Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Jumat, 19 Februari 2010

Peluang Besar di ASEAN China FTA





Written by Redaksi ,
Friday, 19 February 2010 09:13 (sumber Batam Pos,versi asli)

BATAM (BP) - Kepala Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo Freddy H Tulung menegaskan, ASEAN China Free Trade Agreement atau ACFTA merupakan sebuah peluang besar bagi Indonesia. Hal itu disampaikan Tulung kepada wartawan di acara seminar Tantangan dan Peluang Perdagangan Bebas ASEAN China (ACFTA) di Goodway Hotel, Batam, kemarin (18/2).

”Dikatakan sebuah peluang besar, karena populasi di negara ACFTA mencapai 2 miliar jiwa dengan Gross Domestic Product (GDP) 6 triliun dolar Amerika Serikat (AS). Dari sisi luas wilayah, ACFTA mencapai 15 juta meter persegi ditambah resources lain,” ungkapnya. Tampak hadir dalam acara itu sejumlah pejabat Pemko Batam, antara lain Wawako Batam Ria Saptarika, Kepala Badan Kominfo Kota Batam Raja Muchsin, dan dari pengusaha seperti Ketua DPK Apindo Batam OK Simatupang dan Daniel Burhanuddin serta pengusaha lain.

Tulung mengaku ACFTA juga memicu kekhawatiran terhadap gempuran produk dari negara tirai bambu (China) ke Indonesia. “Kata kunci menghadapi ACFTA itu adalah kesiapan,” katanya.

Tulung mengungkapkan bahwa impor ASEAN sebelum ACFTA mencapai 192,5 miliar dolar AS. “Pada tahun 2010 ini ekspor China-ASEAN itu akan naik signifikan. Untuk itu, kita harus menyiapkan secara all out mengenai regulasi, SDM dan infrastruktur,” terangnya. Salah satu komponen yang diturunkan pada Free Trade Agreement (FTA) yaitu mengenai tarif. Menurut Tulung, tingkat tarif barang China yang dijual (masuk) ASEAN rata-rata turun 12,8 persen menjadi rata-rata 0,6 persen.

“Begitu pula kembalian tarif barang dari ASEAN ke China rata-rata turun 9,8 persen menjadi 0,1 persen darn 0,2 persen. Kemudahan itu menjadi advantage,” paparnya. Menurutnya sebagai negara modern, demokratis dan terbuka, maka Indonesia ikut dalam ACFTZ. “Kalau pun tak terbuka, produk itu tetap masuk ke Indonesia. Yang penting persiapan kita harus baik,” katanya.

Tulung mengungkapkan sedikitnya 153 produk akan dipercepat masuk ACFTA. Sementara produk yang direnegosiasi mencapai 223 produk. “Sejauh ini produk unggulan Indonesia ke China, meliputi sepatu, hasil perkebunan antara lain sawit, minyak kopra, biji coklat dan karet. Bahkan produk alas kaki kita saat ini juga bersaing dengan produk China untuk masuk ke Amerika dan Eropa,” tambahnya.

Nilai ekspor alas kaki Indonesia ke sejumlah negara, kata dia juga cukup menggembirakan. Tulung mencontohkan nilai ekspor alas kaki Indonesia ke Uni Eropa pada tahun 2008 mencapai 946 juta dolar AS, Amerika Serikat mencapai 394 juta dolar AS, China 64 juta dolar AS, Jepang 90 juta dolar AS dan ASEAN sebesar 73 juta dolar AS.

Terpisah, Ketua Umum Kadin Kepri, Johannes Kennedy Aritonang kepada Batam Pos mengatakan pemberlakuan ACFTA tidak perlu diundur. “Kalau pun diundur pelaksanaannya 2 atau 3 tahun ke depan, apakah ada jaminan kita siap?” katanya.

Daripada menunda pelaksanaan ACFTA, kata dia, lebih baik memperbaiki kualitas dan tampilan produk yang masuk ke pasar ACFTA. “Kalau kita sudah dihadapkan pada pasar bebas ASEAN China, maka sekaligus ujicoba produk yang lebih baik,” paparnya. (hda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar