Jumat, 30 November 2012 (Sumber : Haluan Kepri)
BATAM (HK) - Sembilan delegasi Afrika Selatan (Afsel) mengunjungi Kota Batam guna mempelajarikonsep perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (FTZ) yang dikelola Badan Pengusahaan (BP) Batam. Kedatangan delegasi ini merupakan tindak lanjut dari join trade comitte II Indonesia-Afsel yang dilaksanakan Oktober lalu, serta merupakan bagian dari Declaration of Intent antara BP Batam-Coega.
Kaya Ngqaka selaku Chief Director Special Project Departement of Trade and Industry (DTI) Afsel mengungkapkan keseriusan negaranya untuk mengkaji kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas di Batam. Alasannya, saat ini Afsel sedang mengembangkan kawasan ekonomi khusus.
"Kita akan melakukan kajian guna menyerap regulasi investasi dan pengembangan kawasan ekonomi khusus. Batam menjadi pilihan kami, karena terbilang sukses sebagai kawasan bebas. Kami ingin seperti di Batam, apalagi didaerah kita terdapat sembilan kawasan ekonomi khusus (special economic zone) dengan luas keseluruhan mencapai 2.700 hektar," kata Kaya, saat presentasi di Gedung Marketing Centre BP Batam, Kamis (29/11).
Ia menerangkan, keberadaan ekonomi khusus di Afsel masih terdapat beberapa kendala serius. Mulai dari perizinan, regulasi dan pengembangan capacity building bagi pekerja untuk menarik investasi. Padahal Afsel memiliki sumber daya mineral dan memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi emas, platinum, uranium, bijih besi, dan intan
Senada disampaikan Deputy Director General Departement of Trade and Industry Afsel Tumelo Chipfupa. Alasan delegasi Afsel ke Batam sekaligus melakukan studi banding, serta ingin mengetahui bagaimana BP Batam menyusun target pengembangan capacity building tenaga kerja.
"Kawasan ekonomi khusus kami masih butuh pengembangan kualitas tenaga kerja. Karena itu kita ke sini," terangnya.
Kehadiran delegasi Afsel ini disambut Direktur Investasi dan Marketing BP Batam Rustam Hutapea. Turut hadir juga di antaranya Kasubdit Monitoring dan Pelaporan Perdagangan dan Industri Direktorat Lalu Lintas Barang Tri Novianta Putra, M.Eng, Kasubdit Pemasaran Drs M. Badrudjamal Amirsyah, Kasubdit Humas dan Publikasi Ilham Eka Hartawan, serta Kasubdit PTSP, Bambang Wintolo, S.Sos.
Rustam mengatakan, ada beberapa persamaan antara kawasan ekonomi Afsel dengan Pulau Batam, terutama di bidang industri. Namun, terdapat juga perbedaan, di antaranya soal ketentuan pengenaan pajak.
"BP Batam juga berkesempatan mempelajari sistem klusterisasi industri yang sudah diterapkan di kawasan Afrika Selatan, sementara kita masih kecil dan campuran. Kita saling belajar berbagi," ujarnya. (mnb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar