Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 21 Januari 2010

Janji Operasi Pasar Tidak Pasti


PDF Print E-mail
Written by anton
Rabu, 20 Januari 2010 (sumber Tribun batam,versi asli)

2.100 Ton Gula Impor Gagal Turunkan Harga

Eceran Gula Masih Berkisar Rp 11 Ribu

BATAM, TRIBUN - Meski 2.100 ton gula impor asal Thailand sudah masuk namun harga “si manis” tersebut belum normal. Harga gula masih tinggi berkisar pada Rp 11 ribu per kilogram (kg).

Sementara janji BP Batam untuk mengajak importir dan distributor menggelar operasi pasar gula tidak pasti. Saat ini harga eceran gula di pasar Jodoh dan Nagoya relatif sama, berkisar antara Rp 10.500-Rp 11 ribuan.

Beberapa pedagang di pasar Jodoh menilai harga ini masih tinggi meski sebelumnya sempat mencapai Rp 12 ribu per kg. Menurut mereka, tingginya harga jual gula itu karena harga belinya di agen juga sudah mahal.

Untuk satu karung gula 50 kg, pedagang mengaku membeli dari distributor seharga Rp 500 ribuan. Mereka memperkirakan harga gula ini sulit untuk turun karena sudah berlangsung lama.

Ahui, seorang pedagang di pasar Avava Fresh Market Nagoya mengatakan bahwa di tokonya tidak ada perbedaan signifikan antara harga gula impor maupun gula lokal. Meski ada gula impor, namun harga gula tidak juga turun. “Kalau sekarang ini saya jual gula impor. Sekilonya Rp 11 ribu,” kata Ahui, Senin (18/1).

Ia mengatakan tingginya harga gula itu membuat dia hanya membeli sekarung pada distributor. Ia tidak berani membeli terlalu banyak karena harganya terlalu tinggi.

“Bukan karena susah dapat dari distributor, tapi memang saya hanya beli sekarung,” terangnya.
Gula itu pun belum tentu habis dalam sehari. Terkadang beberapa hari baru habis, dan apabila gula habis baru Ahui membeli ke distributor.

Pedagang lainnya di pasar Jodoh mengatakan hal serupa. Edi juga mengaku tidak merasa kesulitan mendapatkan suplai gula dari distributor, namun karena harus membayar tunai maka ia memilih untuk membeli sedikit demi sedikit saja.

“Kalau dari distributor tidak susah, setiap mau beli gula ada terus, tapi harus cash,” ujarnya pendek.
Menurut I Wayan Subawa selaku Kepala Bidang Sarana, Prasarana, dan Investasi BP Kawasan Batam, gula impor yang masuk ke Batam sebanyak 2100 ton sejak dua pakan lalu.

Gula tersebut merupakan bagian dari tahapan impor gula untuk Batam yang mendapat jatah 3.000 ton untuk priode pertama dari 6.000 ton kuota yang diberikan pemerintah pusat. Hingga 28 Januari mendatang, sisa 900 ton harus sudah masuk ke Batam.

Menurutnya, gula sebanyak itu masih cukup untuk menutupi kebutuhan gula di Batam yang mencapai sekitar 1.800 ton per bulan. Apabila 900 ton sisanya masuk, maka stok gula untuk Batam cukup aman.

“Stok ini cukup untuk satu bulan mendatang dan diharapkan tidak ada kelangkaan gula yang bisa berakibat pada semakin tingginya harga. Menyangkut operasi pasar, dalam minggu ini belum ada rencana,” ka tanya.

Hingga sepekan ke depan, belum ada rencana dari pihak BP Kawasan berserta distributor untuk melakukan operasi pasar. Padahal sebelumnya Kasubdit Lalu Lintas Barang BP Batam, Gati Wibawaningsih, berjanji akan mengkoordinasi dengan importir agar menggelar operasi pasar gula.

Namun Wayan mengatakan apabila dibutuhkan, baru pihaknya akan berkoordinasi dengan Disperindag serta distributor untuk melakukan operasi pasar.(man)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar