Batam, 28/1 (ANTARA) - Pengusaha tur dan travel Batam rugi puluhan ribu dolar AS, terkait pemberlakuan tarif tunggal "visa on arival" (VOA) sebesar 25 dolar AS untuk masa tinggal hingga 30 hari di Indonesia.
"Kami harus menombok sampai puluhan ribu dolar AS karena sudah banyak turis yang membeli paket tur dengan biaya visa 10 dolar AS," kata Direktur Nusa Jaya Indofast, Tan Tju Pu, di Batam, Kamis.
Pemerintah pusat memberlakukan tarif tunggal VoA 25 dolar AS sejak 26 Januari. Sebelumnya, tarif VoA terbagi dua, yaitu untuk masa tinggal di bawah satu minggu sebesar 10 dolar AS dan untuk masa tinggal maksimal 30 hari sebesar 25 dolar AS.
Menurut pria yang akrab disapa Acun, tarif tunggal 25 dolar AS diberlakukan tanpa sosialisasi dan langsung diberlakukan, sehingga pengusaha tidak memiliki cukup waktu untuk merubah ongkos tur paket ke Batam.
"Bayangkan, kita harus menombok 15 dolar AS per kepala. Padahal, ada banyak wisatawan manca negara yang sudah `booking`," kata dia.
Di tempat yang sama, Direktur VIP Tour, Andika Lim, mengatakan pengusaha harus menombok kekurangan biaya VoA yang dibayar wisatawan manca negara karena pengusaha menjual paket wisata lengkap dengan biaya VoA.
"Kita tidak mungkin meminta tambahan biaya VoA kepada mereka. Pasti mereka tidak mau bayar," kata Andika.
Batal ke Batam
Sementara itu, sekitar 38 wisman asal India membatalkan perjalanan ke Batam akibat pemberlakuan tarif tunggal, kata Andika.
"Tanggal 26 kemarin, 38 wisman India yang dijadwalkan datang ke Batam membatalkan niatnya karena tarif Voa berubah dari 10 dolar As menjadi 25 dolar AS,` kata dia.
Menurut dia, akan banyak wisman asing yang membatalkan kunjungan ke Batam akibat pemberlakuan tarif tunggal.
Ia mengatakan, lama tinggal wisman ke Batam rata-rata hanya dua hari satu malam, sehingga tidak adil jika harus tetap membayar VoA sebanyak 25 dolar AS.
Para pengusaha travel, kata dia, menggiring wisman asal India, China, Korea Selatan, dan negara-negara Eropa yang berlibur ke Singapura untuk singgah di Batam, sehingga masa tinggal wisman rekatif sebentar.
"Batam itu berbeda dengan Bali dan Jakarta karena wisman yang datang hanya singgah sebentar karena tujuan mereka sebenarnya ke Singapura. Hanya karena hubungan dekat pengusaha tur dan travel Singapura dan Batam yang membuat mereka singgah di Batam," kata dia.
Pemerintah pusat, kata dia melanjutkan, harus memberlakukan keistimewaan kepada Batam, dengan tarif VoA untuk satu minggu.
"Harus ada spesialisasi. Kalau tidak, bakalan tidak ada turis yang mau datang ke Batam," kata Andika. (T.Y011/B/A027/A027) 28-01-2010 16:42:07 NNNN
"Kami harus menombok sampai puluhan ribu dolar AS karena sudah banyak turis yang membeli paket tur dengan biaya visa 10 dolar AS," kata Direktur Nusa Jaya Indofast, Tan Tju Pu, di Batam, Kamis.
Pemerintah pusat memberlakukan tarif tunggal VoA 25 dolar AS sejak 26 Januari. Sebelumnya, tarif VoA terbagi dua, yaitu untuk masa tinggal di bawah satu minggu sebesar 10 dolar AS dan untuk masa tinggal maksimal 30 hari sebesar 25 dolar AS.
Menurut pria yang akrab disapa Acun, tarif tunggal 25 dolar AS diberlakukan tanpa sosialisasi dan langsung diberlakukan, sehingga pengusaha tidak memiliki cukup waktu untuk merubah ongkos tur paket ke Batam.
"Bayangkan, kita harus menombok 15 dolar AS per kepala. Padahal, ada banyak wisatawan manca negara yang sudah `booking`," kata dia.
Di tempat yang sama, Direktur VIP Tour, Andika Lim, mengatakan pengusaha harus menombok kekurangan biaya VoA yang dibayar wisatawan manca negara karena pengusaha menjual paket wisata lengkap dengan biaya VoA.
"Kita tidak mungkin meminta tambahan biaya VoA kepada mereka. Pasti mereka tidak mau bayar," kata Andika.
Batal ke Batam
Sementara itu, sekitar 38 wisman asal India membatalkan perjalanan ke Batam akibat pemberlakuan tarif tunggal, kata Andika.
"Tanggal 26 kemarin, 38 wisman India yang dijadwalkan datang ke Batam membatalkan niatnya karena tarif Voa berubah dari 10 dolar As menjadi 25 dolar AS,` kata dia.
Menurut dia, akan banyak wisman asing yang membatalkan kunjungan ke Batam akibat pemberlakuan tarif tunggal.
Ia mengatakan, lama tinggal wisman ke Batam rata-rata hanya dua hari satu malam, sehingga tidak adil jika harus tetap membayar VoA sebanyak 25 dolar AS.
Para pengusaha travel, kata dia, menggiring wisman asal India, China, Korea Selatan, dan negara-negara Eropa yang berlibur ke Singapura untuk singgah di Batam, sehingga masa tinggal wisman rekatif sebentar.
"Batam itu berbeda dengan Bali dan Jakarta karena wisman yang datang hanya singgah sebentar karena tujuan mereka sebenarnya ke Singapura. Hanya karena hubungan dekat pengusaha tur dan travel Singapura dan Batam yang membuat mereka singgah di Batam," kata dia.
Pemerintah pusat, kata dia melanjutkan, harus memberlakukan keistimewaan kepada Batam, dengan tarif VoA untuk satu minggu.
"Harus ada spesialisasi. Kalau tidak, bakalan tidak ada turis yang mau datang ke Batam," kata Andika. (T.Y011/B/A027/A027) 28-01-2010 16:42:07 NNNN
Copyright © ANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar