Batam, 29/1 (ANTARA) - Pariwisata Batam mengalami depresi akibat kebijakan tarif tunggal Visa on Arrival (VoA) 25 dolar AS untuk masa tinggal turis asing hingga 30 hari di Indonesia.
"Akibat tarif tunggal VoA, pariwisata Batam mengalami depresi, wisatawan asing jadi enggan ke Batam," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Batam Guntur Sakti di Batam, Jumat.
Wisatawan asing asal China, India, Korea dan negara-negara peserta VoA lainnya menjadi enggan ke Batam, karena pemberlakuan tarif tunggal.
Wisman yang datang untuk tinggal sekitar tiga hari di Batam, tetap harus membayar VoA sebanyak 25 dolar AS, katanya.
Ia mengatakan kebijakan tarif tunggal menjadi kontra produktif dengan upaya pemerintah menggalakkan penyerapan wisman di Batam. Padahal, pemerintah kota menetapkan 2010 menjadi tahun kunjungan wisata.
Akibat penetapan VoA tarif tunggal, pemerintah kota pesimis dapat mencapai target kunjungan wisatawan 1,2 juta selama 2010. Sebelum 26 Januari 2010, pemerintah pusat menerapkan dua tarif VoA, untuk kunjungan selama tujuh hari sebesar 10 dolar dan selama 30 hari sebesar 25 dolar.
Padahal, kata dia, kebanyakan turis datang ke Batam untuk tinggal sekitar tiga hari. "Bahkan ada yang datang pagi, pulang sore. Tetapi tetap harus bayar visa 25 dolar," katanya.
Tidak seperti kota lain di Indonesia, ia mengatakan wisman asal China, Korea, Jepang dan negara-negara Eropa singgah sebentar di Batam dalam perjalanan liburan ke Singapura..
"Sebenarnya, wisman itu datang ke Singapura, tapi karena kelihaian pengusaha travel kita, maka ada one day tour in Batam, dari Singapura," katanya.
Akibat penetapan VoA tarif tunggal itu, pemerintah kota pesimis dapat menutupi target kunjungan wisatawan 1,2 juta selama 2010.
Sementara itu, Direktur VIP tour and travel Andika mengatakan sekitar 38 wisman asal India membatalkan perjalanan ke Batam akibat pemberlakuan tarif tunggal VoA tersebut.
"Tanggal 26 kemarin, 38 wisman India yang dijadwalkan datang ke Batam, namun membatalkan karena tarif Voa berubah dari 10 dolar As menjadi 25 dolar AS," katanya.
Menurut dia, akan banyak wisman asing yang membatalkan kunjungan ke Batam akibat pemberlakuan tarif tunggal.
Ia mengatakan, lama tinggal wisman ke Batam rata-rata hanya dua hari satu malam, sehingga tidak adil jika harus tetap membayar 25 dolar AS.
Para pengusaha travel menggiring wisman asal India, China, Korea dan negara-negara Eropa yang berlibur ke Singapura untuk singgah di Batam, sehingga masa tinggal wisman relatif sebentar.
"Batam itu berbeda dengan Bali dan Jakarta, karena wisman yang datang hanya singgah sebentar. Tujuan mereka sebenarnya ke Singapura. Hanya karena hubungan dekat pengusaha tur dan travel Singapura dan Batam yang membuat mereka singgah di Batam," katanya.
Pemerintah pusat, harus memberlakukan keistimewaan kepada Batam, dengan tarif VoA untuk satu minggu. "Harus ada spesialisasi. Kalau tidak, bakalan tidak ada turis yang mau datang ke Batam," kata Andika.
(T.Y011/B/S004/S004) 29-01-2010 13:19:21 NNNN
Copyright © ANTARA
Disclaimer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar