| | |
Written by Redaksi , Saturday, 13 March 2010 07:38 (sumber Batam Pos,versi asli) |
Jalan Batuaji-Mukakuning Lumpuh Hujan yang mengguyur Kota Batam, Kamis (11/3) malam hingga Jumat (12/3) pagi membuat sejumlah kawasan di Batam banjir. Ruas jalan di Tembesi Sayur yang menghubungkan Mukakuning-Batuaji sempat lumpuh akibat terendam banjir. Bahkan, 300-an rumah di Perumahan Masyeba Indah dan Perumahan RCP Batuaji juga terendam banjir. Pantauan Batam Pos, kemarin pagi ruas jalan yang terendam banjir itu panjangnya lebih 100 meter. ”Waduh, jadi tak bisa lewat,” ujar Joni Ahmadi, warga Batuaji saat mengantar istrinya berangkat kerja ke Kawasan Industri Batamindo, kemarin. Penyebab ruas jalan dan dua perumahan itu tergenang disebabkan drainase tersumbat sampah, tanah dan ranting kayu. Akibatnya, air tak mengalir lancar. Di sekitar lokasi banjir tersebut akan dibangun sebuah perumahan yang sedang meratakan dan menimbun tanah. Bahkan hingga pukul 17.00 WIB kemacetan masih terjadi di ruas jalan tersebut. Sementara itu, di perumahan Masyeba Indah dan Perumahan RCP Batuaji, ketinggian air sempat mencapai sepinggang orang dewasa. Air mulai menggenangi perumahan itu sejak pukul 07.00 WIB. Namun sekitar pukul 11.00 WIB ketinggian air mulai surut hingga mata kaki. Warga yang rumahnya terendam air akhirnya medatangi pihak PT Adhi Karya selaku pengembang pembangunan proyek Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Warga menilai, banjir terjadi di perumahan mereka akibat penyempitan saluran drainase saat pengerjaan proyek RSUD tersebut. Tanah dari peroyek menutupi saluran drainase. ”Kalau ini yang menjadi penyebabnya, kami akan bongkar hari ini juga,” kata Asisten Direktur RSUD, Dedi saat menemui warga, kemarin. Selain itu, Dedi berjanji pada warga akan menggali dan membongkar drainase yang menyebabkan banjir tersebut. Namun, saat itu, operator alat berat tidak berada di tempat, Dedi meminta waktu untuk melakukannya esoknya (hari ini, red). Pimpinan PT Adhy Karya, Syafridong mengatakan, pihaknya akan melakukannya penggalian dan membongkar gorong-gorong tersebut. ”Kita tidak mau rakyat yang dirugikan dengan adanya pembangunan tersebut,” sebutnya. Sementara itu, mendengar ada banjir di wilayah tersebut, Wakil Wali Kota Batam Ria Saptarika langsung turun ke lokasi banjir sekitar pukul 16.00 WIB. ”Selama ini tak ada banjir. Kalaupun ada, hanya saat hujan lebat dan dalam waktu yang lama. Tapi ini kok banjir. Ini harus segera diatasi,” kata Ria. Ia juga meminta pihak developer dalam membangun jangan sampai mengorbankan drainase. Pantauan satelit Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Hang Nadim Batam, memperkirakan beberapa hari ke depan dalam bulan Maret puncak-puncak hujan akan terjadi pada pukul 04.00, 08.00, 12.00, 17.00, dan 19.00 WIB. Kasi Data dan Informasi BMG Hang Nadim Batam, Sunarto mengatakan bahwa ciri khusus cuaca di kawasan tropis dan daerah maritim seperti wilayah Kepri saat ini terdiri dari kelompok awan-awan kecil (trade cumulus) yang terbentuk di siang hari akibat konveksi di Pasifik Barat terbawa oleh angin pasat timur laut yang semakin menguat seiring melemahnya El Nino, pada malam hari terjadi akuisisi oleh satu awan yang lebih besar. Karena adanya suatu kondisi ketidakstabilan udara jenis kedua atau Conditional Instability of the Second Kind (CISK), awan terus berkembang vertikal menjadi semakin besar. Jenis awan ini disebut Cumulunimbus atau awan Cb yang berpotensi mendatangkan hujan lebat disertai badai guntur, kilat dan angin kencang. Kondisi ini didukung oleh dinamika atmosfer saat ini. Di antaranya posisi matahari pada bulan Maret kembali mendekat ke ekuator, sehingga kawasan Kepri yang berupa pulau-pulau dan berada di ekuator memperoleh sinaran surya yang besar. Karena sifat daratan dan laut berbeda dalam mencerna atau menyimpan energi, terjadi sirkulasi lokal yang berakhir terjadinya cuaca yang signifikan. Begitupun untuk fenomena El Nino yang sudah berlangsung sejak Oktober 2009 dengan intensitas sedang hingga kuat nampak mulai melemah. Hal ini ditandai menurunnya suhu muka laut di kawasan Pasifik Tengah dan Timur. ”Angin pasat timur laut (Monsun Asia) yang kuat selama ini kembali normal. Sirkulasi walker akan kembali normal pada posisi semula, sehingga peluang hujan di daerah maritim Indonesia seperti Batam dan Kepri semakin besar,” kata Sunarto, Jumat (12/3). Menurut Sunarto, suhu muka laut di kawasan samudera India bagian ekuator tetap lebih hangat dari normalnya. Sehingga konveksi yang lebih kuat dari normal juga berlangsung di kawasan ini. Prediksi memperkirakan MJO yang berada pada phase-2 saat ini akan bergeser ke timur dan dalam satu/dua minggu ke depan mencapai bujur sekitar Kepri (phase-3). Historis, saat MJO berada pada phase-3 pada bulan Maret kawasan Batam sering mengalami curah hujan lebat lebih dari 100 mm/hari. ”Nah, beberapa hari ke depan peluang terjadinya hujan dan disertai guntur semakin gencar, bahkan akan mengarah pada hujan lebat yang semakin sering. Siapkan payung dan jas hujan Anda,” saran Sunarto. Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar waspada selama badai petir dan hujan berlangsung. Jangan menggunakan peralatan elektronik, terutama ponsel. Karena bukan tidak mungkin frekuensi ponsel dialiri sambaran kilat yang membahayakan jiwa Anda. *** |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar