Senin, 11 Januari 2010 (sumber Sijori Mandiri,klik versi asli) | |
FTZ Malah Mempersulit BATAM CENTRE- Pengusaha kapal kayu mengaku sangat kesulitan untuk memproduksi jenis kapal kayu besar maupun kecil sejak adanya larangan masuknya kayu ke Batam. Akibat tidak adanya bahan, sejumlah pengusaha kapal kayu terpaksa menolak permintaan dari pemesan. Beberapa perusahaan yang memproduksi kapal kayu yang terkena imbas adalah PT Bukit Batu Jaya Maritim dan CV Bukit Jaya Mandiri. Setelah tidak produksi sejak satu tahun lalu, perusahaan ini mencoba mengalihkan usaha ke bagian jasa transportasi laut yang berhubungan dengan pasokan sayur-sayuran dan buah-buahan ke Batam. Direktur PT Bukit Batu Jaya Maritim, Abu Hasan menjelaskan, sebelum pelaksanaan Free Trade Zone (FTZ) Batam awal tahun kemarin, produksi kapal kayu di Batam masih mengembirakan. Perbulannya sesuai pesanan ada sekitar 20 jenis kapal kayu besar dan kecil yang bisa diproduksi. Dari produksi ini, kapal kayu bisa dijual dengan harga Rp10 juta per satu kapal dengan muatan 1 ton. "Bagi saya tidak ada untungnya FTZ di Batam, ketika bahan kayu sejenis kayu Meranti yang digunakan pengusaha tidak bisa masuk. Secara berantai, apabila tidak bisa diproduksi kapal kayu ini juga berpengaruh terhadap pengiriman barang konsumsi seperti sayur dan buah-buahan ke Batam," ungkap Hasan, Sabtu (9/1). Kenapa produksi kapal kayu ini berhubungan dengan harga sayur dan buah-buahan di Batam? Ia mengatakan, jelas sangat berhubungan sesuai dengan waktu pengiriman dan jumlah pemasok ke Batam. Hingga saat ini, pasokan buah-buahan dan sayur-sayuran yang di datangkan dari pulau-pulau di Sumatera dan Jawa masih banyak yang menggunakan kapal kayu ukuran besar melalui Pelabuhan Rakyat (Pelra) Pantai Stres Jodoh. Kapal yang ada sekarang itu sudah sangat minim dan perlu diperbarui untuk melayani arus masuk sayur dan buah-buahan ke Batam. "Memang ada sebagian pasokan kebutuhan sayur dan buah-buahan yang didatangkan dari luar menggunakan pesawat kargo, tapi itu tidak maksimal dan membuat harga di pasaran jadi tinggi. Jadi sebaiknya. pemerintah memberikan solusi untuk jalan keluar masalah ini, sehingga tidak menggangu kita semua," katanya. Ia menambahkan, sesuai dengan geografis Batam, kebutuhan kapal kayu ini juga tidak hanya digunakan sebagai transportasi pasokan sayur dan buah-buahan antar pulau saja. Lebih dari itu, karena banyaknya pulau yang tidak bisa dijangkau dengan kapal besar, produksi kapal kayu berbagai jenis sangat menentukan kelancaran transportasi untuk memasok kebutuhan itu secara merata di Batam.(sm/rl) |
Info Barelang
Senin, 11 Januari 2010
Pengusaha Kapal Kayu Kesulitan Produksi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar