Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Selasa, 27 November 2012

BP Batam-Kinema Kembangkan Industri Animasi

Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) terus mengembangkan Technopark khususnya dalam bidang industri animasi. BP Batam sudah menggandeng studio animasi PT Kinema Systrans Multimedia untuk melahirkan animator film di tingkat mahasiswa dan pelajar. Ini dimaksudkan agar produksi Animasi Batam jangan hanya dinikmati negara luar.
Ilham Eka Hartawan Kasubdit Humas dan Publikasi, Direktorat Humas dan PTSP BP Batam mengatakan berbagai pelatihan sudah digelar termasuk worshop mengenai industri animasi kepada sejumlah mahasiswa dan pelajar di Batam. Ini merupakan bagian program incubator industri kreatif technopark di Batam.

Sementara Tri Novianta Putra, Kasubdit Monitor Evaluasi Industri dan Perdagangan BP Batam mengatakan workshop animasi ini adalah langkah awal dan merupakan bagian dari program incubator industri kreatif Batam Techno Park yang mulai digagas pihaknya sejak pertengahan tahun ini.
Dalam hal ini Kinema memberikan materi workshop tentang pengenalan dunia multimedia dan animasi. Kemudian pengenalan pembuatan model karakter 2D dan 3D, pengenalan teksturing dan lighting dan pengenalan editing dan rendering.
“Mahasiswa akan kami bantu untuk masuk dalam tahapan incubator bisnis untuk small and medium enterprise dalam bidang industri komunikasi dan teknologi setelah teaching,” sambung Tri.
Direktur Teknik PT Kinema Systrans Multimedia Daniel Hardjanto mengungkapkan peran Kinema dalam inkubator bisnis ini untuk memfasilitasi teknologi yang diperlukan. Daniel Hardjanto menyebutkan nilai pasar animasi di dunia diprediksi mencapai sekitar US$242 miliar pada 2016. Industri animasi nasional diharapkan mampu meraup pasar 1% dari nilai pasar tersebut atau sekitar US$2,42 miliar.
“2016 diprediksi nilai pasar animasi di dunia mencapai US$242 miliar, kami benar-benar mengharapkan Indonesia bisa mendapat 1%, kalau bisa. Industri ini akan tumbuh pesat,” katanya.
Menurutnya saat ini pasar animasi di Indonesia masih berkisar 0,9%. Jika pemerintah memberikan insentif, angka tersebut diyakini akan tumbuh agar bisa ikut menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. “Kalau sekarang pasar kita masih di luar negeri, makanya dengan kualitas alat dan SDM yang ada kita harapkan produk animasi bisa dibuat sendiri dan dinikmati sendiri,”kata Daniel.
Selain itu, Daniel juga mengharapkan studio animasi juga mulai bermunculan di Batam mengingat selama ini hanya terdapat satu studio milik Kinema yang berlokasi di Nongsa.
Menurutnya saat ini dibutuhkan sebanyak tiga hingga empat studio animasi untuk mengimbangi permintaan pasar animasi yang hanya untuk satu studio animasi membutuhkan dana sekitar US$20 juta.
“Saat ini baru ada satu studio di Batam yang miliki Kinema, diharapkan akan muncul studio animasi baru di Batam setidaknya 3-4 studio, bukan hanya Kinema,” jelasnya.
Diluar itu, Daniel menambahkan pihaknya juga berharap mahasiswa dan pelaku-pelaku IT di Batam yang membuat produk dan konten Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ikut serta dalam penghargaan Indonesia ICT Award (INAICTA) yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Kami mengharapkan tahun depan dari Batam bisa ikut Indonesia ICT Award sekaligus ikut lomba di tingkat nasional. Dan secara bertahap pada 2015 bisa ikut lomba di tingkat internasional agar industri animasi bisa cepat tumbuh,” paparnya. (ian) (190)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar