| | | |
| Written by TAHER , Friday, 05 February 2010 09:03 (sumber Batam Pos,versi asli) |
| Petugas pemadam kebakaran dari Otorita Batam (OB) berhasil memadamkan titik api (hotspot) yang telah membakar hutan bandara, kemarin (4/2). Sebelumnya, upaya pemadaman titik api itu telah dilakukan petugas sejak, Selasa (2/2) lalu. Kemarin, aktivitas Bandara Hang Nadim pun kembali normal seperti sediakala. ”Beruntung api sudah dapat dipadamkan oleh petugas hari ini. Kondisi bandara sudah aman dan tak perlu kita tutup,” kata Kepala Kelompok Seksi Keselamatan Penerbangan Bandara Hang Nadim Batam, Elfi Amir, kemarin (4/2). Untuk menyiasati sulitnya medan ke lokasi kebakaran, petugas menggunakan teknik penyambungan selang air yang panjangnya hingga beratus-ratus meter ke dalam hutan. Upaya itu dilakukan untuk menyiasati sulitnya menembus medan yang berbukit. Ketika ditanya luas hutan yang terbakar, Elvi mengatakan pihaknya memperkirakan jumlahnya mencapai 12 hektare. Hutan yang terbakar, memanjang dari timur hingga ke barat. Ia menyebut kebakaran di kawasan itu, masih mungkin terjadi sewaktu-waktu. Pasalnya, di areal hutan yang terbakar juga terdapat pemukiman ilegal. ”Banyak pemukiman warga, mungkin saja mereka kembali membuka hutan dengan dibakar. Apalagi kondisi cuaca saat ini panas terus-menerus,” kata Elfi, seraya menghimbau agar warga yang bermukim di kawasan hutan untuk tidak membakar hutan. Terpisah, Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Hang Nadim Batam, Sunarto kepada Batam Pos, kemarin (4/2) mengatakan cuaca panas dalam beberapa pekan ke depan masih akan terus terjadi. Cuaca panas ini dikarenakan fenomena angin moonson Asia yang bertiup dari China menuju Australia, yang masih terus berhembus kencang. Kondisi itu diperparah lagi datangnya El Nino atau gelombang panas yang dapat memicu kebakaran hutan. ”Memang El Nino tak begitu kuat, tapi suhu di wilayah Batam dan sekitarnya sekarang mencapai 34-40 derajat. Hujan tak akan turun dalam waktu dekat, karena masih kencangnya Moonson Asia (angin utara),” tukas Sunarto. *** |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar