Batam, 16/2 (ANTARA) - Kuota impor gula yang diberikan Departemen Perdagangan kepada Kawasan Perdagangan Bebas Batam, kurang dari jumlah yang dibutuhkan masyarakat Batam.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam, Ahmad Hijazi, di Batam, Selasa.
Ia mengatakan, setiap bulan, warga Batam membutuhkan sekitar 1.500 ton hingga 2.000 ton gula. Namun, pemerintah pusat hanya mengizinkan impor gula 3.000 ton pada Agustus 2009 hingga Januari 2010.
"Dalam beberapa bulan itu, kuota gula impor hanya 3.000 ton, kurang dari kebutuhan masyarakat," kata Hijazi.
Pemerintah Kota Batam, kata dia, mengusulkan agar izin impor gula yang diberikan melalui Badan Pengusahaan (BP) Batam, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Kalau mau tertib, ya, jumlah impornya sesuai dengan kebutuhan," kata dia.
Pelaksanaan izin impor gula diberikan pemerintah kepada BP FTZ Batam.
Sementara itu, anggota BP FTZ Batam, I Wayan Subawa, mengatakan, sebanyak 3.000 ton gula gula impor asal Thailand dijadwalkan masuk ke Batam pada Maret 2010.
"Itu nanti, impor tahap dua," kata dia.
Departemen Perdagangan, kata dia, memberikan batas waktu impor gula hingga April 2010.
Gula impor dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan gula warga Batam. Selain itu, masuknya gula impor diharapkan dapat menekan harga gula yang semakin melambung.
Di tempat terpisah, Gubernur Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah, mengatakan, ragu impor gula mampu menurunkan harga di pasar.
"Gula itu masalah dari produsen, jadi kita tidak bisa buat apa-apa," kata dia.
Harga gula dunia melonjak sejak beberapa waktu lalu, mengakibatkan harga di pasaran juga meningkat.
Harga gula di pasaran Batam, tetap relatif tinggi Rp11.000 per kg, lebih mahal dari harga normal Rp9.000 per kg.
(T.Y011/B/M012/M012) 16-02-2010 16:37:53 NNNN
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam, Ahmad Hijazi, di Batam, Selasa.
Ia mengatakan, setiap bulan, warga Batam membutuhkan sekitar 1.500 ton hingga 2.000 ton gula. Namun, pemerintah pusat hanya mengizinkan impor gula 3.000 ton pada Agustus 2009 hingga Januari 2010.
"Dalam beberapa bulan itu, kuota gula impor hanya 3.000 ton, kurang dari kebutuhan masyarakat," kata Hijazi.
Pemerintah Kota Batam, kata dia, mengusulkan agar izin impor gula yang diberikan melalui Badan Pengusahaan (BP) Batam, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Kalau mau tertib, ya, jumlah impornya sesuai dengan kebutuhan," kata dia.
Pelaksanaan izin impor gula diberikan pemerintah kepada BP FTZ Batam.
Sementara itu, anggota BP FTZ Batam, I Wayan Subawa, mengatakan, sebanyak 3.000 ton gula gula impor asal Thailand dijadwalkan masuk ke Batam pada Maret 2010.
"Itu nanti, impor tahap dua," kata dia.
Departemen Perdagangan, kata dia, memberikan batas waktu impor gula hingga April 2010.
Gula impor dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan gula warga Batam. Selain itu, masuknya gula impor diharapkan dapat menekan harga gula yang semakin melambung.
Di tempat terpisah, Gubernur Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah, mengatakan, ragu impor gula mampu menurunkan harga di pasar.
"Gula itu masalah dari produsen, jadi kita tidak bisa buat apa-apa," kata dia.
Harga gula dunia melonjak sejak beberapa waktu lalu, mengakibatkan harga di pasaran juga meningkat.
Harga gula di pasaran Batam, tetap relatif tinggi Rp11.000 per kg, lebih mahal dari harga normal Rp9.000 per kg.
(T.Y011/B/M012/M012) 16-02-2010 16:37:53 NNNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar