Dari 32 kedutaan yang mengikuti Diplomatic Tour itu, 25 di antaranya langsung diikuti oleh duta besar dan sisanya diikuti pejabat sekretaris kedutaan. Kedutaan asing yang ikut antara lain Bangladesh, Kanada, Royal Danish Embassy, Slovakia, Vietnam, Brunei Darussalam, Kroasia, Republik Ceko, Ekuador, Peru, Serbia, Romania, Belgia, Hungaria, Norwegia, Pakistan, Tunisia, Yaman, Kepulauan Fiji, Paraguay, Cina, Nigeria, Singapura, Zimbabwe dan Laos.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan, tujuan Diplomatic Tour ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para duta besar mengenai potensi yang dimiliki Indonesia. "Kami melihat bahwa inilah yang dibutuhkan oleh para duta besar, informasi terkini sekaligus mereka bisa melihat langsung potensi-potensi daerah kita, bukan hanya Jakarta saja," ujar Fachir seusai acara seremoni di Hotel Novotel, Sabtu (8/9).
Dijelaskannya, program ini dilaksanakan untuk membuka peluang bisnis dari dua sisi, di mana di satu sisi potensi menerima investasi dan di sisi lain potensi untuk berinvestasi di negara para duta besar tersebut. Ia mengatakan Kepri dipilih sebagai tujuan Diplomatic Tour karena provinsi ini memiliki banyak potensi investasi, terlebih Kepri memiliki kekhususan dibanding daerah lain di Indonesia karena memiliki sejumlah daerah yang ditetapkan pemerintah sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (FTZ). "Kepri memiliki FTZ dan begitu banyak fasilitas yang mungkin tidak dimiliki daerah lain," kata dia.
Kemlu sendiri, kata dia, sebenarnya mengundang seluruh kedutaan besar asing yang ada di Jakarta untuk mengikuti acara ini namun banyak yang berhalangan karena sudah memiliki agenda sendiri. Kendati demikian, kata dia, jumlah dubes yang ikut kali ini lebih banyak dibanding dua Diplamatic Tour sebelumnya yang dilakukan ke Yogyakarta dan Gorontalo. Diplomatic Tour ke kedua provinsi itu hanya diikuti sekitar 20 dubes.
Gubernur Kepri HM Sani dalam sambutannya mengatakan program ini bisa menjadi peluang bagi Kepri untuk menarik investasi dari negara para dubes tersebut. "Pertemuan ini menjadi peluang bagi Kepri untuk menarik investasi dari negara-negara yang duta besarnya datang," kata Sani.
Ia mengatakan, posisi Kepri yang strategis di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan menjadi nilai lebih sehingga menarik bagi para investor. Sani mengatakan sejumlah duta besar sudah menunjukkan ketertarikannya untuk mempromosikan potensi investasi Kepri kepada para pengusaha negaranya.
"Dubes yang berasal dari Timur Tengah berminat dengan industri oil and gas dan industri pendukungnya, apalagi di Kepri, kita sudah bisa membuat peralatannnya di sini," kata Sani seusai seremoni.
Menurut Sani, Diplomatic Tour ini menjadi salah satu solusi bagi Kepri mengatasi keterbatasan melakukan promosi investasi ke negara-negara yang potensial untuk diajak berinvestasi di daerah ini. "Ini sesuai dengan keinginan Pemprov untuk memberikan informasi di saat kita mengalami keterbatasan untuk promosi di negara-negara asing," katanya.
Selain bertemu dengan pejabat Provinsi Kepri di Novotel, selama dua hari di Kepri para dubes itu akan dibawa mengunjungi beberapa kawasan industri ternama di Batam dan Bintan, termasuk melihat Studio Animasi Kinema Systrans Multimedia di Turi Beach Nongsa, Batam. Kemarin, rombongan duta besar itu juga mengunjungi kantor Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (BP) Batam. Di sini, para dubes mendapat pemaparan mengenai potensi investasi di Batam dari Kepala BP Batam Mustofa Widjaja. (btd/ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar