| | |
Written by Putut Ariyotejo , Friday, 09 April 2010 07:59 (sumber Batam Pos,versi asli) |
DI ruang kerjanya, Kepala Kantor Stamet (stasiun meteorologi) Klas I Hang Nadim OB, Joko Siswanto menguraikan tugas dan fungsi Stamet Hang Nadim OB. Ia mengatakan, pihaknya adalah bertugas untuk mengamati, mencatat, mengolah dan menyajikan data cuaca. Semua data yang ada adalah bisa dipertanggungjawabkan. Kata Joko, sedikit berteori, bahwa forecasting dalam Bahasa Inggris bukan diterjemahkan sebagai ramalan tetapi prakiraan. Prakiraan adalah sebuah aktivitas yang berdasarkan data yang kemudian dianalisa. Untuk memperoleh data yang akurat - dengan bantuan Otorita Batam - Stamet Hang Nadim yang secara struktural di bawah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ini telah memasang Automatic Weather Station (AWS) di beberapa titik di Batam. ”Kami memasang di Nongsa, Tanjungpiayu, Mukakuning, Sei Ladi, Tanjunguncang, Tanjung Sengkuang bahkan Galang,” beber Joko. AWS ini bekerja secara otomatis dan dalam jaringan (online) sistem Stamet Hang Nadim. ”Secara real time AWS mengirimkan data kemari (kantor Stamet, red),” kata Joko. Stamet Hang Nadim pun membawahi stasiun sejenis di beberapa wilayah di seluruh Kepri. Ditilik dari tugas pokoknya, Stamet adalah lembaga yang bertugas menyediakan data meteorologi untuk keperluan penerbangan. Tak heran, kan, kantor Stamet ada di Bandara Hang Nadim. Sebelum terbang setiap penerbangan harus mengambil data kondisi udara ke kantor Stamet yang memang terhubung dengan bandara. ”Tugas kami adalah memberikan data, terserah mereka menggunakan atau tidak,” ujar Joko saat mengajak Batam Pos jalan-jalan melihat fasilitas Stamet. Meski tugas utamanya untuk penerbangan, Joko mengatakan, pihaknya tidak boleh mengelak jika ada yang bertanya tentang kondisi maritim. Saat ini data tentang kondisi maritim banyak digunakan oleh perusahaan besar yang akan melakukan kegiatan di laut, misalnya pemasangan pipa bawah laut. Ia tak menutup mata bahwa 95 persen wilayah Kepri adalah air. Untuk itu, secara organisasi Joko mengaku pihaknya telah mengajukan proposal ke BMKG pusat untuk membuat stasiun maritim di Batam. BMKG sendiri memiliki empat jenis stasiun, yakni stasiun meteorologi seperti yang ada di Hang Nadim, stasiun klimatologi, stasiun maritim dan stasiun geofisika. Untuk kondisi ombak laut Joko membuka jalur koordinasi dengan Kantor Pelabuhan Laut untuk bisa membantu menyebarkan informasi maritim kepada setiap pengguna jasa laut. ”Kewenangan kami hanya sampai batas Kanpel saja. Kanpel ke bawah tentu kami tak punya kewenangan,” imbuhnya. ”Laut hangat biasanya banyak didatangi ikan,” jelas Joko. Data ini jelas sangat diperlukan oleh nelayan, sehingga tujuan pelayarannya jelas. Kapan stasiun maritim itu akan terealisasi? Semoga tak lama. *** |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar