BATAM: Dewan Kawasan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas Batam, Bintan dan Karimun (DK FTZ BBK) memastikan insiden kerusuhan yang terjadi di PT Drydock World Graha, tidak mengganggu kepercayaan investor asing terhadap daerah tersebut.
Ketua DK FTZ BBK Ismeth Abdullah mengatakan iklim investasi dan industri di kawasan FTZ BBK masih berjalan kondusif.
"Kerusuhan di Drydock secara umum tidak memengaruhi investasi di Provinsi Kepri, khususnya di kawasan FTZ BBK. Tidak ada pemodal asing yang berpikir pindah atau mengalihkan investasinya dari kawasan BBK," ujarnya dalam rilisnya, kemarin.
Menurut dia, pascainsiden kerusuhan, dewan kawasan sudah menghubungi para investor asing yang berada di Inggris, Korea Selatan, Jepang, Singapura dan dari negara lainnya.
DK, katanya, sudah menjelaskan kepada mereka pokok masalah yang terjadi dan upaya-upaya yang sudah dilakukan guna mengatasi insiden tersebut sehingga saat ini suasana sudah terkendali.
Kalangan investor, lanjutnya, menyatakan dapat memahami kondisi yang terjadi dan tetap berkomitmen melanjutkan investasi dan industrinya di kawasan FTZ BBK khususnya di Batam.
Kepada para pemodal asing DK menjelaskan hasil kesimpulan tim khusus bentukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang ditugaskan menyelidiki insiden kerusuhan yang terjadi di PT Drydock World Graha, Tanjung Uncang pada Kamis 22 April.
Tim terdiri dari unsur-unsur yang mewakili DK FTZ BBK, Disnaker Kepri, Badan Promosi dan Investasi Daerah Kepri, Badan Kesbanglinmas Kepri dan Disperindag Kepri.
"Secara prinsip kerusuhan itu murni masalah internal perusahaan karena hubungan antarpekerja yang kurang harmonis," kata Ismeth.
Dia menegaskan tim khusus menyimpulkan kerusuhan hanya bersifat kasuistik karena hampir seluruh perusahaan di kawasan itu sudah menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara pekerja lokal dan pekerja asing.
Menurut dia, kerusuhan yang terjadi adalah spontanitas karena pekerja lokal di perusahaan tersebut merasa diperlakukan tidak pada tempatnya atau ucapan yang menyakitkan hati, sama sekali bukan masalah pengupahan.
"Banyak perusahaan offshore yang investasi dan pekerjaannya lebih besar dari Drydock, tidak pernah mengalami kejadian seperti itu karena sudah menciptakan hubungan antarpekerja yang harmonis."
Persuasif
DK sendiri, katanya, terus melakukan upaya-upaya persuasif, meminta para pekerja untuk menahan diri dan pihak perusahaan juga sudah diminta mengambil langkah-langkah perbaikan.
Pihak manajemen Drydock juga sudah menyadari kekeliruannya dan menyatakan komitmennya ke DK untuk mengurangi jumlah pekerja asing di perusahaan tersebut.
Selain itu, sambung dia, perusahaan akan melakukan pembinaan pemahaman budaya dan adat istiadat lokal kepada para pekerja asing yang masih dipekerjakannya agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Manajemen Drydock juga sudah berencana akan kembali melanjutkan aktivitas industrinya mulai pekan depan dan menjamin tidak akan ada pemecatan terhadap para pekerja lokal di perusahaan itu. (K40)
Bisnis Indonesia
Info Barelang
Senin, 26 April 2010
Investasi asing di Batam stabil
(sumber Bisnis Indonesia, 26 April 2010)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar