Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 11 Januari 2010

Gula di Batam Rp 12.000 per Kilo





Written by widodo
Minggu, 10 Januari 2010 (sumber Tribun Batam,klik versi asli)
BATAM, TRIBUN- Stok gula terus menipis dan hanya sekitar 800 ton di pasaran, sehingga menjadi warning untuk kebutuhan gula di Batam. Stok yang menipis membuat harga gula terus melonjak dan mencapai Rp12.000 per kilo dijual di pasaran.

Tingginya harga gula mengusik Komisi I DPRD Batam melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke gudang gula milik PT Batam Harta Mandiri (BHM) di kawasan Industri Kara di Batam Centre, Jumat (8/1).

Anggota Komisi I yang melakukan sidak adalah Basri Harun, Ruslan Ali Walhasyim, Helmi Hemilton, Sukaryo, Nuryanto dan Ricky Solihin. Digudang tersebut hanya ada dua kontainer gula yang baru dibongkar dari kontainer. Jumlahnya sekitar 960 karung ukuran 50 Kg.

Sukaryo (FPKS) mengatakan kedatangan mereka dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan UU Monopoli dan UU Perlindungan Konsumen. "Kita melihat harga gula melonjak, oleh karena itu kita melakukan sidak karena gula ini merupakan kebutuhan pokok. Kalau ada yang melakukan penimbunan sama mereka dengan terorisme, karena menimbun kebutuhan pokok," katanya.

Sementara Helmi Hemilton (Demokrat) menyebut tujuannya datang bukan untuk menakut-nakuti tapi melihat secara jelas apakah ada penimbunan atau tidak. "Kita menduga ada permainan BC, Disperindag, BP Batam dan Distributor sehingga terjadi lonjakan harga. Kami minta agar Kadisperindag bertanggungjawab terkait dengan melonjaknya harga ini. Kalau dia tidak sanggup lebih baik mundur saja. Kami akan menyampaikan ini kepada wali kota supaya diganti saja," kata Helmi.

Helmi menyebut geram melihat kenaikan harga tapi Disperindag diam dan membiarkan. "Kami menduga terjadi konspirasi, sehingga harga bisa melampung," paparnya.
Gula yang masuk ke gudang BHM adalah gula lokal berasal dari Lampung.

Humas PT BHM, Funta Irmawan membantah tidak ada penimbunan gula di gudangnya. "Kita tidak menimbun gula," katanya. Tingginya harga gula karena gula yang masuk sangat sedikit hanya dua kontainer dari Lampung.

Funta menyebut gula tersebut dilepas ke pengecer sebesar Rp520 ribu per 50 Kg atau Rp10.400 per kilo. "Kita sudah berusaha untuk memasok gula ke Batam, tapi produksinya juga sulit didapat. Sedangkan gula import kemungkinan dalam dua hari ini akan masuk, namun proses pembongkaran butuh waktu bisa sampai dua minggu lagi," kata Funta seraya menyebut akan masuk gula sebanyak 2000 ton dari Thailand.

Kepala Disperindag Batam, Ahmad Hijazi menyebut menyangkut tingginya harga itu karena faktor eksternal. "Siapapun Kadisperindagnya akan tetap seperti itu. Pemerintah tidak bisa mengatur harga kecuali yang disubsidi. Menyangkut gula ini semuanya kita serahkan kepada mekanisme pasar," kata Hijazi seraya menyebut sudah melaporkan ke wali kota.
Menyangkut desakan Dewan supaya mundur dari jabatan, Hijazi mengatakan dirinya tidak gila jabatan. "Masih ada saksi hidup yang meminta saya menjadi Kadisperindag yaitu Pak Nyat Kadir, Manan Sasmita dan Pak Dahlan. Saya diminta secara khusus diawali tiga kali pelaksana tugas tahun 2001-2002, karena belum memenuhi pangkat. Secara terhormat saya diminta untuk kadis. Untuk jabatan ini saya tidak pernah meminta dan saya tidak gila jabatan," katanya.
Ia mengatakan sudah bekerja sesuai dengan aturan, akan tetapi punya keterbatasan kewenangan. Sebagai contoh untuk menunjuk importir harus dari Disperindag Provinsi dan BP Batam, pemko tidak punya kewenangan untuk itu. "Saya punya keterbatasan, silahkan diberi justifikasi penilaian terhadap apa yang sudah saya lakukan karena saya punya kewenangan terbatas," ujarnya.
Oleh karena itu ia minta supaya Komisi I mengundangnya agar bisa menjelaskan duduk perkaranya, terkait harga-harga yang terus melonjak. Menyangkut harga tentu tergantung mekanisme pasar, karena saat ini harga gula di seluruh Indonesia memang tinggi. (hat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar