| | |
Written by Deden Rosanda , Thursday, 08 April 2010 08:16 (sumber Batam Pos,versi asli) |
Gerbang Proyek-proyek Besar Era perdagangan dan pelabuhan bebas yang menuntut segala sesuatunya serba cepat dan efisien, memaksa manajemen pelabuhan Kabil yang dikelola PT Citra Nusa Kabil Port, berbenah. Birokrasi yang memakan banyak waktu, dipangkas dengan mendirikan gedung pelayanan satu atap di areal pelabuhan resmi FTZ itu.
Gedung satu atap ini menjadi kantor pelayanan bersama Bea Cukai, Imigrasi, Karantina dan Pelabuhan. Sebelum gedung CIQP atau Custom, Immigration, Quarantine & Port Authority ini dibangun, para pengguna jasa pelabuhan Kabil harus mengurus dokumen dan berbagai perizinan lain ke empat kantor tersebut. Jarak antara pelabuhan Kabil dengan Kantor Bea Cukai di Batuampar, atau pelabuhan Kabil dengan Kantor Imigrasi di Batam Centre misalnya, dinilai terlalu jauh. Sehingga, aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan bersertifikat kelas dunia ini kurang efisien. Menurut Presiden Direktur PT Citra Tubindo Tbk, Kris Taenar Wiluan, pendirian gedung satu atap ini untuk meningkatkan mutu layanan kepada para investor, khususnya pengguna jasa pelabuhan Kabil. Proses loading dan uploading serta birokrasi yang cepat, diharapkan mampu mendorong peningkatan investasi. ”Ini bisa menjadi pintu gerbang bagi masuknya proyek-proyek besar dari berbagai negara,” ujarnya. Selain menyediakan layanan terpadu alias one stop service, pelabuhan yang menangani bongkar muat alat berat dan perminyakan itu juga terus mengembangkan fasilitasnya. Satu-satunya pelabuhan umum di Indonesia yang pengusahaannya dikelola swasta ini menambah dermaga sepanjang 300 meter. Kedua sisi dermaga yang sedang tahap pembangunan tersebut bisa digunakan untuk sandar kapal-kapal besar berbobot sekitar 50.000 GT. *** |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar