Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Selasa, 02 Februari 2010

Lonjakan harga pangan picu inflasi

Implementasi ACFTA beri efek deflasi pada tahun ini

JAKARTA: Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Januari 0,84% (month-to-month) atau relatif tinggi yang terutama dipicu oleh gejolak harga pangan, terutama beras, di dalam negeri.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan menyebutkan penyumbang terbesar inflasi Januari adalah kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,73%.

Adapun, sumbangan kenaikan harga beras terhadap inflasi mencapai 0,35%. "Bintang besar inflasi Januari 2010 adalah harga beras yang selama Januari kenaikannya mencapai 8,02% dari harga Desember 2009," ujarnya dalam pengumuman perkembangan indeks harga konsumen, kemarin.

Secara keseluruhan, laju inflasi tahun kalender Januari 2010-yang juga sama dengan laju bulanannya-menyentuh 0,84%, sedangkan laju inflasi year-on-year adalah 3,72%. Merujuk pengalaman tahun-tahun sebelumnya, catatan inflasi Januari 2010 berada pada kondisi serupa pada 2003 sebesar 0,8%.

BPS mencatat harga beras selama Januari menembus Rp7.482 per kg atau naik 7,83% dari rata-rata Desember sebesar Rp6.938 per kg. Kenaikan harga beras termurah justru lebih tinggi yaitu 8,45% dari Rp5.604 per kg pada Desember menjadi Rp6.078 per kg.

Selain peningkatan harga bahan makanan, kelompok makanan jadi/minuman/rokok/tembakau juga terjadi inflasi dengan kenaikan indeks harga 1,93%, disusul perumahan/air/listrik/gas dan bahan bakar 0,34%, dan kesehatan 0,15%.

Adapun, inflasi pendidikan/rekreasi/olahraga 0,10%, dan transportasi/komunikasi/jasa keuangan 0,16%.

Kelompok sandang justru mengalami penurunan harga sehingga menyumbangkan deflasi 0,20%.

Dampak ACFTA

Pada bagian lain Rusman mengatakan meyakini kerja sama Asean-China Free Trade Area (ACFTA) akan menyumbangkan efek deflasi pada tahun ini.

"ACFTA, dampak positifnya yaitu pada penurunan harga terutama untuk produk-produk yang diimpor. Kelompok sandang misalnya yang sekarang deflasi nanti mungkin juga akan deflasi lagi," tambahnya.

Lebih jauh Rusman menjelaskan tekanan harga yang rendah pada Januari sempat terjadi pada 2009 yang ketika itu mengalami deflasi 0,07% sebagai pengaruh dari penurunan harga BBM. Inflasi Januari pernah melampaui 1% berturut-turut dari 2005 hingga 2008 masing-masing 1,43%, 1,36%, 1,04%, dan 1,77%.

Pada tahun ini, pemerintah menargetkan laju inflasi 5% dalam APBN 2010 dan direncanakan diubah ke level 5,5% dalam percepatan APBN-P 2010.

Bambang Prijambodo, Direktur Perencanaan Makro Bappenas, meyakini target baru 5,5% dapat tercapai pada tahun ini.

Adanya sedikit kenaikan tekanan inflasi tahun ini diperkirakan terjadi dengan asumsi kapasitas utilisasi akan meningkat di tengah pemulihan dunia.

Hatta Rajasa, Menteri Koordinasi Perekonomian, menilai lonjakan inflasi Januari merupakan siklus yang biasa terjadi karena gejala musiman. Akan tetapi, begitu musim panen raya tiba stabilitas harga kembali tercipta. "Untuk inflasi year-on-year 2010 kita optimistis bisa berada pada level 5% sepanjang 2010," ujarnya.

Mirza Adityaswara, Kepala Ekonom Bank Mandiri, mengatakan inflasi bulanan pada Januari memang di atas ekspektasi. Akan tetapi, inflasi tahunannya masih sebesar 3,72% atau masih dalam tingkat prediksi, yaitu 5% +/- 1% sepanjang 2010. (Hendri T. Asworo) (dewi.astuti@bisnis.co.id/ agust.supriadi@bisnis.co.id)

Oleh Dewi Astuti & Agust Supriadi
Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar