| | |
Written by Redaksi , Saturday, 13 February 2010 08:19 (sumber Batam Pos,versi asli) |
BATAM CENTRE (BP) - Puluhan karyawan PT Dinatech Rekayasa (PTDR), Kamis (11/2) mendatangi kantor mereka di kompleks rumah toko (ruko) Trinusa Jaya, Batam Centre. Kedatangan mereka berkaitan dengan tuntutan, Edy Sadikin, karyawan bagian foreman atau pengawas arsitektur yach (kapal) yang telah empat bulan tidak bekerja akibat mengalami kecelakaan di jalan raya saat pulang kerja. ”Kita datang ke sini juga terkait dengan putusan perusahaan yang langsung memberikan warning ketiga, karena aksi solidaritas memberikan pembelaan pada Edy Sadikin. Perusahaan melalui personalia melarang kita membela Edy Sadikin. Akibatnya sekitar 30 orang karyawan langsung diberi warning ketiga,” kata Misda Elina, Koordinator Time Keeper and Fasility PTDR. Selain itu, kedatangan puluhan karyawan perusahaan main contraktor pembuat kapal di Graha Dry Dock Tanjunguncang tersebut, juga mengenai sistem kerja kontrak, pemberian upah kerja per jam yang dinilai belum sesuai, serta pengaturan mengenai upah kerja saat weekend dan hari libur nasional. ”Yang berdemo ini terdiri dari empat orang foreman, satu koordinator, satu supervisor dan lainnya pekerja skill. Kami menganggap persoalan ini penting. Kalau tidak penting mengapa kami mesti datang kemari,” ucap Misda, satu-satunya karyawan wanita yang mendatangi kantor perusahaan tersebut. Mengenai tuntutan Edy Sadikin pada perusahaan, Edy menjelaskan, kecelakaan jalan raya yang terjadi sekitar pukul 16.25 WIB pada 28 Oktober 2009 saat pulang dari kerja menuju ke rumahnya yang terletak di Bengkong Harapan II mengakibatkan kaki kirinya patah dan selama 10 hari menjalani rawat inap diahli patah tulang yang memiliki izin. Pengobatan itu kemudian berlanjut selama tiga bulan dan memasuki bulan keempat belum sembuh secara total. ”Ini saja masih bengkak. Tidak boleh ditekan. Rasanya sakit. Selain empat bulan gaji belum dibayar, perusahaan juga enggan memberikan MC dan menanggung biaya perobatan,” kata Edy, sambil memperlihatkan kakinya yang bengkak kepada Batam Pos, Kamis (11/2). Mengenai kasus kedatangan puluhan karyawan PTDR ini, Manager HRD PTDR, Robert Malau dan staf Hotmauli M, tidak dapat ditemui. Di kantor tanpa plang nama tersebut, terlihat empat orang staf perusahaan. ”Mau bagai mana ya. Kami tidak berwenang berikan komentar pada wartawan,” kata salah seorang staf office PTDR saat dikonfirmasi. (amr) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar