Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Rabu, 13 Januari 2010

Limbah Cemari Radius 1 Km


PDF Print E-mail
Written by anton
Rabu, 13 Januari 2010 (sumber Tribun Batam,versi asli)

Diduga Sengaja Dibuang di Laut

Nelayan Kerepotan Bersihkan

BATAM,TRIBUN - Lagi-lagi Batam menjadi tempat pembuangan limbah cair. Kali ini bibir Pantai Memban, Nongsa, terselimuti minyak hitam dengan bau menyengat. Diduga limbah itu sengaja dibuang pihak tak bertanggung jawab di laut.

Limbah yang diduga bahan berbahaya dan beracun (B3) itu sudah mencemari pantai Tanjung Bemban, mulai seminggu belakangan.

Masyarakat setempat yang sebagian besar nelayan, mulai kerepotan membersihkan. Pantai Memban adalah salah satu lokasi objek wisata yang dicanangkan Pemko Batam dalam menyambut Visit Batam 2010.

Warga mendapati minyak hitam itu sejak sekitar Jumat (7/1) lalu. Hingga kini belum ada upaya dari pihak terkait untuk membersihkan bibir pantai Memban itu.

Minyak sudah mulai menyebar sepanjang pantai hingga radius sekitar 1 kilometer. Para nelayan setempat mengaku tidak mengetahui secara pasti asal limbah. Diduga limbah sengaja dibuang pihak tak bertanggung jawab di tengah laut.

Terang saja, warga mengaku aktifitasnya terganggu. Tak heran warga pun berupaya membersihkan sendiri limbah tersebut.

“Kita sudah laporkan perihal pencemaran ini kepada kecamatan. Tetapi belum ada tanggapan. Sementara minyak hitam itu sudah mulai menyebar luas kepingiran pantai, bahkan minyak hitam tersebut juga sudah mulai menempel dibeberapa bubu nelayan” ujar salah seorang nelayan.

Arfah mengatakan dampak minyak hitam ini sudah mencemari dan mengotori seluruh yang ada di bibir pantai. Pantauan Tribun di sekitar pantai Bemban, minyak hitam yang sudah terbawa arus ke pinggir pantai saat pasang tampak mengeras.

Minyak yang sudah mengeras itu sudah mulai menempel di pohon bakau dan beberapa sampan nelayan dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Bahkan sebagian nelayan sudah mulai merasakan gatal-gatal, setelah terkena minyak hitam.

“Bakau dan tumbuhan lainnya sudah tercemar. Kita bingung harus bagaimana menghadapi pencemaran ini. Nelayan yang hendak melaut harus terlebih dahulu melewati genangan minyak hitam yang sudah berada di bibir pantai ini dek.

Bahkan semenjak ada nya minyak hitam ini kita harus membawa minyak tanah saat melaut untuk membersihkan minyak hitam yang menempel di kaki kita, karena kalau dicuci pakai air saja tidak bisa dan harus mengunakan minyak tanah,” ujar lelaki paruh baya bertubuh mungil ini.

Selain mencemari segala yang ada di laut, nelayan mengeluh dengan adanya pencemaran ini, hasil tangkapan nelayan berkurang drastis. Pasalnya, selain gatal-gatal ketika terkena tumpahan minyak yang belum diketahui asal usulnya itu, mengeluarkan aroma tak sedap.

“Nelayan di sepanjang pantai Nongsa ini sudah banyak dirugikan dek, mulai dari reklamasi pantai yang dilakukan oleh perusahan-perusahan, limbah minyak yang dibuang begitu saja ke laut dan banyak lagi. Pokoknya mata pencarian kita sebagai nelayan sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk menghidupi anak dan istri,” ungkap Arfan lirih.

Sementara itu, Dendi Purnomo Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan belum mengetahui pencemaran itu sendiri. “Saya akan perintahkan staf untuk turun ke lapangan meninjau pencemaran itu,” ujar Dendi via telepon genggamnya, kemarin.(apr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar