Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 11 Januari 2010

Pertama di Indonesia dan Jadi Percontohan

Sabtu, 09 Januari 2010 (sumber Batam Pos,klik versi)

Menteri Kelautan Resmikan Pelabuhan Perikanan Swasta Barelang

BARELANG (BP) - Menteri Kelautan dan Perikanan Dr Ir Fadel Muhammad meresmikan Pelabuhan Perikanan Swasta Barelang yang berada di Jembatan 2 Barelang, Jumat (8/1) siang. Pelabuhan milik pengusaha Jefry Sugianto ini akan dijadikan percontohan pelabuhan perikanan swasta di Indonesia.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Fadel Muhammad yang disaksikan oleh Dirjen Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan Deddy Sutesna, Asisten Administrasi Pemprov Kepri Arifin SH, Kadis Kelautan dan Perikanan Pemprov Kepri Lamidi, Kadis KP2K Batam Suhartini. Di kesempatan yang sama, Fadel juga menandatangani prasasti pelabuhan perikanan di Telaga Punggur.

”Saya sangat berterima kasih ke Jefry yang mau berinvestasi dengan membangun infrastruktur pelabuhan perikanan. Kalau ini sukses, pengusaha lain akan mau membangun pelabuhan perikanan swasta,” ujar Fadel. Dijelaskan mantan Gubernur Gorontalo ini, untuk membangun pelabuhan dibutuhkan dana yang besar. Waktu balik modal juga lama, yaitu sekitar 10 tahun. Dengan kondisi demikian jarang pengusaha yang mau berinvestasi di bidang pelabuhan.

Bila ada pengusaha lain yang ingin mendirikan pelabuhan atau infrastruktur lainnya, kata Fadel, maka pemerintah terutama Departemen Perikanan dan Kelautan akan memberikan berbagai kemudahan. Salah satu kemudahan adalah menyediakan lahan. Fadel merasa salut dengan usaha Jefry yang membangun pelabuhan dengan modal 100 persen, termasuk menyediakan lahan sendiri. Pelabuhan ini tidak saja untuk kapal dengan tonase besar, tapi juga boleh bongkar muat untuk kapal nelayan ukuran menengah dan kecil. Pelabuhan perikanan swasta ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Selain fasilitas bongkar muat, pelabuhan ini mempunyai fasilitas pendukung lain seperti restoran seafood Golden Fish, cafe. Selain ada ruangan syahbandar, di pelabuhan ini juga ada ruangan meeting, pengurusan dokumen perikanan, ada ruang bea cukai dan imigrasi. ”Dibuat seperti one stop service atau satu atap. Nantinya ekspor perikanan bisa langsung dari sini,” ujar Jefry kepada wartawan.

Hingga saat ini sudah ada sekitar 70 kapal yang berlabuh di pelabuhan ini. Tidak saja kapal ikan milik pengusaha Batam, tapi juga kapal ikan dari daerah lain seperti Jakarta, Tulung Agung dan lainnya. Untuk meramaikan pelabuhan tersebut, Fadel berjanji akan membawa beberapa kapal dari daerah lain untuk bongkar muat di sana. ”Dilakukan bertahap dan hati-hati sehingga nanti jangan sampai ada konflik,” katanya.

Ikan Bawal Ikon Batam

Pada kesempatan ini juga, Menteri Perikanan dan Kelautan menjadikan ikan bawal bintang sebagai ikonnya Batam. Diharapkan nelayan budidaya di Batam akan ramai-ramai membudidaya ikan bawal bintang ini. ”Daerah atau negara lain akan mencari ikan bawal bintang, tidak lain adalah di Batam,” kata Fadel.

Ikan bawal bintang ini, kata Fadel, selain rasanya enak, pemeliharaannya juga mudah dan murah. Untuk bibit, Balai Budidaya Laut (BBL) Batam sudah bisa melakukan budidaya massal terhadap jenis ikan ini. Ada tiga jenis ikan yang sudah bisa dilakukan pembibitan massal di BBL Batam, yaitu ikan macan kerapu, kakap putih, dan bawal bintang.

Bila budidaya tersebut berhasil, nantinya akan didirikan berbagai fasilitas pendukung seperti packing, layanan kesehatan, pusat pendidikan, dan lainnya. ”Inilah konsep yang disebut Minapolitan. Mina artinya ikan, dan politan artinya kota,” ujar Fadel.

Mulai dari pengusaha perikanan dan nelayan nampak antusias dengan dijadikannya ikan bawal bintang jadi ikon perikanan di Batam dan Kepri. Bahkan ada pengusaha yang mengusulkan nama ikannya jadi ikan bawal Batam atau ikan bawal Kepri.
”Silahkan berembuk putuskan apa namanya. Yang penting bagi saya hasilnya banyak dan bisa mensejahterakan masyarakat Batam, terutama nelayan budidaya,’’ katanya.

Untuk memajukan industri perikanan, Fadel telah melakukan perombakkan dan pembenahan di tubuh Departemen Kelautan dan Perikanan. Setelah menghapus segela bentuk retribusi terhadap nelayan, Fadel menargetkan dalam lima tahun kedepan, Indonesia menjadi negara pengekspor ikan terbesar di dunia.

”Bila kita bekerja, saya optimis target tersebut bisa tercapai. Masalahnya kita tidak bekerja selama ini, sehingga ekspor perikanan Indonesia masih kalah dari Thailand dan Vietnam,” ujar Fadel saat mengunjungi proses pembibitan ikan di Balai Budidaya Laut (BBL) Batam yang berlokasi dekat Desa Setokok, Jembatan 3 Barelang, kemarin.

Untuk mencapai target tersebut, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) melihat sektor perikanan budidaya masih bisa dimaksimalkan. Saat ini ikan tangkap masih mendominasi hasil ikan Indonesia, nantinya kompoisisi hasil ikan budidaya lebih besar dan mengalahkan jumlah ikan tangkap.

”Kencendrungan ke depan, potensi ikan tangkap akan berkurang karena pencemaran laut, rusaknya terumbu karang. Dibutuhkan modal yang besar untuk menangkap ikan yang jauh ke tengah laut,” ujarnya ketika didampingi Kepala BBL Batam, Jumboh Rukmono MP.

Sementara kedepan budidaya ikan akan menjadi primadona. Sekarang tinggal bagaimana menggerakkan nelayan dan masyarakat pesisir untuk mau beralih menjadi nelayan budidaya. Pemerintah akan membantu dengan pembibitan, mempermudah pinjaman modal usaha ke bank dan bantuan lainnya. (eri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar