Batam, 27/11 (ANTARA) - Ratusan warga Kelurahan Tanjung Buntung, Kecamatan Bengkong, Kota Batam menuntut Badan Pengusahaan (BP) Batam memberikan rekomendasi PT Adhya Tirta Batam untuk mengaliri air pada pemukiman mereka.
Diantara pengunjukrasa di halaman kantor BP Batam pada Selasa, terdapat puluhan anak-anak yang dibawa serta melakukan aksi oleh orangtua mereka.
Pengunjukrasa menempatkan anak-anak pada barisan terdepan dengan harapan permintaan mereka dikabulkan BP Batam selaku pemegang otoritas lahan.
"Kami juga warga negara Indonesia. Kami juga memiliki hak seperti warga lain untuk mendapatkan air," kata Ketua RW 16, Nur Hidayah yang memimpin aksi.
Ia mengatakan, sejak tiga tahun terakhir sebenarnya pipa induk sudah dipasang pada lingkungan mereka namun hingga kini tidak kunjung dilairkan pada rumah-rumah warga.
Ada sekitar 700 kepala keluarga (KK) yang setiap hari harus membeli air seharga Rp8.000 per drum untuk mencukupi kebutuhan mereka, kata dia.
Direktur Pengamanan (Dirpam) BP Batam, Cecep Rusmana yang menemui warga mengatakan akan meninjau ke lapangan untuk memastikan satatus lahan disana.
"Kami turun melihat ke lokasi terlebih dahulu," kata Cecep.
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan lokasi yang dihuni warga masih berstatus hutan lindung.
"Yang menjadi kendala status lahanya. Itu masih tercatat sebagai hutan lindung," kata Djoko.
Hingga sekitar pukul 11.20 WIB, unjukrasa masih berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar