Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Selasa, 06 April 2010

Ulat Sampah Masuk Rumah





Written by Redaksi ,
Tuesday, 06 April 2010 08:29 (sumber Batam Pos,versi asli)

BATUAJI (BP) – Sampah di Perumahan Cipta Sarana Tahap II sudah sebulan tidak diangkut. Jika hujan ulat-ulat ke luar dari tumpukan sampah dan masuk ke rumah warga.

Warga meminta pemerintah memperhatikan sampah di perumahan tersebut sebelum warga terserang penyakit. Sampah yang belum diangkut tersebut sudah berulat dan berbau ke mana-mana. Bila hujan tiba ulat terlihat meloncat-loncat di jalan perumahan tersebut.

”Geli melihatnya mas, jalan dipadatinya bahkan masuk rumah,” ujar Ita, warga Perumahan Cipta Sarana Tahap II, Batuaji, Senin (5/4).

Biasanya, seminggu sekali sampah tersebut sudah diangkut. Namun sampai saat ini sampah tersebut masih berada di sekitar perumahan. Dampak keberadaan sampah yang warga rasakan baru tingkat Inpeksi Saluran Pernapasan (ISPA), diare memang belum dialami oleh warga perumahan tersebut.
”Kalau anak-anak mencret saat buang air sudah banyak mas,” ujar Hombing, warga Perumahan Cipta Sarana lain.

Warga Perumahan Cipta Sarana mengaku dipungut biaya untuk menjaga kebersihan di perumahan tersebut. ”Namun kalau begini, pecat saja pihak pengangkut sampah itu,” ujar ibu-ibu di perumahan tersebut.

Belum Juga Diangkut

Sampah masih terlihat menumpuk di beberapa titik dan perumahan di wilayah Batam. Seperti yang terlihat di Bengkong Dalam, Perumahan PLN, Taman Raya, Taman Batara Raya, Windsor, Penuin, Baloi dan sekitaran pasar Tos 3000, Jodoh.

”Selama setengah bulan terakhir hanya sekali saja diangkut. Harusnya kan tiga hari sekali,” ungkap Hasanah, warga Taman Raya tahap I, kemarin.

Dengan seringnya turun hujan dalam seminggu terakhir, menurut Yusri, membuat sampah-sampah tersebut sangat bau. ”Setelah hujan baunya sampai ke mana-mana. Bukan hanya di dekat tumpukan saja,” tambahnya.

Keadaan tersebut dikarenakan air hujan yang mengguyur sampah mengalir ke berbagai arah.

Hal senada juga diungkapkan para warga di Perumahan PLN. Seorang warga setempat, Yeni, mengatakan hingga saat ini mobil pengangkut sampah masih sering telat mengangkut sampah dari perumahannya.

Keadaan yang lebih parah terlihat di sekitaran pasar Tos 3000. Menurut beberapa orang pedagang, sampah yang terdapat di sekitar pasar Tos 3000 sudah sekitar satu bulan belum diangkut.

Sampah yang sebagian besar merupakan sisa sayuran dan buah-buahan yang membusuk tersebut kini telah berubah menjadi lumpur karena terguyur hujan. Selain berbau menyengat, sampah yang telah meluber ke badan jalan tersebut juga sangat licin hingga membuat pengendara harus berhati-hati bila tak ingin terpeleset.

Wali Kota Minta Maaf

Wali Kota (Wako) Batam Ahmad Dahlan gerah juga terhadap persoalan sampah yang hingga saat ini belum teratasi oleh PT Surya Sejahtera Envorotech (SSET) selaku pengelola sampah di kota ini.
Ia juga meminta maaf kepada masyarakat Batam yang terusik dengan menumpuknya sampah sejak dua pekan terakhir.

”Saya minta maaf ke masyarakat atas kejadian (persoalan sampah, red) ini. Masalah ini terjadi karena mis manajemen internal PT SSET,” imbuh Wali Kota di Gedung Kanpora Baloi, kemarin.

Dijelaskannya, untuk memantau seluruh persoalan sampah tersebut, Pemko Batam sudah bentuk tim pengawas yang dipimpin Kepala Inspektorat Pemko Batam beranggotakan staf dari Dinas Kebersihan, Perhubungan dan SKPD lainnya.

Pemko sendiri, kata Wako, telah bertemu langsung dengan pihak SSET serta stakeholder lainnya untuk membahas dan mengetahui akar masalah yang terjadi mengakibatkan sampah tak terangkut dan kian meresahkan masyarakat.

Dari pertemuan yang diselenggarakan pekan lalu itu, ada kesalahan manajemen di PT SSET yang sifatnya internal tapi titik temunya telah ditemukan dan sesegera mungkin dilakukan pembenahan.

”Sudah ada komitmen antara Pemko dengan PT SSET untuk secepatnya menangani sampah di kota ini,” katanya.

Agar tidak berlarut-larut dan menimbulkan dampak buruk ke masyarakat, Wako mengaku telah memberi tenggat waktu sepekan kepada PT SSET untuk mengatasi persoalan tersebut. ”Seminggu harus beres. Kalau tidak, tim pengawas akan melapor dan kita ambil tindakan sesuai kesepakatan yang ada,” tegas Ahmad Dahlan.

Ia juga meminta pengertian dari masyarakat terhadap proses transisi pengelolaan sampah yang dilimpahkan ke pihak swasta dalam bentuk swastanisasi.

Walau belum sempurna, Wako mengaku banyak daerah di tanah air telah melakukan studi banding terkait swastanisasi sampah di kota ini.

Pelayanan akan sampah ini, menurutnya, sama dengan pelayanan listrik oleh PLN maupun air oleh ATB karena bersinggungan langsung dengan pelayanan kepada masyarakat.

Dikatakannya, dulu sebelum PLN ditangani swasta, hampir setiap harinya terjadi byar pet. Sama halnya dengan persoalan air yang juga meresahkan masyarakat kala itu. ”Swastanisasi sampah ini kan masih baru, jadi kita harus memakluminya,” ujar Wali Kota. (spt/cr2/cr1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar