Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Selasa, 04 September 2012

2 Kapal Pengangkut Batu Bara Diresmikan

RESMIKAN KAPAL - Kepala BP Batam Mustofa widjaja didampingi Komisaris PT Bahtera Bahari Shipyard Hengky Suryawan, Direktur PT Pelayaran Adhiguna Bima Putrajaya dan Direktur Pengadaan Strategi PT Perusahan Listrik Negara Basgiyo Ridwan menggunting pita sebagai tanda diresmikannya pengoperasian dua set Tug dan Barge di Tanjunguncang, Senin (3/9). CECEP/HALUAN KEPRIKualitas Internasional, Harga dalam Negeri

SAGULUNG (HK)- PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (BAg), anak perusahaan PT PLN (Persero), Senin (3/9) meresmikan pengoperasian dua kapal tug boat dan dua kapal tongkang pengangkut batu bara senilai Rp65 miliar.

Kedua kapal tug boat tersebut diberi nama Tb Srikandi Baruna 2401 dan Tb Srikandi Baruna 2402. Sementara dua kapal tongkang lagi masing-masing diberi nama Tk Baruna Power 3001 dan Tk Baruna Power 3002.

"Dua unit kapal ini merupakan penyelesaian salah satu program pengadaan investasi armada sesuai 'road map' pengembangan usaha PT BAg untuk menyediakan sarana transportasi pengangkut batu bara untuk menyuplai PLTU milik PT PLN di Pulau Jawa," kata Direktur Utama PT BAg, Bima Putrajaya dalam sambutannya saat peresmian pengoperasian kedua kapal tersebut, di PT Bahtera Bahari Shipyard Tanjunguncang-Sagulung, Senin (3/9).

Kedua armada tambahan ini, kata Bima, merupakan kapal ketiga dan keempat yang pembuatannya didanai langsung PT PLN (Persero). Dimana sebelumnya sudah dua kapal yang telah rampung, yakni KM Kartini Baruna (Kapal Panamax 74.000 DWT) yang mengangkut batu bara dari Kalimantan ke PLTU Tanjung Jati B dan KM Sartika Baruna 13.500 DWT yang direncanakan untuk mengangkut batu bara ke PLTU Suralaya.

"Kapal baru ini akan kita operasikan untuk mengangkut batu bara dari Tarakan, Kalimantan, menuju PLTU Rembang dan PLTU Indramayu dengan volume angkutan sekitar 450 ribu ton per tahun," ungkap Bima.

Komisaris PT Bahtera Bahari Shipyard, Hengky Suryawan menegaskan bahwa kedua kapal milik PT BAg yang dikerjakan tersebut mempunyai kualitas international dan bisa disejajarkan dengan kapal-kapal produksi Singapura dan Malaysia. Meski demikian, ia memastikan bahwa harga yang diberikan menggunakan harga kurs rupiah.

"Kapal ini berkualitas international, harga rupiah. Ini semata-mata untuk menjaga kerja sama kami ke PT BAg, karena siapa tau ke depan kita selalu diberikan kepercayaan untuk membuat kapal lagi," ujar Hengky.

Selain harga yang cukup murah dan kualitas international, kata Hengky, keunggulan dari kerja sama pembuatan kapal dengan pihaknya adalah kapal yang normalnya diserahterimakan dalam waktu 9 bulan, namun ia bisa menyerahkan dalam waktu kurang lebih 3 bulan.

"Hanya dalam waktu 3 bulan, kedua kapal yang dipesan ini bisa kita serah-terimakan, karena memang kontrak kerja samanya dilakukan pada 24 Juli lalu," ungkapnya.

Untuk itu, Hengky mengingatkan agar pengusaha jasa transportasi berat yang ada di Indonesia tidak lagi melakukan pembuatan di luar negeri hanya untuk mengejar kualitas. Karena kedua kapal buatannya tersebut membuktikan bahwa anak bangsa bisa membuat kapal yang kualitasnya setara dengan kapal yang dibeli dengan dollar.

Tidak hanya itu, 10 insinyur yang terlibat dalam pembuatan kapal di tempatnya merupakan putra-putri terbaik dari dalam negeri. Karena ia telah mengukuhkan komitmen untuk menggunakan sumber daya manusia (SDM) lokal.

Direktur Pengadaan Strategis PT PLN (persero) Bagiyo Riawan menjelaskan PLN terus melakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) membutuhkan suplai batu bara yang sangat besar, sehingga ke depan diperlukan angkutan yang memadai akan bisa lebih ekonomis.

Bayangkan saja, menurut Bagiyo, hingga tahun 2012 PLN membutuhkan sedikitnya 53 juta ton batu bara setiap tahun. Sementara pada tahun 2014 nanti diperkirakan akan mencapai 65 juta ton setiap tahunnya. Ini disebabkan adanya penambahan PLTU yang berkekuatan 10 ribu MW di Pulau Jawa.

Sementara itu, Kepala BP Batam, Mustofa Widjaya mengatakan bahwa pihaknya terus memfasilitasi pengusaha untuk mendapatkan lahan sebagai tempat untuk berusaha. Bila ada hambatan, bisa disampampaikan ke pihaknya.

Namun demikian, Mustofa menegaskan bahwa untuk kebutuhan lahan industri shipyard, saat ini hanya ada di daerah Tanjunguncang, karena di Batuampar dan sekitarnya sudah terisi oleh industri shipyard dan industri lainnya.

"Kami siap menfasilitasi industri shipyard, tapi jangan di daerah Batuampar, karena sudah terisi semua," ujar Mustofa.

Acara peresmian kedua pasang kapal tersebut, ditandai dengan penandatangan serah terima kapal dari PT Bahtera Bahari Shipyar (BBS) ke PT Adiguna dengan disaksikan langsung Ketua BP Batam dan Perwakilan PT PLN pusat. Kemudian dilanjutkan dengan peninjauan langsung ke kedua kapal tersebut. (ays

Tidak ada komentar:

Posting Komentar