Batam, 27/11 (ANTARA) - Sebanyak 25 ton limbah minyak mengotori Pantai Mentarau, Tiban Utara, Batam.
"Di Mentarau ada sekitar 25 ton limbah minyak hitam," kata Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Batam Dendi Purnomo di Batam, Selasa.
Bapedalda, kata dia, sudah mengangkut sekitar 10 ton. Dan masih menumpuk sekitar 10 ton lagi.
"Dalam waktu dekat kita akan bersihkan lagi," kata dia. Ia menduga, limbah di Pantai Mentarau berasal dari kegiatan pembersihan tank kapal di wilayah OPL.
"Itu dari 'tank cleaning' ilegal. Bukan dari galangan kapal," kata dia.
Menurut dia, pencemaran tidak mungkin dari galangan kapal karena tidak ada kawasan "shipyard" di utara Batam.
Selain di Tiban, ia mengatakan Bapedalda juga menerima aduan pencemaran di Batu Besar.
Limbah minyak hitam kerap mencemari wilayah utara Pulau Batam setiap musim Angin Utara, mulai November hingga Februari.
Dendi mengatakan sulit membendung masuknya limbah dari perairan internasional.
Sementara itu, pantauan ANTARA, Sabtu, limbah minyak hitam juga nampak mengotori perairan pantai Pulau Nongsa yang merupakan pulau terluar Indonesia di wilayah Kota Batam.
Limbah bahan berbahaya dan beracun itu tidak hanya mengotori pantai pasir putih�Pulau Nongsa atau masyarakat tempatan menyebutnya Pulau Puteri, melainkan juga menutupi batu-batu karang serta tanaman mangrove yang terdapat di kawasan pulau.
Bahkan, limbah B3 yang mengotori pantai pulau berpanorama indah itu tidak hanya berupa minyak mentah yang terlihat tergenang di pantai pasir putih tetapi juga lengket di sampah-sampah domestik yang berserak dikawasan pantai serta ada juga yang telah mengering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar