Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Jumat, 02 November 2012

Economic & Market Outlook Into 2013 Hadirkan Economist OCBC Singapura

BATAM (BP) – Bank OCBC NISP menggelar acara bertajuk ’Economic & Market Outlook Looking Into 2013 di Vista Hotel, Rabu (31/10) lalu. Acara yang berlangsung semarak itu menghadirkan pembicara Gundy Cahyadi, Economist Treasury Research & Strategy Global Treasury OCBC Bank Singapura. Sebanyak 110 pengusaha Batam menyimak paparan peluang bisnis tahun 2013 yang disampaikan Economist yang menyelesaikan pendidikan di salah satu universitas di Amerika Serikat (AS) ini.

”Dari 110 pengusaha yang hadir, 90 persen di antaranya merupakan nasabah corporate dan sisanya nasabah individu,” ujar Natasha, salah seorang Staf panitia Economic & Market Outlook Into 2013 di Vista Hotel, Rabu (31/10) sore.
Natasha menambahkan, OCBC NISP menghadirkan Economist dari Singapura untuk memberi paparan tentang prospek bisnis memasuki tahun 2013. Tujuannya, agar pengusaha mempunyai panduan terkait prospek bisnis. ”Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Singapura, maka kami ingin memberikan gambaran yang jelas tentang prospek ekonomi negara-negara maju dan tantangannya,” tambah Tesa, panggilannya.
Gundy Cahyadi, Economist Treasury Research & Strategy Global Treasury OCBC Bank Singapura mengungkapkan bahwa Singapura masih mengalami masalah pertumbuhan ekspor yang turun. Padahal, pertumbuhan ekonomi Singapura tergantung pada nilai ekspor negeri pulau tersebut. Akibat menurunnya ekspor Singapura, maka pertumbuhan ekonomi negara tersebut juga akan berada di bawah tren.
”Tahun ini pertumbuhan ekonomi Singapura akan berada di angka dua persen, begitu pula tahun depan (2013) berada di kisaran angka 2-2,5 persen. Tentu saja, angka pertumbuhan ekonomi Singapura itu berada di bawah tren yaitu tiga persen,” ujar Gundy. Situasi di Singapura, kata dia berbeda dengan yang dialami Indonesia. Meski ekspor turun, kata dia, Indonesia tidak akan mengalami dampak yang terlalu signifikan.
Hal itu dikarenakan domestic demand yang meliputi konsumsi dan investasi Indonesia cukup tinggi. ”Namun, Indonesia tetap bisa terkena dampak krisis ekonomi global,” tambahnya.
Bagaimana dengan Batam? Gundy mengatakan bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi Singapura yang kurang menggembirakan itu akan berdampak ke Batam. Apalagi, ekonomi di Batam banyak dipengaruhi oleh Singapura. ”Batam dibangun supaya dapat memanfaatkan limpahan dari Singapura. Kalau Singapura kurang menggembirakan pertumbuhan ekonominya, tentu saja itu akan berdampak ke Batam,” katanya.
Pengaruh Singapura terhadap Batam, kata dia terutama karena investor yang beraktivitas di Batam mayoritas dari Singapura. Investor Singapura itu beraktivitas di berbagai sektor di Batam. ”Kalau Singapura sensitif terhadap perekonomian global, tentunya Batam juga tidak melepaskan diri dari pengaruh yang melanda negara tersebut,” ujarnya. (hda) (13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar