Rabu, 13 Januari 2010 (sumber Batam Pos,versi asli) | |
Komisi IV Sidak ke Drydock World Nanindah Komisi IV DPRD Kota Batam dipimpin Ketua Komisi, Riky Indrakari melakukan inspeksi mendadak (sidak) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ke Drydock World Nanindah, Tanjunguncang, kemarin (12/1). Saat dialog dengan HR Manager Drydock World Nanindah, Baharum, pada umumnya anggota Komisi IV bertanya mengenai peralatan keselamatan (safety) hingga kepesertaan Jamsostek karyawan perusahaan galangan kapal (shipyard) tersebut. ”Dari mana peralatan safety yang dipakai karyawan? Bagaimana kualitasnya,” tanya Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Riky Indrakari kepada HR Manager Drydock World Nanindah, Baharum, kemarin. Menurut Baharum, peralatan safety disediakan perusahaan bagi karyawan mereka dan subcon yang bekerja di perusahaan itu. ”Kalau tidak begitu, nanti kita kuatir peralatan safety tidak dibeli tapi uangnya dipakai untuk yang lain,” kata Baharum. Ditambahkan Baharum, keselamatan kerja di perusahaan tersebut bukan sekadar lips service. ”Masalah safety itu nomor satu, itu sesuai perintah dari Dubai (induk perusahaan Drydock World),” kata Baharum. Mengenai safety itu, kata Baharum, perusahaan itu meraih bintang dua dari sisi keselamatan kerja yang diaudit lembaga internasional, British Safety Council. ”Kita menargetkan dalam dua tahun atau maksimal tiga tahun bisa mendapat bintang 5. Sebelum diakuisisi Drydock Dubai, safety di sini memang kurang baik,” katanya. Bahkan, kata dia, pihaknya juga telah mengirimkan Manager Safety, Budi untuk mendapat training masalah safety langsung ke Dubai. ”Khusus safety, personel kita ada 115 orang,” tambahnya. Lantas berapa banyak karyawan perusahaan itu? Baharum menegaskan, karyawan Drydock sendiri jumlahnya mencapai 10 ribu orang. ”Kalau karyawan grup secara keseluruhan mencapai 25 ribu,” katanya menjawab pertanyaan anggota Komisi IV, Mawardi Harni. Mengenai kepesertaan Jamsostek terhadap karyawan, Baharum menegaskan bahwa karyawan sudah mengantongi Jamsostek. ”Persyaratan untuk menjadi rekanan kita, yaitu karyawan mereka juga harus ikut Jamsostek. Kalau masalah gaji, kita sesuaikan dengan Undang-Undang dan berada di atas UMS,” lanjutnya. Meski begitu, Baharum menegaskan Drydock World tidak bisa memonitor seluruh karyawan yang berasal dari suplier tenaga kerja (labour supply). ”Tapi karyawan wajib masuk Jamsostek menjadi syarat bagi suplier tenaga kerja atau rekanan kita,” lanjutnya. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV, Suwandi meminta agar perusahaan itu menyampaikan data jumlah perusahaan subcon Drydock World. ”Langsung saja serahkan ke kita, tidak usah melalui Dinas Tenaga Kerja,” kata Anggota Komisi IV, Udin P Sihaloho menimpali. ”Kita akan serahkan Pak,” kata Baharum. Lantas berapa banyak ekspatriat yang bekerja di Drydock World Nanindah? ”Jumlah ekspatriat di sini 190,” lanjut Baharum. Jawaban Baharum soal jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di perusahaan itu tidak langsung membuat puas Udin P Sihaloho. ”Masa iya jumlahnya cuma segitu? Saya lihat karyawan yang lalu lalang di sini (lantai 2 gedung Drydock, red) jumlahnya banyak, begitu pula di bawah tadi. Tapi kok dibilang tadi jumlahnya cuma 190,” kata Udin. Penasaran, Udin pun meninjau ke kantin perusahaan yang berada di sisi kanan gedung utama. ”Wah, jumlah ekspatriatnya pasti lebih dari 190. Kalau hanya 190 terlalu kecil,” pungkas Udin. (HERRY SEMBIRING) |
Info Barelang
Rabu, 13 Januari 2010
Total Pekerja 25 Ribu, Ekspatriat Cuma 190
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar