( sumber Bisnis Indonesia, Rabu, 28/04/2010 )
Sampai triwulan I realisasi investasi US$16 juta
BATAM: Minat investor asing masuk ke kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas (free trade zone/FTZ) Batam, Bintan dan Karimun tetap tinggi.
Sampai triwulan I/2010 tercatat 20 aplikasi proyek penanaman modal asing (PMA) telah disetujui dengan nilai mencapai US$16 juta, atau naik 1,43% dari realisasi periode sama 2009.
Kepala bagian Humas Badan Pengusahaan Batam, Rustam Hutapea, mengatakan investor asing itu berasal dari tujuh negara yakni Singapura, Malaysia, Taiwan, Australia, Norwegia, Korsel, Belanda.
"Masih mengalirnya investor asing masuk ke Batam ini merupakan pertanda baik dan kondusifnya kawasan FTZ Batam untuk berusaha baik saat ini maupun masa mendatang," katanya, kemarin.
Dia menjelaskan pada Januari 2010 terdapat tiga aplikasi proyek PMA yang telah disetujui dengan total nilai investasi sebesar US$4,1 juta, kemudian pada Februari sebanyak delapan aplikasi dengan nilai US$5,7 juta, kemudian pada Maret sebanyak sembilan aplikasi dengan nilai investasi US$7,04 juta.
"Dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, jumlah persetujuan aplikasi proyek PMA triwulan I tahun ini meningkat," katanya.
Dari jumlah proyek, sambung dia, jumlah proyek meningkat dari 18 proyek pada triwulan I/2009, menjadi 20 proyek pada triwulan I/2010, atau naik sekitar 11%, sedangkan dari sisi nilai, naik 1,43% dari triwulan I/2009 sebesar US$16,6 juta menjadi US$16,8 juta pada triwulan I/2010.
"Total proyek PMA yang masuk ke kawasan FTZ Batam sejak 1971 sampai dengan Maret 2010 mencapai 1.153 proyek PMA dengan nilai investasi US$5,69 miliar."
Sektor diminati
Menyinggung sektor yang paling diminati investor PMA, dia menambahkan ada beberapa sektor terdiri dari industri pembuatan/perbaikan kapal sebanyak tiga proyek, industri logam dua proyek, restoran dan jasa rekreasi dua proyek dan perdagangan besar lima proyek.
Kemudian industri komponen elektronik satu proyek, industri penunjang pertambangan migas satu proyek, industri pengolahan karet 1 proyek dan industri pakaian jadi 1 proyek.
"Selain itu industri properti dua proyek, jasa konsultan bisnis dan manajemen satu proyek, jasa bongkar muat satu proyek," tandasnya.
Sebelumnya Dewan Kawasan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas Batam, Bintan dan Karimun (DK FTZ BBK) memastikan insiden kerusuhan yang terjadi di PT Drydock World Graha, tidak mengganggu kepercayaan investor asing.
Ketua DK FTZ BBK Ismeth Abdullah mengatakan iklim investasi dan industri di kawasan FTZ BBK masih berjalan kondusif. (K40) (redaksi@bisnis.co.id)
Bisnis Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar