NONGSA (BP) – Pesawat kargo Rusia Volga-Dneper yang berangkat
dari Darwin, Australia tujuan Maladewa, mendarat di Bandara Hang Nadim
karena kekurangan bahan bakar, Kamis (29/11) sekitar pukul 09.26 WIB.
Setelah mengisi 8.000 liter avtur, pesawat Antonov tipe AN-124 /
RA-82042 atau setara dengan pesawat komersil terbesar di dunia Airbus
380 itu kembali terbang sekitar pukul 13.52 WIB untuk melanjutkan
perjalanannya.
Kabag Keuangan dan Umum Bandara Hang Nadim, Suwarso, mengatakan pesawat yang berbobot 392.000 kilogram tersebut telah meminta pendaratan di Hang Nadim sehari sebelumnya, Rabu (28/11) malam untuk mengisi bahan bakar.
“Namun baru hari ini (kemarin) melakukan pendaratan,” ujar pria berkacama itu.
Setelah mendarat di Hang Nadim, pesawat ditempatkan melintang di Apron AD Hang Nadim, tidak di taxiway (parkir bandara) seperti pesawat lainnya. “Karena jet blus (gas buang) pesawat tekanannya tinggi, sehingga kita tempatkan di Apron AD,” tutur Suwarso.
Kapten Alexander Lajarek yang membawa 16 orang penumpang itu sempat keluar untuk mengecek keadaan pesawat yang dikemudikannya. Bahkan, Alaxander sempat mengabadikan dirinya melalui kamera hape ketika berada di Hang Nadim.
Suwarso mengatakan jika pesawat Antonov buatan Rusia tersebut merupakan kapal kargo berbobot besar yang mampu membawa pesawat tempur hingga puluhan kendaraan roda empat. Pesawat tipe Antonov tersebut sudah empat kali mendarat di Hang Nadim.
“Ini membuktikan jika bandara kita mampu menampung pesawat besar sekelas Antonov dan A-380,” beber Suwarso.
Namun, ditambahkan Suwarso, pendaratan dan parkir tersebut tidak gratis, pihak maskapai harus membayar 1886,52 dolar Amerika atau setara Rp17.921.940. Melebihi pembayaran empat pesawat yang dialihkan (divert) dari Bandara Changi Singapura karena cuaca buruk, belum lama ini.
“Hitungannya berbeda, tergantung bobot pesawat, serta lamanya parkir,” ungkap Suwarso. (hgt) (71)
Kabag Keuangan dan Umum Bandara Hang Nadim, Suwarso, mengatakan pesawat yang berbobot 392.000 kilogram tersebut telah meminta pendaratan di Hang Nadim sehari sebelumnya, Rabu (28/11) malam untuk mengisi bahan bakar.
“Namun baru hari ini (kemarin) melakukan pendaratan,” ujar pria berkacama itu.
Setelah mendarat di Hang Nadim, pesawat ditempatkan melintang di Apron AD Hang Nadim, tidak di taxiway (parkir bandara) seperti pesawat lainnya. “Karena jet blus (gas buang) pesawat tekanannya tinggi, sehingga kita tempatkan di Apron AD,” tutur Suwarso.
Kapten Alexander Lajarek yang membawa 16 orang penumpang itu sempat keluar untuk mengecek keadaan pesawat yang dikemudikannya. Bahkan, Alaxander sempat mengabadikan dirinya melalui kamera hape ketika berada di Hang Nadim.
Suwarso mengatakan jika pesawat Antonov buatan Rusia tersebut merupakan kapal kargo berbobot besar yang mampu membawa pesawat tempur hingga puluhan kendaraan roda empat. Pesawat tipe Antonov tersebut sudah empat kali mendarat di Hang Nadim.
“Ini membuktikan jika bandara kita mampu menampung pesawat besar sekelas Antonov dan A-380,” beber Suwarso.
Namun, ditambahkan Suwarso, pendaratan dan parkir tersebut tidak gratis, pihak maskapai harus membayar 1886,52 dolar Amerika atau setara Rp17.921.940. Melebihi pembayaran empat pesawat yang dialihkan (divert) dari Bandara Changi Singapura karena cuaca buruk, belum lama ini.
“Hitungannya berbeda, tergantung bobot pesawat, serta lamanya parkir,” ungkap Suwarso. (hgt) (71)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar