Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 10 September 2012

Singapura Diterjang Cuaca Buruk, Dua Pesawat Dialihkan ke Hang Nadim

Dua pesawat jenis Air Bus Seri 320 yang hendak mendarat di Bandara Changi Singapura dialihkan ke Bandara Hang Nadim, Batam, Jumat (7/9). Singapura dilanda cuaca buruk menurunkan jarak pandang pilot pesawat.
Karena alasan keamanan maskapai Air Asia dari Sili Baluk, Serawak, Malaysia tujuan Bandara Changi, Singapura, dialihkan ke Bandara Hang Nadim Batam sekitar pukul 16.19 WIB. Beberapa menit kemudian, pesawat  Silk Air, dari Cebu Island, Filipina, tujuan Changi Singapura juga mendarat di Hang Nadim, sekitar pukul 16.39 WIB.

Kabid Komersil Bandara Hang Nadim, Batam Dendi Gustinandar, mengatakan jika pengalihan pendaratan itu terjadi karena cuaca buruk.
“Bandara Hang Nadim merupakan bandara alternatif ketika terjadi cuaca buruk atau hal lainnya. Di mana Hang Nadim merupakan bandara terdekat dari Singapura,” ujar Dendi.
Kedua maskapai tersebut, lanjut Dendi, masih memungkinkan mendarat di Hang Nadim, karena ukurannya hampir sama dengan pesawat komersil lainnya.
“Bahkan, Air Bus A 300 saja bisa mendarat di sini (Hang Nadim),” ungkapnya.
Dendi menambahkan hanya dua pesawat saja yang divert di Batam, belum ada pemberitahuan akan adanya pengalihan susulan.
“Belum ada pemeberitahuan lainnya, namun tidak tau kalau nanti mendadak,” ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, kedua pesawat tersebut belum berangkat kembali ke Bandara Changi. “Kalau sudah berangkat lagi nanti kita informasikan,” tuturnya.
Penumpang  Lapor Polisi
Puluhan penumpang Pacific Royale Pekanbaru-Batam melaporkan maskapai penerbangan Pacific Royale ke Polisi Kawasan Bandara Hang Nadim, Batam, Jumat (7/9) sekitar pukul 10.00 WIB. Maskapai tersebut enggan memberikan uang keterlambatan penerbangan, hingga mereka terlantar di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau.
Pihak kepolisian kemudian membawa penumpang ke ruang Officer In Charge (OIC) Bandara Hang Nadim Batam untuk menjembatani permasalahan itu.
Setelah dilakukan pembicaraan, Pacific Royale memberikan kompensasi Rp150 ribu per orang atau setengah dari kompensasi yang telah diberlakukan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara, di mana maskapai penerbangan yang mengalami keterlambatan lebih dari 4 jam wajib memberikan ganti rugi sebesar Rp300 ribu per penumpang.
“Penginapan serta makan yang seharusnya ditanggung mereka (Pacific Royale) kita sendiri yang menanggungnya,” ungkap salah satu penumpang Pacific Royale, Reni.
Reni menjelaskan jika Pacific Royale menjadwalkan keberangkatan penumpang dari Pekanbaru, Kamis (6/9) sekitar pukul 16.00 WIB. Namun hingga larut malam, penumpang tidak jadi berangkat dengan alasan gangguang teknis. Maskapai menjadwalkan penerbangan, Jumat (7/9) sekitar pukul 09.00 WIB.
Mendengar penjelasan tersebut, ujar Reni, membuat penumpang kecewa dan meminta kompensasi atas keterlambatan itu. Maskapai menjanjikan akan membayar kompensasi di Kota Batam.
Puluhan penumpang yang terlantar berjam-jam di Bandara Sultan Syarif Kasim II terpaksa mengurungkan niatnya untuk berangkat.
“Ada menyewa hotel, kembali ke rumah saudara, pokoknya macam-macam. Intinya, tidak ada jaminan makan ataupun hotel,” ungkapnya.
Walaupun demikian, penumpang tetap setia menunggu jadwal keberangkatan besok hari. Puluhan penumpang tersebut akhirnya dibawa oleh pesawat Lion Air, karena maskapai Pacific Royale sedang mengalami masalah.
“Sesampainya di sini (Batam) kami meminta kompensasi yang telah mereka (maskapai) janjikan. Namun mereka malah kaget, hingga kita laporkan kepada pihak kepolisian,” ungkapnya.
Stasion Manager Pacific Royale Batam Vina, sedang tidak berada di tempat ketika hendak dikonfirmasi.
“Sedang keluar mas, nanti sore saja,” ujar salah satu pegawainya.
Namun hingga sore kemarin, Vina tidak juga datang, sedangkan pegawainya enggan memberikan nomor ponselnya untuk dikonfirmasi.
Markus, petugas OIC Bandara Hang Nadim Batam, mengatakan Pacific Royale bukannya tidak mau memberikan kompensasi keterlambatan.
“Namun keterlambatan itu terjadi di Pekanbaru, bukan di Batam. Sehingga Pacific Royale Batam kaget ketika penumpang meminta konpensasi,” tuturnya.
Karena Pacific Royale Pekanbaru tidak memberikan informasi ke maskapai yang ada di Batam. Permasalahan selesai setelah adanya kesepakatan pembayaran 50 persen dari total kompensasi keterlambatan Rp150 ribu. “Penumpang setuju dan menerima angka itu, selesai walaupun di luar peraturan,” ungkapnya. *** (132)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar