BATAM (HK)- Tiga negara, yaitu Brunei Darusalam, Slovakia dan Timor Leste menyatakan minatnya berinvestasi di Provinsi Kepri. Ketiga negara sahabat tersebut melirik investasi di bidang oil dan gas, serta kelistrikan.
Bukti keseriusan Brunei Darusalam, Slovakia dan Timor Leste akan berinvestasi di Kepri, disampaikan langsung oleh Gubernur Kepri HM Sani dan Walikota Batam Ahmad Dahlan usai seminar berajuk Diplomatic Tour 2012 in Riau Province di Hotel Novotel, Sabtu (8/9).
Seperti diketahui, kunjungan diplomatik tersebut ke Kepri (8-9 September) diikuti sebanyak 32 duta besar (dubes) negara sahabat untuk Indonesia. Mereka antara lain berasal dari Brunei Darusalam, Tomor Leste, Slovakia, Vietnam, Laos, Paraguay, Equador, Peru, Serbia, Irak, Turki, Uzbekistan dan sejumlah dubes negara lainnya. Para dubes negara sahabat ini, dalam tour itu di antaranya mengunjungi Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam dan kawasan industri yang ada di Batam dan Bintan.
"Ketertarikan berinvestasi di Kepri, di antaranya dinyatakan dubes Brunei dan Timor Leste di bidang oil dan gas. Mudah-mudahan ini akan berhasil, Senin (hari ini-red) akan kita lihat perkembangannya," kata Sani.
Ketertarikan dubes negara sahabat untuk berinvestasi di wilayah Provinsi Kepri juga diungkapkan Walikota Batam, Ahmad Dahlan. Menurutnya, banyak dubes dari negara sahabat yang mengaku tertarik untuk menanamkan investasi di Kota Batam, salah satunya dari Slovakia.
"Secara spontan, sudah ada rencana awal. Ada perusahaan dari Slovakia yang berniat investasi listrik di sini (Batam)," ungkapnya.
Melalui presentasi yang disampaikan, Sani berharap kunjungan diplomatik bisa menjadi jembatan untuk merencanakan, bekerjasama dan mengembangkan Kepri sebagai tujuan investasi masa depan. Tentunya setelah para dubes melihat langsung serta mengetahui potensi di Kepri yang bisa dikembangkan bagi kemajuan ekonomi negara-negara sahabat.
"Ini peluang, di tengah keterbatasan kita mempromosikan potensi investasi Kepri ke masing-masing negara. Tentunya seperti kita menjaring ikan, dari sekian banyak pasti akan ada 2 atau 3 ikan yang nyangkut," kata Sani sambil tersenyum.
Dalam kunjungan diplomatik ke BP Batam, Dubes Slovakia, Stefan Rozkopal juga sempat menanyakan beberapa proyek yang bisa dikembangkan di Batam. "Negara kami tengah mengembangkan usaha pada beberapa sektor di Indonesia, kami ingin mengetahui sejumlah proyek yang ingin dikembangkan Batam," ujarnya dengan mimik wajah serius.
Pertanyaan Dubes Slovakia dan dubes lain tentang sektor investasi yang dikembangkan di Batam, akhirnya terjawab setelah Kris Wiluan, pengusaha asal Batam menyampaikan presentasinya. Para dubes tersebut pun terlihat cukup puas dengan presentasi bos Kawasan Industri Kabil, Batam itu.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan, Tour Program Diplomatic ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para dubes mengenai potensi yang dimiliki Indonesia. Tour Program Diplomatic merupakan bagian dari program Kementerian Luar Negeri yang telah dilakukan bekerjasama dengan berbagai daerah di Indonesia.
"Ini merupakan salah satu inisiatif dari Kementerian (Kemlu) untuk menyediakan platform bagi pemerintah daerah dalam mempromosikan potensi daerah di luar negeri," katanya.
Mohammad Fachir menjelaskan, program tur diplomatik diikuti oleh 32 misi diplomatik di Jakarta dan 25 di antaranya adalah dubes. Beberapa dari dubes, juga disertai oleh pasangan dan anak-anak mereka.
"Ini menunjukkan betapa menariknya Provinsi Kepri bagi mereka (dubes)," terangnya.
Sebanyak 25 dubes yang mengikuti program tur diplomatik diantaranya Szilvester Bus (Hungara), Kouly A. Souphakhet and istri, Pinkeo A. Souphaket (Laos), Jovan Jovanovic and istri (Serbia), Dato Paduka Mahmud bin Haji Saidin (Brunei Darussalam), Eduardo Alberto Caideron Ledesma (Equador) dan Manuel de Araujo Serrano (Timor Leste). Kemudian Golam Mohammad (Bangladesh), Zeljiko Cimbur (Croatia), Roberto Hernan Seminario Portocarrero (Peru), Mahmoud Farazandeh (Iran), Stig Traovik and istri serta 3 anak (Norwegia), Sanaullah (Pakistan) serta Ali Mohamed Aisoswa dan istri, Sabah Mahdi Asa'ad (Yaman). Selanjutnya Caesar Esteban Grillion Cangroro (Paraguay), Abdul Rahman Salhdewn and istri, Khadijat Toyin (Nigeria), Alice Mageta (Zimbabwe), Nguyen Kusan Thuy dan istri, Nguyen Thi Hanh (Vietnam), Ghulam Sakhi Ghairat dan anak, Yosuf Ghairat (Afganistan) serta Martin Bilbe Hermann and istri serta dua anak (Royal Danish Embassy). Kemudian Zakeriya Akcam (Turki), Dr Isminal Shafiq Muhsin and istri, Hashmia Flayeh (Irak), Shovkat Diamalov (Uzbekistan), Stefan Rozkopal dan istri, Silvia Rozkipalova (Slovakia) serta Ratu Seremaian (Fiji Island).
Selebihnya diikuti pejabat Sekretaris Kedutaan, seperti Jan Janda (The Czech Republic) dan Catalin Arjoca (Romania). Serta Liu Quan (China), Bassam Alkhatib (Syria), Sihem El Hamdi (Tunisia), Di Jitao (China), Nguyen Duc Thang (Vietnam) dan Zhou Suli (Singapura). (wan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar