Batam, 19/3 (ANTARA) - Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Jawa Tengah tidak hanya memandang Perdagangan Bebas China-ASEAN (CAFTA) sebagai ancaman, melainkan juga sebagai peluang meningkatkan ekspor.
"Peluang itu kami upayakan diraih dengan menggencarkan promosi, antara lain di Batam yang merupakan wilayah segitiga emas Indonesia-Singapura dan Malaysia," kata Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jawa Tengah (Jateng), Agus Riyanto, di Batam, Kamis.
Ia menegaskan, tidak semua industri di Jateng kini bersiap memanfaatkan setiap peluang yang ada dari CAFTA, bahkan untuk bersaing dengan produk China sekalipun.
Kesiapan itu, antara lain dikarenakan sekitar 100 pelaku usaha kecil, menengah, dan besar di bidang tekstil dan produk tekstil (TPT), khususnya pakaian jadi, dalam tiga tahun belakangan telah merevitalisasi usaha mereka dengan modernisasi permesinan.
Industri pakaian jadi telah memanfaatkan potongan harga hingga 10 persen dan maksimal Rp5 miliar untuk membeli mesin modern.
"Revitalisasi merupakan program Kementerian Perindustrian, sedang pendanaan untuk fasilitas potongan harga tersebut dibiayai APBN," katanya.
Agus memimpin sepuluh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) serta industri kecil dan menengah (IKM) dalam Misi Dagang dan Temu Usaha Produk Unggulan UKM/IKM Jateng di Nagoya Hill, Batam, pada Jumat-Minggu pekan ini.
Peserta terdiri atas pelaku usaha batik, tenun, bordir, kerajinan tas eceng gondok, anyaman pandan, kain perca, dan makanan kering.
Setelah di Batam, misi dagang UKM/IKM Jateng akan mengunjungi Manado, Sulawesi Utara, dan Pekanbaru, Riau.
Rumah Niaga
Dalam pertemuan dengan peserta di kantor Pemerintah Kota Batam, Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Batam, Nada F Soraya, menyeru pelaku KUM/IKM Jateng mempromosikan produk melalui "website", dan menjalin kerja sama dengan PT Rumah Niaga Batam (RNB).
RNB, katanya, merupakan anak perusahaan nirlaba milik Kadin Kota Batam yang bertujuan memajukan hubungan dan perdagangan UKM se-ASEAN.
Ia menjelaskan rumah niaga ini menjadi solusi terhadap masalah pemasaran yang sering menghambat perkembangan UKM. "Di Kanada dan Hong Kong, rumah dagang disebut `trading house`," katanya.
RNB terbuka bermitra dengan UKM di dalam negeri dan memfasilitasi UKM se-ASEAN untuk berpameran dalam Lomba Perahu Elang Laut Internasional di Belakang Padang, Batam, pada 2-4 Juli 2010.
Saat ini, ruang pamer RNB di Gedung Kadin Kota Batam masih dibangun dan diharapkan rampung sebelum Juli.
Di RNB kini telah ada baju tagalog dan produk kerajinan kerang-kerangan dari Filipina dan batik Kamboja, kata Nada. (T.A013/B/A027/A027) 18-03-2010 22:53:19 NNNN
"Peluang itu kami upayakan diraih dengan menggencarkan promosi, antara lain di Batam yang merupakan wilayah segitiga emas Indonesia-Singapura dan Malaysia," kata Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jawa Tengah (Jateng), Agus Riyanto, di Batam, Kamis.
Ia menegaskan, tidak semua industri di Jateng kini bersiap memanfaatkan setiap peluang yang ada dari CAFTA, bahkan untuk bersaing dengan produk China sekalipun.
Kesiapan itu, antara lain dikarenakan sekitar 100 pelaku usaha kecil, menengah, dan besar di bidang tekstil dan produk tekstil (TPT), khususnya pakaian jadi, dalam tiga tahun belakangan telah merevitalisasi usaha mereka dengan modernisasi permesinan.
Industri pakaian jadi telah memanfaatkan potongan harga hingga 10 persen dan maksimal Rp5 miliar untuk membeli mesin modern.
"Revitalisasi merupakan program Kementerian Perindustrian, sedang pendanaan untuk fasilitas potongan harga tersebut dibiayai APBN," katanya.
Agus memimpin sepuluh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) serta industri kecil dan menengah (IKM) dalam Misi Dagang dan Temu Usaha Produk Unggulan UKM/IKM Jateng di Nagoya Hill, Batam, pada Jumat-Minggu pekan ini.
Peserta terdiri atas pelaku usaha batik, tenun, bordir, kerajinan tas eceng gondok, anyaman pandan, kain perca, dan makanan kering.
Setelah di Batam, misi dagang UKM/IKM Jateng akan mengunjungi Manado, Sulawesi Utara, dan Pekanbaru, Riau.
Rumah Niaga
Dalam pertemuan dengan peserta di kantor Pemerintah Kota Batam, Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Batam, Nada F Soraya, menyeru pelaku KUM/IKM Jateng mempromosikan produk melalui "website", dan menjalin kerja sama dengan PT Rumah Niaga Batam (RNB).
RNB, katanya, merupakan anak perusahaan nirlaba milik Kadin Kota Batam yang bertujuan memajukan hubungan dan perdagangan UKM se-ASEAN.
Ia menjelaskan rumah niaga ini menjadi solusi terhadap masalah pemasaran yang sering menghambat perkembangan UKM. "Di Kanada dan Hong Kong, rumah dagang disebut `trading house`," katanya.
RNB terbuka bermitra dengan UKM di dalam negeri dan memfasilitasi UKM se-ASEAN untuk berpameran dalam Lomba Perahu Elang Laut Internasional di Belakang Padang, Batam, pada 2-4 Juli 2010.
Saat ini, ruang pamer RNB di Gedung Kadin Kota Batam masih dibangun dan diharapkan rampung sebelum Juli.
Di RNB kini telah ada baju tagalog dan produk kerajinan kerang-kerangan dari Filipina dan batik Kamboja, kata Nada. (T.A013/B/A027/A027) 18-03-2010 22:53:19 NNNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar