| | | |
Written by madi | |
Sabtu, 13 Maret 2010 (sumber Tribun Batam,versi asli) | |
Perumahan Warga KebanjiranTRIBUN, BATAM - Setelah kemarau panjang melanda Batam, kali ini hujan deras mengguyur di sepanjang hari Jumat (12/3) kemarin. Hujan dengan debit yang cukup besar ini, membuat wilayah di sepanjang jalan Tembesi terendam air. Akibatnya arus lalu-lintas sempat macet, sehingga para pengguna jalan membalikan arah karena tak bisa dilalui kendaraan. Banjir mencapai 70 centimeter itu akibat buruknya saluran air atau drainase di sekitar hutan lindung Tembesi. Saluran yang ada tidak mampu menahan debit air yang sangat besar sehingga meluap ke jalan protokol jalur Batuaji-Mukakuning atau sebaliknya Mukakuning-Batuaji. Banjir ini terjadi sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB banjir masih menggenangi jalan seputar jalan di Tembesi, bahkan kendaraan yang melintas harus memperlambat lajunya yang mengakibatkan antrian kendaraan yang cukup panjang. Dari pantauan di lokasi banjir, jalur terparah yaitu dari arah Batuaji menuju Mukakuning, banjir di jalur tersebut mencapai 50-70 centimeter, sehingga banyak kendaraan yang melintas memilih berbalik arah karena takut kendaraannya mogok. “Saya takut, ntar mogok, terpaksa saya balik arah dari pada repot mesin mati,” ujar Pandi pengguna jalan. Namun, sebagian kendaraan nekat melintas jalan tersebut meskipun pada akhirnya terendan dan mesin tak bisa hidup. Ada juga sebagian pengguna jalan memilih jalur yang berlawanan untuk menghindari membalikkan arah kemudian menggunakan jalur berlawanan arah. “Dari pada mogok, terpaksa saya balik arah lewat jalur berlawanan,” ujar Toni pengendara yang tak mau beresiko. Akhirnya, para pengguna jalan nekad memilih menggunakan satu jalur, yang semestinya dua jalur pada saat itu. Jalur Batuaji-Mukakuning tak bisa lagi dipergunakan karena banjir. Beberapa warga sekitar Tembesi dan petugas taman yang bertugas di sekitar dengan terpaksa membongkar kantin yang terpasang di tepi jalan, agar air dijalan menyusut. Dampak dari penimbunan saluran air atau parit di belakang proyek pembangunan RSUD Batuaji di sekitar Aviari, mengakibatkan dua Komplek Perumahan Masyeba Indah dan Perumahan RBC Batuaji terendam air. Air yang biasanya mengalir lancar, saat ini terhambat akibat ditimbun beton sehingga air parit tersebut meluap saat turun hujan dini hari kemarin. Air yang menggenangi perumahan tersebut sekitar 40 centimeter sehingga menghambat aktifitas warga. Warga sekitar sempat marah dan melakukan protes terhadap manajemen proyek karena dianggap tidak memperhatikan lingkungan sekitar perumahan tersebut. “Coba lihat saluran drainasenya ditimbun cor beton sehingga menyempit, air tak lancar. Saya minta dibongkar hari ini juga,” tanda Toni warga Masyeba Indah ditemui di lokasi. Drainase “Hujannya nggak henti-henti. Dari pagi saya menguras tapi air masih tetap masuk ke dalam rumah. Sudah lama tidak hujan, hujan sekali langsung banjir, selokan nggak kuat menampung air hujan. Lihat airnya masih mengalir ke tempat kami,” ujar Yeti sambil menguras air hujan. Lokasi banjir juga terlihat di depan markas Batalyon Tuah Sakti dimana air turun dari ketinggian bukit menuju ke jalan raya. Sebagian pengendara terpaksa berhenti, namun ada juga pengendara yang nekat meski hanya beberapa meter mesin motor mengalami mogok. Kemacetan sempat terlihat hingga radius satu kilometer. Di pemukiman penduduk seperti di Perumahan Permata Batuaji, banjir masuk ke perkampungan. Namun bagi anak kecil, banjir dijadikan alat bermain bagi mereka. Pintu gerbang sekolah turut dihadang arus banjir ini.(urn) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar