Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 07 Januari 2010

BI Rate Tetap 6,5 Persen

Kamis, 07 Januari 2010 (sumber Batam Pos,klik versi asli)


Sasaran Inflasi 5 Plus Minus 1 Persen

JAKARTA (BP)- Inflasi sepanjang 2009 yang hanya 2,78 persen ternyata belum menjadi alasan kuat bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) baru-baru ini, BI kembali mempertahankan BI rate di level 6,5 persen.

Pjs Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, keputusan mempertahankan BI rate pada awal 2010 diambil dengan mempertimbangkan bahwa BI Rate pada tingkat tersebut dipandang masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi tahun 2010 sebesar 5 plus minus 1 persen. ”Level ini masih sangat rasional dan masuk akal,” ujarnya di Kantor BI kemarin.

Menurut Darmin, Dewan Gubernur melihat bahwa balance of risk tekanan inflasi belum akan muncul, setidaknya pada semester I-2010. BI rate tersebut juga dipandang masih kondusif bagi upaya untuk memperkuat proses pemulihan perekonomian dan menjaga stabilitas keuangan.

”Termasuk mendorong intermediasi perbankan,” katanya. Secara umum, kata Darmin, perbaikan kondisi ekonomi akan terus berlanjut pada 2010. Tren positif ini akan melanjutkan kinerja perekonomian yang tumbuh sekitar 4,3 persen pada 2009, meski dampak krisis ekonomi global belum sepenuhnya usai. ”Perbankan juga bertahan dalam gejolak eksternal karena kebijakan yang diambil,” terangnya.

Daya tahan perekonomian domestik, lanjut dia, masih cukup kuat dibarengi penurunan tekanan inflasi. Rendahnya inflasi pada 2009, juga sejalan dengan moderatnya pertumbuhan ekonomi, menguatnya nilai tukar rupiah, menurunnya harga-harga komoditas dunia, dan penurunan harga BBM dalam negeri di awal tahun.

Perkembangan positif pada laju inflasi dan nilai tukar rupiah tersebut, kata Darmin, sejauh ini mampu menjaga ekspektasi pelaku ekonomi tentang stabilitas ekonomi makro, sekaligus menurunkan risiko dan memberikan kepastian bagi pelaku ekonomi baik di sektor riil maupun di sektor keuangan.

”Ke depan, seiring dengan pemulihan ekonomi, laju inflasi 2010 sedikit meningkat, namun masih pada kisaran sebesar 5 plus minus 1 persen,” ujarnya.

Sementara itu, cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2009 mencapai 66,1 miliar dolar AS atau setara dengan 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Kinerja ekspor lebih baik akibat kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi global, sementara impor turun lebih besar dari perkiraan.

”Akhir 2010, cadangan devisa diperkirakan menembus 76,0 miliar dolar AS atau setara dengan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” katanya.

Terkait target pemerintah untuk mencapai cadangan devisa 100 miliar dolar AS, Darmin menyebut target tersebut bukan suatu hal yang mustahil tercapai dalam beberapa tahun ke depan. ”Itu sesuatu yang feasible dicapai Indonesia dalam beberapa tahun ke depan,” terangnya.

Dengan cadangan devisa sebesar itu, lanjut Darmin, pemerintah memiliki kemampuan yang besar untuk melakukan intervensi jika ada perkembangan di luar perkiraan. Meski demikian, upaya menumpuk devisa juga membutuhkan biaya.

”Sebab, BI harus membeli valas dalam jumlah banyak, tidak hanya sekadar membiarkan (valas beredar) di pasar,” jelasnya. (jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar