Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 26 April 2010

'Amuk pekerja bisa terjadi di Jakarta'

Apindo berupaya pererat komunikasi ekspatriat-pekerja

(sumber Bisnis Indonesia, 26 April 2010)

JAKARTA: Apindo DKI Jakarta mengingatkan peristiwa amuk pekerja seperti terjadi di PT Drydock World Graha di Batam, berpeluang terjadi di Jakarta.

Untuk itu pemerintah daerah dan pengusaha diminta harus meningkatkan koordinasi dan kerja samanya guna mencegah kejadian seperti itu.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia DKI Jakarta Soeprayitno mengatakan pemerintah dan kalangan dunia usaha harus bersama-sama mengantisipasi jangan sampai terjadi peristiwa amuk pekerja seperti terjadi di Batam pada 22 April.

"Kami optimistis kejadian itu bisa dicegah karena adanya hubungan komunikasi yang sudah terjalin baik selama ini termasuk dengan kalangan ekspatriat," katanya kepada Bisnis, kemarin.

Dia menjelaskan upaya antisipasi yang harus dilakukan pemerintah dan kalangan dunia usaha mencakup aspek jaminan keamanan pekerjaan, pendapatan dan sosial pekerja.

Dalam kasus peristiwa Batam, paparnya, lebih banyak dipicu faktor keamanan sosial pekerja yang merasa terusik oleh tindakan unsur manajemen yang kebetulan seorang ekspatriat, sehingga menyulut kemarahan dan solidaritas para pekerja.

"Keamanan sosial pekerja atau social security yang terganggu lebih dominan menjadi penyebab terjadinya peristiwa Batam."

Ketua Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta Eddy Kuntadi mengatakan jaminan keamanan yang kondusif sangat diharapkan semua pihak agar kelangsungan perusahaan dapat terjaga dengan baik.

"Pada prinsipnya para pelaku bisnis, termasuk karyawan membutuhkan jaminan keamanan yang kondusif."

Pertemuan rutin


Soeprayitno mengatakan pihaknya akan berupaya maksimal agar komunikasi antarpengusaha, ekspatriat dan karyawan lainnya dapat terjaga dengan baik di antaranya melalui cara menggelar pertemuan rutin.

"Pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI, Pemda Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, sudah meminta kalangan ekspatriat untuk dapat membaur lebih akrab dengan para pekerja agar terjadi interaksi sosial yang baik."

Kalangan ekspatriat, tuturnya, menyambut baik masukan tersebut dengan kesediaan belajar bahasa dan budaya yang dominan di kalangan pekerja a.l. Jawa atau Sunda.

"Metode itu mampu meredam kesenjangan antarekspatriat dan pekerja lainnya terutama terkait pendapatan dan tunjangan lain," katanya.

Dia mengatakan situasi kerja yang relatif sudah baik di Jakarta dan daerah sekitar merupakan hasil dari pembinaan pemerintah dan kamar dagang dan industri masing-masing negara serta dialog yang intensif melalui forum resmi maupun individu ekspatriat.

"Satu hal lagi yang sangat penting adalah sistem internal di dalam perusahaan itu sendiri yang dapat memberikan kenyamanan kerja bagi kalangan karyawan," tandasnya.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta, pada 2008 sebanyak 5.173 pekerja asing mengajukan izin bekerja yang tersebar bekerja di lima wilayah se-DKI Jakarta dengan sebaran yakni Jakarta Selatan 2.286 orang, Jakarta Timur 323 orang, Jakarta Pusat 1.084 orang, Jakarta Barat 394 orang, Jakarta Utara 1.086 orang.

Dilihat dari tahun ke tahun, jumlah tenaga kerja asing di Jakarta menunjukkan pertumbuhan cukup signifikan selama kurun waktu 2003-2008, yakni pada 2003 sebanyak 3.521 orang, tahun 2004 (4.255 orang), pada 2005 (4.267 orang), pada 2006 (5.155 orang), tahun 2007 (5.283 orang), pada 2008 (5.173 orang). (Yusran Yunus) (nuruddin. abdullah@bisnis.co.id)

Oleh Nurudin Abdullah
Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar