Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Jumat, 08 Januari 2010

Dewan Tuding Ada yang Bermain

Jumat, 08 Januari 2010 (sumber Batam Pos,klik versi asli)


Naiknya Harga Sembako di Batam

BATAM (BP) - Melambungnya harga sembilan bahan pokok di awal tahun ini, menurut DPRD Kota Batam disebabkan adanya yang bermain atau mengaturnya.

”Sepertinya ada konspirasi antara BP Kawasan, Disperindag, Bea Cukai, dan distributor sembako. Kok harganya kian naik melampaui Undang-undang nomor 5 tahun 1999 tentang anti monopoli,” ujar Helmy Hemilton, Anggota Komisi I DPRD Kota Batam di gedung DPRD, Kamis (7/1). Ia mengemukakan, bukan rahasia umum jika institusi tersebut kerap bermain dengan para distributor dalam hal ekspor-impor bahan pokok.

Politisi dari Partai Demokrat itu juga mempertanyakan kenapa hanya ada beberapa distributor sembako tertentu saja yang dipercayakan menangani masalah bahan pangan tersebut di Batam. Padahal menurut dia, masih banyak distributor yang mampu mendatangkan berbagai kebutuhan pokok untuk kebutuhan masyarakat Batam.

Ia mengungkapkan, keberadaan satu atau dua distributor menjadi pemicu adanya unsur monopoli baik barang maupun harga, yang menyebabkan harga kian tak terkontrol. Pemerintah, dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral, sebut Helmy, seakan tutup mata melihat masalah tersebut.

”Ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Pekan depan kami (Komisi I) akan panggil instansi-instansi tersebut untuk dimintai penjelasannya. Komisi I juga akan sidak ke PT Batam Harta Mandiri (BHM) yang diduga kuat memonopoli sembako di kota ini,” ujar Helmy yang turut didampingi sejumlah anggota Komisi I lainnya.

Senada dengan Helmy, Anggota DPRD lain Edie Lumawie mengatakan, ketidakwajaran harga sembako saat ini menjadikan masyarakat kota ini menjerit dan terus berteriak karena kenaikan harga yang tinggi.

”Harga mulai naik sejak bulan puasa sampai sekarang. Kok tak bisa ditekan, padahal Batam adalah kawasan FTZ (free trade zone),” ungkap politisi dari Partai Persatuan dan Keadilan Indonesia (PKPI) tersebut.

Helmy dan Edi sepakat menyebut, kenaikan harga barang ini akibat ketidakbecusan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam Ahmad Hijazi, menetralisir harga sesuai aturan undang-undang yang ada mengakibatkan terjadinya monopoli.
Keduanya bahkan meminta Wali kota Batam Ahmad Dahlan untuk mengganti Hijazi jika tak mampu menekan harga bahan pokok.

Gula Batam Mengalir ke Riau

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kota Batam, Ahmad Hijazi, mengatakan, agar stok gula pasir Kota Batam mencukupi, pendistribusian gula akan diperketat.

Pengetatan pendistribusian gula pasir ini dilakukan sehubungan dengan ditemukan banyak daerah di Riau, yang gula pasirnya berasal dari Batam. Hal ini terungkap saat hearing Disperindang dengan Komisi II DPRD Batam di Batam Center, Kamis (7/1).

”Satu pekan lagi tiga ribu ton gula pasir diperkirakan masuk, dan tiga ton lagi akhir Februari. Agar kebutuhan gula Batam mencukupi, Disperindag bersama DPRD dan BP Kawasan telah sepakat melakukan pengetatan pengawasan pendistribusian gula,” kata Hijazi, usai hearing, kemarin.

Bentuk pengawasan yang dilakukan, sebut Hijazi, dengan melakukan inspeksi gula secara bersama di distributor dan di pasar. Gula lokal sebanyak enam ribu ton itu, jelasnya, tidak keseluruhan diperuntukkan untuk Batam.

”Hanya lima ribu ton saja untuk Batam. Yang 1.000 ton didistribusikan ke Tanjungpinang dan Karimun. Yang lima ribu ton ini lah yang pengawasan pendistribusiannya dilakukan bersama,” jelasnya.

Dengan masuknya lima ribu ton gula itu nanti, sebut Ahmad, harusnya bisa menekan harga gula yang kini mencapai Rp11 ribu-Rp12 ribu per kilo di pasar. ”’Harusnya memang demikian. Bisa menekan harga gula,” ujarnya.

Dijelaskan Ahmad, tak banyak pedagang yang mau mendatangkan gula dari sentral produksi gula di Pulau jawa. Selain disebabkan berlikunya pengurusan perizinan, sebut Ahmad, keuntungan yang diperoleh distributor juga tidak banyak. Gula yang dipasok pun, jelasnya, tiga bulan sejak tiba harus habis dijual. Jika tidak gula akan membeku, melumer atau mencair.

”Mengurus izin memasok gula tidak mudah. Kalau mau beli gula, melalui Disperindag lalu diajukan Disperindag Provinsi. Provinsi kemudian menyampaikan ke Pemda tempat penghasil gula. Setelah itu ke perusahaan penghasil gula, terus minta izin ke Dirjen Perdagangan Dalam Negeri dan harus mendapatkan izin pengapalan gula antar pulau,” paparnnya, mengenai proses mendatangkan gula lokal.

Mengenai kenaikan harga beras, hal ini, sebut Hijazi, disebabkan sentral-sentral produksi padi, terutama di Pulau Jawa, belum memasuki masa panen. ”Panen diperkirakan akhir Maret. Setelah itu diperkirakan harga beras akan kembali normal,” ujar Hijazi.

Selain beras, sebutnya, harga sayur-mayur dan bumbu dapur juga mengalami kenaikan. Penyebab kenaikan sayur-mayur dan bumbu dapur ini, jelas Hijazi, dipengaruhi terkendala transportasi di awal tahun menyambut Tahun Baru 2010. ”Dalam beberapa hari kedepan diperkirakan harga sayur-sayuran dan bumbu dapur ini akan kembali normal,” ucap Ahmad. (d/amr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar