Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 12 April 2010

Wako: PLN Jangan Korbankan Masyarakat





Written by Redaksi ,
Monday, 12 April 2010 08:26 (sumber Batam Pos,versi asli)

BATAM CENTRE (BP) - Kenaikan tarif listrik tinggal menunggu waktu. Setelah PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengumumkan per 1 April harga gas naik 15 persen, giliran PT PLN Batam ambil ancang-ancang menaikkan tarif listrik kota metropolis ini.

Rencana kenaikan harga gas sudah disampaikan Sekretaris PLN Batam, Lutfi Nazi kepada Wali Kota (Wako) Batam, Ahmad Dahlan 9 April lalu. Kepada Wako, Lutfi mengatakan kenaikan tersebut dipicu lonjakan harga bahan bakar gas yang dipasok PGN.

“PLN harus mempelajari peraturannya seperti apa. Saya sendiri belum lihat langsung peraturan soal kenaikan harga gas tersebut,” kata Wako di Hotel Vista, Baloi, kemarin.

Dalam pertemuan itu, Dahlan meminta PT PLN mencari solusi agar kenaikan harga gas tidak dibebankan ke masyarakat. ”Jangan asal naik gas, PLN ingin naikan harga listrik juga. Kalau kenaikannya untuk industri jangan sampai rumah tangga ikut naik,” ujarnya.

Sekretaris PLN Batam, Lutfi Nazi mengatakan, sejak 1 April lalu PGN menaikan harga jual gasnya sebesar 15 persen.

Dalam catatan Batam Pos, harga jual gas untuk Batam sejak 2007 sebesar 5,69 dolar AS per million miles british thermal unit (MMBTU).

Jika kenaikan gas 15 persen—seperti disebutkan Lutfi—berarti kontrak gas per 1 April sekitar 6,54 dolar AS per MMBTU.

“Biaya pokok penjualan (BPP) ditentukan beberapa faktor. Diantaranya bahan bakar (gas), inflasi, harga dolar dan pemeliharaan. Nah gas ini peranannya sekitar 60 persen. Jadi kalau gasnya naik, otomatis BPP harus disesuaikan,” kata Lutfi menjawab Batam Pos, kemarin.

Informasi yang diperoleh Batam Pos dari Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri Cahya, kenaikan tarif listrik kali ini hanya akan diberlakukan untuk sektor rumah tangga. ”Saya tanya langsung ke Dirut PLN Batam. Pak Zainuddin bilang cuma rumah tangga yang naik,” ujarnya.

Cahya mengatakan, tidak adanya rencana kenaikan tarif listrik industri, karena tahun 2008 PLN sudah menaikkan tarif listrik cukup tinggi untuk sektor industri. “Waktu itu tarif industri naiknya gila-gilaan karena ada subsidi silang. Sebagian pembayaran industri digunakan untuk menutupi biaya operasional pemakaian listrik rumah tangga,” kata Cahya.

Meski tarif listrik untuk industri dan bisnis ketika itu naik cukup tinggi, namun PT PLN Batam mengaku hanya mencapai titik impas. Sekretaris PLN Batam, Lutfi Nazi membenarkan pernyataan Cahya soal titik impas ini. “Karena rekomendasi kenaikan tarif 2008 menyebutkan, PLN tak boleh untung. Bolehnya hanya impas,” ujarnya.

Namun, soal tarif listrik rumah tangga yang bakal dinaikkan karena kenaikan gas sebesar 15 persen, dibantah Lutfi. Kata dia, pembahasan PLN belum sampai di situ. “Kita belum bicara soal kenaikan tarif listrik. Yang kita sampaikan ke Wali Kota cuma kenaikan harga gas dan dampaknya terhadap operasional PLN Batam,” tukasnya. (evi/ros)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar