Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Jumat, 12 Maret 2010

Tumpahan Minyak PLN Diselidiki





Written by Redaksi ,
Friday, 12 March 2010 08:45 (sumber Batam Pos,versi asli)

BATAM CENTRE (BP) – Aparat Polda Kepri dan Badan Pengendalian Lingkungan (Bapedalda) Kota Batam mulai melakukan penyelidikan terhadap tumpahan sekitar 1 ton marine fuel oil (MFO) milik PT PLN Batam yang diduga mencemari drainase sungai Baloi dan perairan Kampung Nelayan, Tanjunguma sejak Rabu (10/3) lalu.

”Hari ini (kemarin, red) kami melanjutkan penyelidikan dengan mengambil sampel MFO di beberapa tempat bersama kepolisian. Hasilnya belum dapat diketahui,” ujar Kepala Bapedalda Kota Batam Dendi Purnomo kepada Batam Pos, kemarin (11/3).

Hal senada disampaikan penyidik Ditreskrim Polda Kepri yang melakukan penyelidikan di kawasan PLTD Baloi kemarin. Selain pengambilan sampel, tim juga meminta penjelasan dari pihak PT PLN Batam terkait penyebab terjadinya tumpahan minyak tersebut.

”Peristiwa ini bukan karena human error. Namun demikian, akan ada yang diperiksa,” ujar Kanit I Sat II Ditreskrim Polda Kepri, Kompol Edward di Baloi kemarin.

Ia juga mengungkapkan, akibat yang timbulkan tumpahan minyak tersebut akan berefek pada ikan, tumbuhan bahkan manusia jika tidak diantisipasi sesegera mungkin oleh pihak PLN.

Dendi Purnomo mengemukakan telah terjadi pelanggaran, namun pihaknya belum dapat menentukan apakah tumpahan MFO itu termasuk pelanggaran admintsrasi atau pidana.

”Kami bersama kepolisian menyelidiki kasus ini,” tuturnya.

Kata Dendi, ia telah memerintahkan PT PLN Batam untuk sesegera mungkin melakukan penanggulangan tumpahan minyak di drainase dan laut serta perbaikan maintenance berupa katup yang bocor akibat keuasan seal (karet) pada salah satu tangki penampungan bahan bakar.

”Masih banyak hal yang mesti diperbaiki dan dilakukan oleh PT PLN,” katanya.

Untuk menanggulangi meluasnya aliran limbah minyak tersebut, Dendi mengaku telah memerintahkan PLN untuk menabur oil dispersant sepanjang drainase dan laut yang dialiri minyak warna hitam pekat itu.
Terpisah, Sekretaris Perusahaan PT PLN Batam Lutfi Nazi mengemukakan, hingga sore kemarin pihaknya masih terus melakukan penetralan dengan menebar oil dispersant terutama untuk kawasan laut, dimana puluhan kerambah ikan dan udang milik nelayan setempat berada.

”Kami prioritaskan hilir yang mana terdapat keramba para nelayan agar usahanya tidak terganggu,” ujar Lutfi Nazi di Batam Centre.

Kata Lutfi, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait lainnya yakni Kepolisian, Bapedalda dan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kelautan (KP2) untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak didompleng oleh pihak lain.

PT PLN sendiri, menurutnya, telah melakukan inventarisasi jumlah keramba nelayan Kampung Nelayan yang terkena imbas aliran limbah MFO tersebut bersama Dinas KP2.

Selain wilayah laut, petugas juga tengah berusaha membersihkan rumput-rumput yang menyerap MFO sepanjang drainase tersebut agat tidak menimbulkan bau menyengat bagi warga.

Lutfi mengungkapkan, proses penetralan hingga pembersihan aliran minyak mentah itu butuh waktu sekitar tiga hari. ”Kami minta dukungan doanya agar masalah itu segera teratasi,” ujar Lutfi.

Seperti diberitakan sebelumnya, kawasan perairan di Tanjunguma diduga dicemari limbah minyak hitam MFO yang tumpah dari mesin pembangkit PLTD milik PT PLN Batam di Baloi. Tumpahan minyak ini mencapai 1 ton. (spt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar