. Karena, tiga unit genset yang sudah lebih dulu dibeli, hanya memiliki daya sebesar 200 KVA. Alih-alih genset baru bisa membantu memenuhi kebutuhan listrik bandara, baru dibeli saja sudah sering rusak.
" Genset tersebut dibeli dari Singapura. Ketika itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang menangani pengadaan genset tersebut memanggil konsultan ke Singapura untuk melakukan pengecekan terhadap mesin yang akan dibeli. Namun waktu dicek oleh konsultan di Singapura, kondisi genset sudah dipacking rapi. Sehingga konsultan hanya bisa melihat dari luar saja," ujar sumber Haluan Kepri yang minta tidak ditulis namanya itu. (mnb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar